Selasa, 14 Juni 2011

Nani Idamanku


Tepat pada jalanan yang agak gelap, kusuruh Nani melucuti BH-nya saja sekalian dan memasukkan ke kantung belanjaan, "Sret.. sret.. sret.." lepaslah benda penghalang tanganku untuk bergerak lebih leluasa memperoleh kedua daging montok itu, karena kini hanya terhalang baju kaos longgarnya saja.


"Aduuh Mas, bener-bener nggak sabar sayaang.. pelan-pelan saja yaa, nggak enak dilihat orang..ahhh geli Sayang.. eehhgg.." agak berbisik dia melenguh geli.
Kedua tanganku masuk dari kedua sisi belahan di bawah ketiak Nani meremas dan mejepit puting susunya sambil tubuhnya kupeluk rapat ke tubuhku, "Ehh.. Mas.. Nani geli banget.. Mas udah nggak sabar.. nekat juga bercumbu di jalanan.."
"Yah, rasanya aku sudah tidak sabar.. Sayang," kecupanku menutup bibir Nani.

Sesampainya di rumah segera saja Nani langsung masuk ke dalam kamar dan aku menyusul sewaktu Nani sedang mematut bra yang baru dibeli tadi. Saat itu Nani menyuruhku untuk duduk saja di dekat meja, sedangkan Nani duduk di depan meja rias. Dia hanya mengenakan celana dalam dan dada terbuka, sambil mengamati BH baru di tangannya yang akan dicobanya.

"Sabar sebentar ya Maas.. duduk dulu yang manis di situ yaa.. jangan dekat-dekat dulu," cegahnya.
Aku terpesona melihat Nani, betapa indahnya buah dada montok itu dilihat dari samping saat mengenakan cup BH baru sementara di celanaku sudah menonjol lagi.
"Gimana nich Yaang.. emang pantes model bra ini buat Nani?" tanya Nani berusaha meyakinkankuuntuk mengomentarinya.
"Aku dong yang mestinya memasangnya.. aku kan yang tahu cantik tidaknya ke tubuh Nani."
"Ah, ntar Mas pasti maunya mainin nenen Nani lagi saja.." terpesona aku melihat buah dadanya yang busung, mungkin karena melihat puting Nani yang agak menonjol waktu itu karena tidak memakai BH di balik daster tipisnya karena kebiasaan Nani kalau di rumah kadang-kadang suka tidak memakai BH, terutama waktu udara lagi panas.

"Kalau sering nggak pake BH ada yang bilang entar buah dada bisa cepat turun Mas?"
"Ah, asal sering diremas seperti punya Nani, nggak dong.." alasan karena aku begitu terangsang.
"Memangnya tangan Mas mau megangin terus, buah dada gede itu harus ada yang nyangga.." Sambil melirik matanya menggodaku, bahwa menyadari aku sedang mengagumi miliknya yang indah. Payudaranya benar-benar mengundang siapa pun tahan berlama-lama memandang untuk menikmati. Keindahan buah dadanya seolah selalu menumpahkan birahi dari balik BH 36C yang dia kenakan. Besarnya birahiku menikmati keindahan buah dada wanita kusadari sebagai obsesiku sejak dulu.

"Sini dong Yaang.. katanya mau memasangkan BH barunya ke Nani.." segera kuhampiri tubuh telanjang itu. Gadis muda ini memang cantik dan seksi. Berkulit kuning bersih, dadanya menonjol bulat. Ketika sebelah kakinya sengaja dia naikkan ke bibir dipan yang memang agak tinggi itu, pahanya yang putih mulus merangsang sekali.

Kupegangi BH yang baru, dan kupasangkan cup bra 36C-nya tepat pada kedua bukit payudara Nani.Tangannya ke belakang mengaitkan kaitannya di punggung. Di saat tangannya ke belakang ini, buahdadanya tampak semakin menonjol. Aku tak tahan lagi, batang kelaminku bertambah tegak mengeras mendorong celana dalamku menonjol. Aku menggeser cup BH-nya lebih ke bawah. Kini lebih banyak bagian buah dada itu yang tampak semakin membusung dan tanganku mengelus bagian bulat mulus itulalu kucium permukaannya, tanda kekagumanku akan keindahan bukit payudaranya.

"Wah.. kamu memang benar-benar cantik sayang.." pujiku.
Di dada Nani kini tampak dua gumpalan daging kenyal putih, begitu sesak tertahan BH. Aku bertahan untuk memuaskan mataku memandangi keindahan bentuk liku tubuh Nani. Nani senyum tersipu, "Ahh.. Mas bikin Nani malu, dilihatin begitu.. Mas suka yach.. Nani pakai BH ini.."
"Yah kalau nggak suka, masa mataku tersiksa sampai nggak bisa kedip, sekarang celana dalamnyayang baru sekalian dong, biar komplit."
Nani segera membuka celana dalam yang masih dikenakannya dan memelorotkannya sambil membungkukkan badannya sehingga aku dari belakang terlihat tonjolan bukit kemaluannya. Aku tertegun saat melihat bukit liang kewanitaannya yang benar-benar kencang dan padat itu. Aku yakin itulah yang membuat jepitan ke batang kemaluanku sangat kuat dan sedotannya terasa sekali, karena kencang dan padat, membuat ketagihan penisku untuk terus dibenamkan di dalam liang vaginanya.

"Ooohh.. Maasss.." Nani merintih keenakan, saat jari tengahku kugosokkan diantara bibir vaginanya dari belakang. Dan kulanjutkan dengan tanganku membantunya untuk menarik celana dalam Nani agar terlepas dari pinggulnya yang bulat montok itu. Kupeluk dulu tubuh telanjang Nanidari belakang dan kudekap payudaranya yang sudah tertutup BH sementara ciumanku mendarat pada lehernya yang jenjang.

"Uugghhh.. Yaang.. Nani nggak tahan.. Mas punya penis udah nakal di pantat Nani.." ketika merasakan batang penisku menyodok diantara pantatnya, tepatnya di selangkangan Nani. Nani berusaha menggeser melepaskan pelukanku. Kupasangkan celana dalam baru, yaitu model CD yanghanya diikat tali di pinggulnya yang apabila dipakai tampaklah paha belakangnya mulai dari pangkal pinggul dan kakinya yang mulus nampak sempurna, sehingga benar-benar membuatku terangsang dan dengan satu kali tarikan celana itu akan terbuka. Ouwhh.. ingin rasanya aku segera menyetubuhinya dan lengkaplah apa yang kuinginkan akan penampilan Nani dengan sepasangCD dan BH yang menggairahkan birahi. BH yang membungkus buah dadanya yang berukuran 36C sangatminim dan sempit seakan buah dada Nani akan tumpah, nampak putingnya yang besar berwarna coklat kehitaman tampak jelas di balik BH tipis berwarna putih itu.

"Non.. kamu tambah merangsang saja," sambil berdiri kupeluk demikian kuat tubuhnya. Aku mulai mencumbunya, saling berpagutan diantara bibir, sambil tanganku mengusap leher dan punggungnya.Tanganku menelusuri bagian V ujung celana dalamnya, memberi pijitan empuk ke bibir vaginanya yang kenyal itu. Birahiku semakin memburu untuk tidak dapat kutahan lagi untuk berbuat lebih jauh lagi. Segera kupeluk tubuhnya dari belakang. Dengan cepat kubuka celana dalam Nani dan kupelorotkan dari tubuhnya. Seketika itu aku lagi-lagi terpesona melihat tubuh yang sintalitu dalam pelukanku hanya mengenakan BH. Ketiaknya yang putih bersih dan wangi sangat merangsang untuk kucium dan kujilati. Di selangkangannya kuraba gundukan daging yang tertutup oleh bulu-bulu yang juga lebat. Bulu-bulu halusnya. Dalam hati, aku ingin mencumbunya dengan lembut dan tidak tergesa-gesa menuju kepersenggamaan yang sebenarnya.

Dengan perlahan tanganku mengusap dan mengelus bagian permukaan yang menggunduk bulat mulus payudaranya pada bagian yang tidak tertutup cup BH. Kuturunkan tanganku lebih ke bawah, terus sampai batas bawah BH, mulai tanganku menyelusupi gundukan daging di baliknya, mencari puting susunya dan bulatan mengeras kuperoleh sambil kupilin, semakin tegang dan keras puting susu Nani yang semakin menonjol.

Aku mulai menjepit kedua puting Nani dengan jari telunjuk dan jari manisku, sambil sedikit menariknya dengan perlahan. "Enak ya rasanya.. nggak puas kalau nggak kupijit."
"Ah Yaaang.. menyiksa Nani.. terus Sayang enak.."
Kedua puting dengan cepatnya mengeras, terasa sakit bercampur nikmat.
"Ah.. ah.. enak sekali rasanya," Nani segera akan berbalik menghadapku, tapi aku menahannya, tangan Nani mulai mengarah tengkuk leherku. Sementara itu tanganku tetap meremas payudara Nani. Oh begitu nikmatnya, Nani betul-betul terangsang. Tangan kananku mulai bergerak menuju bawah dengan perlahan dan sampai ke bawah pusar, kugosok pada bagian V antara selangkangnya. Aku mulai mengelus rambut bawah Nani yang halus sedikit keriting.

"Aduh Maaas.. sudah banjir.." memang Nani merasa bagian bawah Nani sudah mulai lembab dan akuterus mengelus dengan lembutnya.
"Mass.. geli.. hehh.. eehmm.. teruss.. Sayang.. enak.. ah.. ah.. aduh Mas.. ah.. saya tidaktahan.. enak sekali.."
"Gimana.. enak rasanya.."
"Ah.. Mas enak sekali.. terus Mas.. jangan berhenti.. satu lagi Mas.. ah..!" lidahku menjilat bagian belakang telinga Nani. Gelinjang tubuhnya mulai kurasakan, tanganku sebelah kanan turun ke bagian perut dan semakin ke bawah mencapai ke pinggir atas pahanya dan tanganku kuselipkan ke gundukan daging yang ditutupi oleh bulu-bulu lebat dan halus diantara pangkal pahanya. Jariku mulai menggosok-gosok gundukan daging itu, ke atas dan ke bawah sementara itu telapak tangan kiriku masih menyusup ke balik BH-nya yang terasa benar terlalu sempit untuk buah dada berukuran 36C atau mungkin hampir tak mampu membungkus payudara semontok itu. Dengan bernafsu kuremas-remas buah dada montok di balik BH yang masih membungkusnya, hasratku untuk bersetubuh begitu menggebu bahkan dengan berpikir seperti ini saja sudah penisku berdenyut.

Tak puas sampai disitu kudekatkan wajah dan mulutku ke buah dadanya sebelah kanan lalu dengan kucium dan kujilat daging susunya dengan sepenuh perasaan. Kupejamkan kedua mataku menikmati indahnya gairah cumbuku dengan Nani. Masih pada posisiku memeluk Nani dari belakang.
"Oooww.. Masss.. geli ahh.. mmm.. aduuuhh.. jilatanya.. auwww.. aaa.. iiihhh.. nakal.. mmm.. uuhhh.. ih.. geliii.." Aku semakin bernafsu, "Crosp.. crosp.." ketika mulutku mulai menghisap dan menyedot permukaan daging payudaranya dan bibirku mulai aktif mengenyot permukaan buah dadanya itu agar meninggalkan bekas tanda merah pada permukaan daging yang putih mulusitu. "Oowww.. aduuuh.. Maass.. geliii.. mmm.. aaahhh.. iihhh.. mmm.. aduuhh.. sakit Masss.." pekik Nani semakin keras.

Kini posisi berhadapan dengan tubuh saling merapat, semakin asyik menyedot dan menghisap daging buah dada montoknya secara bergantian dan sementara Nani semakin asyik merintih keenakan, jemari kedua tanganku mulai bergerak menyusuri sekujur tubuh mulusnya yang seksi, mulai dari punggungnya yang halus mulus terus bergerak ke bawah ke pinggulnya yang bulat aduhai begitu menggemaskan. Aku meremas pelan pinggul dan pantatnya dan semakin lama semakin kuat sakinggemasnya. Begitu kenyal dan padat dan penisku makin menonjol membelah selangkangan Nani yang masih tertutup CD. Batang penisku yang menegang semakin menggila, kugesek naik turun makin cepat, kurasakan sudah berkali-kali cairanku keluar menandakan sudah saatnya untuk melakukan senggama. Namun jari tanganku masih belum berhenti menjamah tubuh Nani yang merangsang ini.

Jari telunjuk dan tengahku kugunakan untuk menyibak bibir-bibir kemaluannya untuk mencari jalan masuk ke vaginanya. Nani menyedot lidahku dengan lembut. Uh nikmatnya, tanganku menyusup diantara dada, meraba-raba dan meremas kedua belahan susunya yang montok itu.

"Mmm.. ooohh.. Nani.. aahhh.." kegelian bercampur nikmat saat Nani memadukan kecupannya dileherku sambil menggesekkan selangkangannya yang basah itu pada penisku.
"Mas.. sedot susu Nani lagi.. Yaang.." tangannya meremas sendiri buah dada itu, aku tak menjawabnya, bibirku merayap ke arah dadanya, bertumpu pada tangan yang kutekuk sambil berusaha meraih susunya dengan bibirku. Lidahku mulai bekerja liar menjelajahi bukit kenyal itu senti demi senti.

"Ohhh.. Ohhh.." rontaan perempuan itu mulai mengendur.
"Aawww.. aduuuhh.. Masss.. aawww.." pekik Nani kegelian.
"Mmm.. enak sekali Non.." bisikku setengah serak.
"Mas.. Maass jilat memekku Sayaaang.." bisiknya pelan terdengar bernafsu.
"Oouuh yaahh.. Mas.. ooouuhh.. yaahhh.. terus Sayang.."

Cukup lama sekali kukira aku mencumbu alat kelaminnya itu, sampai kira-kira lima menitan saat jerit gairahnya terdengar. "Mas.. Mas.. yaach.. buka mulutmu Sayang.. aduuhhh.. aku mau keluar Sayang.. uuuhh.. oouugghhh.." pekiknya keras. Rupanya Nani sudah hampir sampai ke puncak orgasmenya. Sambil pinggulnya diangkat, jemari tangan kirinya menyibakkan bibir vaginanya yang sudah basah habis kujilati sedang jari telunjuk kanannya menggosok-gosok daging vaginanya dengan cepat. Dapat kulihat jelas liang vaginanya yang mungil dan sudah basah itu sedikit membuka. Melihat pemandangan merangsang itu segera kubuka mulutku lebar-lebar menunggu cairan orgasme tumpah keluar.

Tiba-tiba saja beberapa semprotan bening dari liang kemaluan Nani tumpah keluar langsung masuk ke dalam mulutku. Hmmm.. ada rasa asin dan gurih bercampur jadi satu, langsung kutelan nikmatsemuanya. Baru sekali ini aku tahu bahwa wanita juga dapat menyemburkan cairan orgasme.

Nani mengerang dan merintih panjang menikmati puncak orgasmenya. Pinggulnya yang seksi aduhai sampai menggeliat-geliat hebat saking enaknya. Ssstt.. indah sekali. "Nnnggghh.. uuuhh.."Kudekatkan mulutku ke lubang kemaluannya yang masih meneteskan cairan kenikmatannya itu. Kuhisap dan kusedot sekuatnya sampai kurasakan tidak ada sisa lagi cairan yang keluar. Lidahku mengecap sedap menikmati lendir orgasme Nani sebelum akhirnya kutelan habis.

"Uuuhh.. Mas.. Mas.. oouhhh.. makasih Sayang.. uuuhhh.. barusan nikmatnya bukan main Sayang.." bisik Nani letih setelah orgasmenya berakhir. Kedua belah pantatnya dihempaskan ke dadakuyang bidang. Kini dapat kulihat kembali wajah cantiknya yang tampak berkeringat basah. Namun rona-rona kepuasan dan kebahagian terpancar di wajahnya. Kubisikkan ke telinganya permintaanku yang khusus. "Non.. kalau Mas pulang kantor, Nani pakai BH-nya yang beli tadi yaah.." begitu keinginanku, dan dia hanya mengangguk, "Heech.." Aku mengecupnya sebelum malam itu terlelap menikmati malam yang indah dalam pelukan gadisku yang semakin menggairahkan. Dan malam yang hangat itu beberapa hari terus berulang dalam suasana yang bebas di rumah kostku yang sedang sepi, hanya aku bersama Nani.
Part 8 (end)
Disaat lelap tidurku setelah sore itu kuberikan hadiahku sebuah bra dengan ukuran 36C itu, kembali Nani memintaku memenuhi gairahnya yang kembali bergelora ditengah malam. Mula-mula antara sadar dan tidak, aku merasa ada yang memberi gairah, sampai batang kejantananku terasaberdenyut nikmat. Barulah tersadar ketika penisku terasa tergesek sesuatu yang agak keras, dan ternyata gigi Nani menggores ujung batang kejantananku. Terjaga dari tidur, ternyata mulut Nani tengah mengulum ujung penisku dan mengisap-isapnya demikian asyik dan kami sudah sama-sama telanjang.

Aku segera bangun dan saat melihatku seakan Nani mengerti lalu menggeser tubuhnya agar tubuhku segera menindihnya untuk mulai percumbuan di tengah malam. Huuh.. enak rasanya saat kulit dada dan perutku bergesekan dengan kedua paha mulusnya itu. "Mmmm.. Mas.. aku siap dimasuki kejantananmu Sayang.." bisik Nani lembut. Wajahnya yang cantik itu nampak sedikit kusut setelah bangun tidur. Dan ssstt.. aku merintih nikmat dan seakan tak percaya ketika dengan penuh kelembutan jemari lentik Nani yang halus itu lalu memegang sembari memberi sedikit remasan gemas pada batang penisku yang sudah tegang sempurna dan membawanya ke celah bukit kemaluannyayang sangat merangsang birahi kelelakianku.

Hhmm.. aku kembali meremas-remas dan memuntir gemas kedua buah dadanya yang montok dan kenyal."Aahhh.." aku kembali merintih nikmat ketika Nani kembali meremas batang penisku. "Alat vitalmu menggairahkan sekali Mas.. setiap kali membuat birahi Nani naik terus.." bisiknya lembut, lalu kemudian Nani mulai mengangkat pinggulnya ke atas dan sedikit digeser ke atas pinggangku sehingga bibir kemaluannya yang rapat itu tepat berada di atas batang penisku yang menegang. Bibir kemaluannya disibakkan sendiri dengan membuka bibir vaginanya agar lebih leluasa penisku memasuki persenggamaannya. Perlahan lalu ditempelkannya kepala penisku ke belahan bukitkemaluannya dan diselipkan di situ. Sambil terus diremas-remas dan dikocok perlahan batang penisku yang menegang, Nani mulai menurunkan pinggulnya ke bawah dan, "Sleppss.." kurasakan ujung kepala penisku mulai memasuki sebuah lubang sempit diantara dua bibir liang senggama Nani. "Uuugghh.." bibirku tanpa terasa bergetar menahan sejuta rasa.
"Mmm.. uuhhh.. iihhh.. penismu Mas.. aww.." rintih Nani sedikit membimbing penisku masuk lubangkewanitaannya secara perlahan-lahan kulihat kepala penisku mulai tenggelam menembus ke dalam liang vaginanya.

"Aaahhh.. Nani.. ooouuhh.." Aku mengerang merasakan kenikmatan saat liang vaginanya menjepitbegitu ketat kepala penisku yang besar. Seakan diremas dan diurut oleh daging hangatnya yang lunak itu.
"Aaahhh terus Non.. aku.. ouuuhh.. teruss.. yaaahhh.. eenaaknya Nani.. oouuhh.." Aku menggeliat keenakan. Kupejamkan kedua mataku menikmati sensasi yang menggairahkan.
"Mas.. Mas.. yah.. oouuhh.. Sayang.. mmmhh.." rintih Nani sembari kurasakan ia terus menekan pinggulnya ke bawah. Seakan tiada hambatan dan begitu lancar selain rasa ketat dan hangat yang kurasakan pada separuh batang penisku yang telah berhasil memasuki lubang vaginanya.
"Aaahhh.. terus Nani.. aaahh.." pekikku semakin keenakan. Mili demi mili kurasakan lubang ketat vaginanya semakin dalam menjepit batang penisku. Seakan mencengkeram hebat saking sempitnya.Sekujur tubuhku seolah gemetaran menikmati sensasi seks ini. Kukonsentrasikan seluruh perasaan nikmatku pada jepitan hangat lubang kemaluan Nani yang secara terus menerus menyedot habis seluruh alat vitalku.

"Uuuh.. mmm.. penismu Sayang.. keras sekali Mas.. uuuh.." Akhirnya dengan satu hentakan kuat amblas sudah seluruh batang alat vitalku tenggelam ke dalam liang vaginanya yang sangat ketat dan hangat. "Hmmm.. penismu dorong lagi Sayang.. Mas.. ayo.. yang dalam Sayang.." Aku merintih nikmat merasakan batang penisku terjepit begitu sangat kuat, seakan diremas, diurut dan disedot oleh lubang vaginanya yang hangat. "Wooowww.. Luar biasa sekali Mas.. benar-benar besar dan memuaskan.. Uuuh.."
"Oouuhhh.. Nani.. nikmaat sekali.. aaahh.." erangku keenakan. Lutut dan sekujur kakiku sampai gemetaran menahan rasa nikmat yang baru pertama kali ini kurasakan. Aku benar-benar tidakmenyangka jepitan hangat liang vagina milik Nani ini sampai membuat jiwaku seakan melayang ke awang-awang.

"Non.. lubang memekmu rasanya hangat.. sempit jepitannya.." bisikku.
"Mungkin air vaginaku mulai keluar, hmmm.. kenapa Sayang.. licin yaaa.. penismu.. rasanya hangat yah.." bisiknya mesra menggoda. Aku tak sanggup menjawab lagi selain hanya merem melekkeenakan. Sambil setengah tertawa kecil direbahkannya tubuh bugilnya ke badanku sehingga kedua buah dadanya yang sebesar melon itu menekan dan menempel ketat di dadaku yang bidang.

Ughhh.. Nikmat sekali rasanya. Kupeluk gemas tubuhnya yang mulus dan montok itu. Wajahnya yang cantik menunduk ke arahku dan sejenak kemudian kami berdua kembali asyik saling bercumbu bibir. Sementara itu kurasakan kedua paha mulusnya yang mengangkangiku kini menjepit pinggangku dengan ketat. Aku menggelinjang keenakan merasakan otot-otot daging vaginanya yang menjepit batang penisku seakan memelintir dan meremas begitu ketat. Kupejamkan kedua mataku dan sejenak kemudian kurasakan pinggulnya mulai bergerak turun naik menyetubuhiku. "Aaahhh.." Aku mengerang-erang keenakan diantara cumbuan bibir Nani saat liang vaginanya yang sempit dan hangat itu mulai menggesek batang penisku keluar masuk.

"Ooouuhh.. Non.. ooouuhhh.. yaahhh.. ooouuhh.." erangku nikmat.

Begitu lembutnya Nani menggoyang pinggul turun naik dengan sangat telaten. Waktu serasa begitu panjang dan lama sekali. Kami berdua bercumbu mesra sembari saling mendesah keenakan menikmati pergesekan luar biasa pada alat kelamin kami yang telah menyatu. Vagina Nani menggesek keluar masuk batang penisku yang seolah diplintir-plintir tak karuan. "Nnngghhh.. Non.. oouuhh.. nikmaat sekali.. aahhh.."

"Uuuhhh.. Mas.. penismu nyampai ke dalam sekali Sayang.. nnggghh.."
Semakin lama Nani bergerak semakin cepat menaikturunkan pinggulnya membuat alat vitalku semakin kuat menggesek keluar masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kemaluanku sampai terguncang-guncang saking kuatnya Nani menghentak ke bawah. Aku merasa tak ada lagi batang penisku yang tersisa diluar karena begitu Nani menghentakan pinggulnya ke bawah seluruh batang penisku serasa dijepit kuat oleh bibir daging kelaminnya yang hangat sampai kandas.

Kemaluanku merasakan nikmatnya senggama yang sangat luar biasa ini. Sambil saling berpelukan erat kurasakan Nani merintih dan mengerang semakin keras. "Oouuuhh.. Mas.. Mas.. Yaang..oouuuhhh.. oouuuhh.." Aku menduga Nani sebentar lagi akan orgasme. Benar saja, kemudian kurasakan otot-otot daging vaginanya tiba-tiba menjepit alat vitalku dua kali lebih kuat membuatku. Sekujur tubuhku menahan rasa nikmat yang tak terkira.

Tiba-tiba tubuh Nani terasa kaku dan kedua pahanya yang mulus itu diluruskan ke samping kiri dan kanan sambil mengejang kuat berulang kali. Aku sendiri merasakan liang vaginanya menjepitpenisku luar biasa kuatnya seakan diremas-remas dan dikenyot alat vitalku. Nani mengerang panjang sambil mengejang nikmat berulang-ulang. Sejenak kemudian kurasakan seluruh batang penisku merasakan cairan hangat.

"Ooouuhh Mas.. Mas.. penismu.. ooouuhhh.." pekiknya nikmat di puncak orgasme keduanya. Beberapa detik kemudian Nani akhirnya terdiam kelelahan. Lubang kemaluannya masih menjepit batangpenisku sampai kandas. Kupeluk dan kubelai mesra pinggang dan punggungnya yang putih mulus menenangkan perasaannya yang baru terpuaskan.

"Kau puas Non.." bisikku penuh kasih sayang.
Ia mengangkat wajahnya yang tampak basah berkeringat dan letih. Bibirnya yang merah tersenyum penuh kepuasan yang tak terkira.
"Mas.. yaahh.. oohh.. kau kuat sekali Sayang.. kamu sendiri belum juga keluar Sayang.. ohhh.. kau hebat Mas.. penismu.. cupp.. cuppp.. serasa membuat aku gila," katanya pelan sambil mengecup bibirku penuh kemesraan. Aku tersenyum bangga, aku sendiri juga tidak mengira dapat mengimbangi bahkan lebih tahan lama saat bersenggama dengannya tadi. Padahal jepitan dan gesekan liang vaginanya luar biasa ketat dan nikmatnya.

"Uuuhh.. Mas.. panjang sekali penismu Sayang.. uuuhh.. malam ini keluarkan air spermamu.. sepuasmu Sayang.. uuuhh.. Aku juga puas Sayang," bisiknya penuh gairah nafsu.
Aku masih sempat tersenyum geli diantara desah kenikmatanku mendengar ucapannya.
"Uuuhh Sayang.. kuat sekali Mas.. hmmm.. benar-benar kau laki-laki pemberi gairahku.. uuuw.." bisiknya manja.
"Non Sayaaang.. Non ingin beberapa kali lagi malam ini?" bisikku gemas menahan rasa nikmat.
"Ehhh.. hik.. hik.. Mass.. maunya sampai subuh.. Nani merasakan birahinya teruss.. mmm.. Nani minta kepuasan terus Mas, maafkan Nani pengin terus seperti nggak ada puasnya kalau hanya sekali, memeku nyut-nyut terus kalau megang kemaluan Mas yang lagi tegang, boleh nggakYaang.." bisiknya mesra.

Sungguh tak terperikan rasa nikmat yang kurasakan. Jiwaku seakan diatas awang-awang terbang ke dalam sorga kenikmatan yang luar biasa. Kukecup dan kukulum bibirnya yang merah sepenuh perasaan. "Nnnghh.. Mas.. barusan sepertinya banyak sekali air spermamu Sayang.." bisiknya manja menikmati tubuhnya yang sedang kusemai. Aku tak tahu lagi sudah berapa semburan yang kutumpahkan ke dalam liang rahimnya, betapa kenikmatan yang sedang melanda tubuhku itu membuat seakan ringan tak berdaya menyetubuhinya seakan tiada rasa puas dalam hatiku untuk terus menggeluti tubuh Nani yang montok dan sintal ini.

"Terkadang aku ingin berhenti.. tapi terasa masih kurang juga bagai mau pingsan.. kecapekan.. hik.. hik.." keluhnya manja.
Begitu luar biasa nikmatnya. Perasaanku sekarang seolah begitu ringan.
"Nnngghh.. Non.. nnngghh.. oohhh.." bisikku gemas.
"Iiihh.. Mas.. sudah ah.. hik.. hik.. nakal sekali kamu Sayang.. cabut dulu ahh.. kemaluanku gelliii, mau lagi sih tapi istirahat dulu.." rintihnya kenikmatan.
Jemari tangannya dengan gemas mencubit pantatku yang masih bergerak turun naik menyetubuhinya."Mas.. Mas.. hik.. hik.. aawww.. nggak tahan gelinya Sayang.. jangan cepat-cepat masukinnya Sayang.. aaawww.." Nani merintih kegelian ketika kucabut batang kejantananku dari liangsenggamanya. Alat vitalku terasa masih sedikit gatal-gatal dan masih menegang seolah masih menyimpan keinginan yang terpendam.

"Aduuuhh.. Mas.. Sayang.. iiihh.. gelii.. ah Sayang.. nnggghh.." bisiknya lirih. Namun diakhir ucapannya itu aku merasa Nani mulai merasakan kenikmatan lagi.
"Non.. air spermaku mau keluar lagi nih biar keluar di dalam saja ya, Yang.." bisikku mulaimerasakan kenikmatan senggama itu kembali.
"Oouuhhh.. Mas.. kau luar biasa Sayang.. oouuhh.." bisiknya sembari menikmati sodokan alat vitalku yang mulai menggelitik klitorisnya ke sorga kenikmatan. Kedua pahanya yang mulus kembali menjepit pinggangku erat. Kedua tangannya memeluk tubuhku mesra dan jemari tangannya mengelus mesra punggungku yang berkeringat basah. Begitu nikmat dadaku menindih kedua bulatan payudaranya yang kenyal dan padat itu. Kedua puting susunya terasa keras dan runcing menusuk kulit dadaku. Geli rasanya. Kami saling bercumbu bibir sembari menikmati rasa nikmat pergesekan alat kelamin kami yang saling beradu untuk mencari kenikmatan.

"Mas.. yaahh.. cupp.. cuppp.. oouuhhh.. nggghh.. oooww.. air spermamu biar aku simpan di dalam rahimku Sayang.. heeh.. heeh.. yaahh.. aaauuuww.. enak.. nyuutt.. nyuutt.." rintih Nani nikmat. Mungkin sekitar setengah jam lebih karena kami berdua sudah sama-sama terpuaskan tadi, tetapi justru terasa jauh lebih nikmat. Kami berdua bisa sama-sama berkonsentrasi dan merasakan secara lebih mendalam dan lebih menjiwai persenggamaan ini. Setiap kami saling menggesek, kami bisa merasakan nikmatnya itu sampai ke tulang. Ia kadang sampai melenguh panjang keenakan ketika kubenamkan secara perlahan batang penisku ke dalam lubang kemaluannya sampai kandas, begitu pula ketika kutarik batang penisku itu pelan-pelan keluar dari lubang kemaluannya sampai-sampai ia menggigit pundakku karena gemas.

"Aaahhh.. Mas.. Mas.. nnggghhh.. nikmaatnya Sayang.. terus Sayang.. ulangi lagi.. aaahh.. uuuhh .. yaah.. mmm.." rintihnya. Tak terasa begitu cepat sekali rasa nikmat itu berakhir, pinggulku terhempas lunglai di atas tubuh Nani. Alat vitalku bermandikan air sperma di dalamliang vaginanya. Kurasakan batang penisku itu mulai bergerak menyusut. Nani menciumi bibirku dengan gemas. Berkali-kali mulutnya mengulum bibirku sampai lama sekali. Dari wajahnya terbayang betapa sangat puasnya dia malam ini. Begitu terlihat cantik dan alami meski tampak basah berkeringat. Kedua matanya yang kelihatan sedikit letih memandangku mesra.

"Ooh.. Mas.. aku benar-benar merasakan persetubuhan tadi nikmat sekali.. Mas.. nikmat sekali.. kali ini terasa lain.." Rasa gemas disertai pelukan yang erat sekali seolah tubuhku dan tubuhnya lumat menjadi satu dalam gelora puncak gelombang lautan birahi.
"Aku juga Non.. begitu nikmat sekali.. hmmm.. indah sekali Non.." bisikku letih.

Nani masih terkapar. Aku lunglai di atas tubuhnya. Ini sudah keempat kalinya aku bersetubuh dengan Nani hari itu. Yang terakhir inilah kurasakan sangat berbeda dibanding sebelumnya. Lebih nikmat, lebih memuncak, lebih lama, lebih banyak aku mengeluarkan spermaku, susah untuk diceritakan.

"Ooh.. Mas, kamu hebat.." diciumnya pipiku dengan gemasnya.
"Apanya yang hebat, Nani."
"Mas betul-betul lelaki milik Nani.. ini milikku Mas." tambahnya diremasnya penisku dengan gemas.
"Mas, luar biasa." tak putus-putusnya ia memujiku.
"Memang enak nggak tadi, Non?"
"Wow.. bukan main.. Nani mau lagi sebelum Mas pergi ke kantor!"
Kupeluk tubuhnya, aku merasa bahagia sekali.
"Nani sayang.." aku berbisik semesra mungkin.
Agak kaget Nani memandangku, lalu tersenyum, manis sekali.
"Ada apa Yang?" Nani memanggilku.
"Aku sayang Nani."

Kucium bibirnya.
"Hhmm.." lenguhnya.
"Kalau lama, enak sekali ya Non."
"Kok kamu tadi bisa lama."
"Nggak tahu, Non. Mungkin karena tadi sudah yang kedua, jadi bisa nggak cepet orgasme."
"Atau mungkin karena Mas udah mulai berpengalaman."
"Yang sudah pengalaman Nani kali."
"Aaa.. Huuuu.. awas yach, nuduh Nani," sambil mencubit penisku.
"Maksudku, Nani tambah berpengalaman dalam memberiku kenikmatan selama 3 hari ini," godaku lagi.
"Aaah, udahlah, Mas." kami lalu diam lagi.

"Mas.." panggilnya tiba-tiba.
"Ya.. Sayang."
"Jangan tinggalin Nani, Ya.."
"Oo, nggak dong. Nani yang udah memberikan kehangatan begini mau ditinggalin."
"Nani serius, Mas.."
"Saya juga serius, Non.. Saya ingin begini setiap hari, Non."
"Saya butuh kamu Mas, Mas telah semakin memberikan kenikmatan yang nggak bisa dan tidak akanpernah Nani lupakan."
"Nani rasanya tidak bisa ngelepas nikmatnya Mas nyetubuhin Nani setiap hari." pintanya dengan mimik memelas seolah memintaku untuk selalu menyetubuhinya.
Pelukanku semakin erat malam itu mendekap polosnya tubuh gadisku di atas ranjang yang entah berapakali telah memberikan pengalaman bercinta yang terus bergelora. Dan kami benar-benar lunglai hingga sinar matahari pagi mulai mengintip ke kamarku.

Dan kenikmatan bersama Nani terus berulang hampir seminggu, kejadian di rumah kost dengan pengalaman hubungan persetubuhanku dengan gadis dari kampung itu terus terulang dengan rutin sampai saat kakaknya datang beserta keluarganya dari kampung. Ini bagai menyiksaku maupun Nani untuk dapat mengulang kembali gairah kenikmatan bersetubuh yang sudah demikian biasa kami rasakan bersama. Entah dengan cara bagaimana dan kapan lagi persetubuhan itu dapat kuulangi lagi, aku belum tahu. Terasa sekali aku kehilangan dia, Nani gadis dari kampung. Bila mungkin kuulangi saat-saat indah bersamanya? Sedang kucari saat yang memungkinkan