Selasa, 14 Juni 2011

Nani Gadisku PART 5


Lalu berdua kami tidur berpelukan, tanpa pakaian. Nani yang punya ide begini. Enak juga. Jam dinding menunjuk pukul 13:45. Dua ronde permainan makan waktu hampir 1,5 jam, pantas saja aku lelah. Dengan tergagap aku terbangun. Hah.. Dimana aku ini? Nani masih ada di pelukanku. Kulihat sekeliling, ah rupanya sempat aku terlelap sesaat, aku tertidur di kamar Nani! Ada rasa enak di bawah sana dan Nani sedang mengelus-elus penisku yang tegang. Elusan ini yang membuat aku terbangun. Kulihat jam dinding, pukul 13:55. Ah, sudah hampir habis jam kerja, berarti aku harus kembali ke kantor untuk sekedar absen. Tapi Nani ini.. Nani memandangku, tersenyummanis tapi dia tahu apa yang akan kulakukan.
 
"Punyamu udah keras, Mas.."
"Tapi aku mesti kembali ke kantor, absen dulu, jam kerja sudah habis.."
"Ah.. jam kerja Nani kan belum habis Mas, masak mau ninggalin Nani sih, Nani lagi tanggungnih."
Buah dada itu menyembul karena terpepet dadaku. Aku terangsang lagi.
"Yangg.. Nani mau lagi dong.. ayo Mas penismu masukkan lagi yaach?"
Langsung saja kuraih buah indah itu. Putingnya sudah keras. Kami berpagutan, dan rasanya aku tidak sampai hati meninggalkan Nani yang sedang naik birahinya. Aku ingin tahu kesiapan Nani siang itu, tanganku ke bawah sana. Sudah basah rupanya. Mengingat waktu, aku ingin segera mulai. Nani pun paham. Kembali aku melakukan pertempuran panjang melawan nafsu birahiNani. Aku mempercepat goyanganku dan terus melumat bibir Nani, mencegah desahnya yang makin keras, aku makin hebat menggoyang dan siang waktu istirahatku yang melelahkan sekaligus penuh kenikmatan.

Menunggu sore tiba sengaja aku tidur-tiduran saja berdua dan tidak ada lain lagi bercumbu dan bercanda yang tidak lepas dari masalah kenikmatan persetubuhan yang pernah kami lakukan selama ini.
"Mas.. kalau nenenku dijilat terus jari Mas main di memek Nani, rasanya enak berlipat-lipat dan biasanya saya semakin terangsang untuk disetubuh lagi.."
"Nani itu semakin hari rasanya semakin enak untuk disetubuhi, makanya ininya dijaga dan dipelihara baik-baik."
"Terus gimana meliharanya Mas?"
"Ya dengan cara begini, Nani sering dielus, digoyang, diremas-remas begini, biar otot buah dadanya sering terangsang, Nah tuh.. tuh, putingnya tegang khan.."
"Ah, Yaaang itu boong, dasar memang lagi mau ngeremas nenenku aja.. ahh.. geli pentilku jadibeneran tegang tuh, gede Mas.."
"Kalau udah tegang putingnya gitu, gimana sih rasanya Non?"
"Ya, geli-geli begitulah.."
Lalu kami berdua tertawa.

"Kalau rambutnya dicukur agar semakin kelihatan.. gimana Non? Uuhh.. pasti lebih merangsangkali yah?"
Nampak dia agak kegelian oleh sentuhan tanganku yang sengaja mendarat di permukaannya, dia mengeluh lirih, "Aduh, geli lho, Mas.. iih, begini aja aku kegelian.. emang Mas mau atau kepingin rambutku dicukur?"
"Kapan-kapan boleh yah.. Mas cukur rambutnya?"
"Kayak apa yah memekku tanpa rambut, hi.. hi.. hi, ah lucu.. Mas ada-ada saja.."
"Mau nggak Non dicukur?"
"Iya.. ya lah kapan-kapan, jangan sekarang.." tanda setujunya.

Kembali tanganku mengelus vaginanya di seputar rambut-rambut halusnya yang keriting.
"Eh.. Mas, kalau lagi sendiri, aku sering membayangkan Mas kalau lagi menyingkap dasterku, lalumenggosok-gosokkan telapak tanganmu pada pahaku, kemudian aku merasakan kemaluanku mulai terangsang."
"Terus gimana kalau aku lagi pas nggak ada.."
"Paling buah dadaku perlahan-lahan kuremas sambil puting susuku Nani pijit-pijit. Kemudian akumengurutnya berputar. Nikmat sekali deh Mas.. tiba-tiba saja perasaan nikmat mulai menjalaribadanku.. nikmat, geli campur rasanya.. sangat bernafsu.. sampai terkadang aku telanjang bulat."

Nani sedang menceritakan fantasinya bila sendirian sejak mengenalku dalam arti kusetubuhi.
"Kumainkan jariku diantara selangkanganku yang terbuka. Kemudian kujilati payudaraku.. Oh, nikmat sekali sambil mempermainkan lubang memek.. kalau sudah begitu aku meraih bantal untuk menutup mukaku agar aku dapat lebih menikmati khayalanku sambil berteriak nikmat."
Tangan Nani mempermainkan kemaluanku sementara dia terus mengungkapkan pengalaman khayalan seksualnya.
"Untuk mencapai puncak, jari-jariku masuk ke dalam lubang kemaluanku. Semakin lama usapan jari ini semakin membuatku mengerang.. aaahhh.. Ah sudahlah tidak bisa ngomong bagaimana nikmatnya..Aahhh.. nikmatnya.."
Ia memberikan pengalaman saat terindah mencapai puncak orgasmenya dengan rinci apa yang dia alami untukku. Dia biarkan aku mengelus dan membelai buah dadanya. Aku merasa damai sekali berada di pelukannya. Wajahku sengaja kubenamkan di dadanya yang montok dan hangat itu.

Setelah hening entah berapa lama dan terasa istirahat siang yang melelahkan kulewati, nafsuku kembali terusik melihat kemolekan tubuh Nani yang tergolek lelap di sampingku. Aku beranjak bangun memandangi tubuhnya yang terlentang. Segera aku berdiri dengan lutut mengangkangi tubuhnya agar kemaluanku mudah mencapai payudaranya. Kembali kuraih kedua belah payudaramontok itu untuk menjepit kemaluanku yang berdiri. Agar kemaluanku dapat terjepit dengan enaknya, aku agak merundukkan badanku. Kemudian kemaluanku kukocokkan maju mundur di dalam jepitan buah dada aduhai itu. Cairan dinding vagina yang masih tersisa sengaja kuoleskan untuk membasahi kemaluanku sebagai pelumas yang pas agar memberi kenikmatan luar biasa pada gesekan-gesekan kemaluanku yang sengaja akan kugesekkan diantara kulit buah dada yang mulus itu.

"Non.. luar biasa.. Enak sekali.. Payudaramu indah sekali.. montok mulus.. Oh.. hangatnya..Sssh.. nikmatnya.. Tubuhmu luarrr biasa.." aku merintih-rintih keenakan. Sementara di dalam tidurnya Nani mendesis-desis keenakan, "Sssh.. sssh.. sssh.." Aku mempercepat maju mundurnya kemaluanku. Aku memperkuat tekananku pada payudaranya agar kemaluanku terjepit lebih kuat. Rasa enak menjalar lewat kemaluanku. Rasa hangat menyusup di seluruh kemaluanku. Karena basah oleh cairan vagina ditambah cairan yang keluar dari kemaluanku, kepala kemaluanku tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan buah dada Nani. Leher kemaluan yang berwarna coklat tua dan kemaluan yang berwarna pink itu muncul dan tenggelam di antara jepitan payudaranya.

Lama-lama rasa geli yang menyusup ke segenap penjuru kemaluanku semakin menjadi-jadi. Semakin kupercepat kocokan kemaluanku pada payudara Nani. Rasa gatal semakin hebat. Rasa hangat semakinluar biasa. Dan rasa enak semakin menuju puncaknya. Tiga menit sudah kocokan hebat kemaluanku di payudara montok itu berlangsung. Dan ketika rasa gatal dan enak di kemaluanku hampirmencapai puncaknya, aku menahan sekuat tenaga benteng pertahananku sambil mengocok kemaluan di kempitan payudara indah Nani dengan sangat cepatnya. Rasa geli, hangat dan enak yang luar biasa akhirnya mencapai puncaknya. Aku tak kuasa lagi membendung.

"Nani..!" pekikku dengan tidak tertahankan.
"Ahh, kenceng sekali Mas semprotannya.. ahh.. ahh.. ahh.." demikian teriak Nani setiap menerima semprotanku.
Rasa hangat dan nikmat yang luar biasa menyusup ke seluruh kemaluanku saat menyemburkan cairan dengan derasnya ke dagu Nani. Sampai empat kali. Kuat sekali semprotannya, dan kelihatan sangat kental. Sperma yang banyak sekali itu mengalir turun ke arah leher Nani yang putih dan jenjang, jatuh di antara belahan payudaranya. Sejenak aku terdiam menikmati akhir-akhir kenikmatan ini.

"Sungguh.. luar biasa.. Non, nikmat sekali jepitan buah dadamu.." aku bergumam lirih. Baru kali ini aku mengalami kenikmatan seks yang indah luar biasa, masturbasi dengan menjepitkan batang kejantanan diantara payudara gadisku yang seksi.
"Yaaang biar aku menjilati batang penismu yang basah itu.."
Nani mulai terangsang dengan tingkahku yang baru aku lakukan dijepitan payudara montoknya.Setelah menjilati permukaan penisku yang licin, Nani memasukkan seluruh kantong testisku ke dalam mulutnya.

Setelah itu kukeluarkan kantong testis itu dari mulutnya. Kumasukkan kepala penis itu ke dalammulutnya dan kutekan kepala ini hingga kepala penisku menyentuh tenggorokannya. Dengan perlahan kugerakkan mulut ini maju mundur. Nani tetap menjaga agar penisku tidak bergesekan dengan giginya.

Sekitar lima menit lamanya Nani menghisap-hisap kemaluanku sampai dia menghentikan oral seks ini. "Non gantian aku mau jilat permukaan buah dadamu yang masih basah.." dia merapatkan kedua daging payudaranya agar dijilati sementara mulutku menghampiri gundukan daging yang basah oleh spermaku. Nani kemudian berdiri lalu duduk tepat di atas penisku yang tegak berdiri. Kupegang penisku lalu kuarahkan hingga menempel di ujung mulut vaginanya. Dengan satu dorongan, penis itu telah menusuk vaginanya.

Perlahan-lahan Nani menggerakkan tubuhnya naik turun.
"Mas Nani mulai terangsang lagi.. aahh.. Nikmat sekali.. Makin lama aku menjadi makinbernafsu.." Gerakannya cepat sekali hingga dinding vaginanya terasa sangat licin dan buah dadanya tergoncang-goncang. Nani menjerit kenikmatan tapi berirama sesuai irama gerakan naik turun vaginanya menjepit kemaluanku. " Hahh.. hahh.. hhaah.. hahh.. ahh.. haah.. hhhmm.. sshh.. hhah.." demikian ritmis desah nafasnya. Bagaimanapun juga dia telah memberikan kenikmatan padaku. Jadi biarlah dia memperoleh kenikmatan dengan caranya sendiri.

"Aduuuhh.. Mas.. Auwww enak Mas.. aku udah enggak tahan.. ampun Yaang! Nani keluuuaarrr.."Aku merasakan jepitan kewanitaannya sungguh luar biasa, setiap gesekan makin membuatnya melayang-layang hingga akhirnya benar-benar hanya kepuasan tergambar di wajah manisnya di siang yang menyebabkan waktu istirahatku yang jadi kebablasan. Kuputuskan siang itu aku tidak kembali lagi ke kantor, meneruskan waktu istirahat hingga sore ditemani Nani berbagi kenikmatanhubungan suami-istri yang penuh keindahan birahi.

Kelanjutan cerita berikutnya adalah ungkapanku dalam keintimanku disuatu sore hari pada keindahan bagian tubuhnya yang semakin melambungkan hubunganku dengan Nani.
Nani Gadisku PART 3
Saturday, May 29, 2010 10:03 PM
Kelanjutan cerita ini pada hari pertama aku ditinggal induk semangku yang sedang pergi bersama keluarganya ke kampung, dan saat itu pula aku untuk pertama kalinya melepas keperjakaanku di rumah kost dengan Nani seorang gadis yang kebetulan adik induk semangku. Aku berdua melakukan kehidupan ranjang malam seolah bagiku menjalani malam pertama sepasang pengantin.



Sebenarnya aku masih awam terutama pengetahuanku tentang keperawanan seorang gadis sehingga pada malam itu aku juga tidak mempedulikan apakah Nani waktu itu saat pertama melakukan persetubuhan denganku mengalami pendarahan atau tidak dan kalau memang tidak, apa penyebabnya tidak terlalu kurisaukan. Hal itu benar-benar tidak kuperhatikan karena keawamanku, aku lebih didorong rangsangan birahi dan begitu pun Nani. Sepertinya dia mungkin juga tidak tahu akibat penetrasi kejantananku ke liang senggamanya, akan menghilangkan keperawanannya karena kepolosannya bagi dia yang hanya seorang gadis dari kampung.

Aku berdua lebih bertindak karena naluri antara lawan jenis yang mulai ada rasa tertarik dan meningkat menjadi saling birahi dan berakhir dengan hubungan persetubuhan di atas ranjang. Bagaimana proses hubungan persetubuhan itu kulakukan berdua maupun akibat dari hubungan itu juga kurang atau tidak kupahami. Kecuali bahwa selama persetubuhan antara aku dan Nani ituterjadi, yang kurasakan hanyalah kenikmatan pertama kali, yang selama ini belum pernah kurasakan juga oleh Nani sendiri. Kenikmatan yang menuntut untuk kembali ingin mengulang dan semakin menggebu untuk kuulangi berdua dalam suasana tanpa penghalang di tempat kostku, karena hanya berdua dengan Nani yang waktu itu hampir satu minggu lamanya.

Kisahku ini merupakan ungkapan ketika aku melewati hari atau malam kedua sejak hubungan intimku yang pada malam pertama sebelumnya tanpa diawali masa-masa pendekatan antara dua lawan jenis seperti pada umumnya, tetapi dalam waktu yang singkat dan spontan oleh dorongan perasaan kesepian dua manusia lawan jenis yang sudah dipenuhi perasaan birahi.

Sore setelah aku untuk pada malam itu aku dan Nani duduk berdua sambil nonton TV, tangan Nani tidak pernah puas-puasnya memegangi batang penisku, sejak dia mengenal kenikmatan hubungan seks denganku. Dia benar-benar memperoleh kesenangan baru batang penisku untuk tidak ingin dia lepaskan dari tangannya. Setiap ada kesempatan berdua, selalu tangannya dia masukkan ke dalam celana dalamku. Tentu tanganku juga tetap rajin menelusup ke dalam BH Nani untuk meremas dengangemas buah dada yang montok bulat itu. Berdua sambil terus nonton TV yang tidak kuhiraukan lagi acaranya karena kesibukanku bersama Nani saling memberi dan membangun gelora nafsu kenikmatan.

"Yaaang.. CD-nya copot aja.. Nani sudah pengin lagi boleh kan.." katanya penuh manja. Mulai terdengar rengekan merajuk dengan penuh nafsu, sambil lidahnya menulusuri bibirku.
"Ntar dulu dong Sayang, Mas masih pengin ngusap-ngusap tetek Nani yang.. eehmm.. montok,indah.. aah.. ehhmm.. menggemaskan, Sayang kalau dibiarkan.. eh.. omong-omong bisa montok begini gimana siihh Ni.." tanyaku iseng dan Nani senyum menggoda sambil dia buka kancing baju di dadanya, serta tangan kanannya sendiri mulai mengusap dengan atraktif, membangkitkan nafsukudengan gerakan usapan memutar melingkari bulatan buah dadanya sebelah kiri. Sementara tangan kananku membantu meraba permukaan buah dadanya yang sebelah kiri yang menggelembung montok,kususupkan telapakku melalui celah dasternya lalu dengan cekatan jari-jariku menjepit puting susu yang mengeras. Hmmm.. kelembutan buah dada wanita itu semakin membuatku bernafsu menggumulinya. Tangan kiriku tak mau ketinggalan, merambat ke arah bawah menuju daerah pangkal pahanya, Nani menyambutnya dengan meloloskan CD-nya lepas dari pinggul lalu paha hingga lolos dari kakinya.

"Mas.. dulu Nani selalu beginiin setiap hari.." ucapnya dengan sambil tangan kanannya memeragakan kepadaku, gerakan mengusap arah memutar payudara kirinya.
"Tambah nikmat kalau sekarang Mas yang ngeremesin.. Nani dulu suka merasakan aneh, kok.. kalau lagi iseng Nani suka memegang-megang payudara dan meraba putingku sendiri, ternyata.. Oh begini ini nikmatnya cewek kalau sedang dicumbui cowok dan nggak ngira sekarang dicumbui Mas mulai dari tetek sampai memek.. ahhh.. nggak terbayangkan sebelumnya.. rasanya melayang nikmat.." Sambil terus memperlihatkan gerakan tangannya melumat dan meremas buah dadanya yang dia perlihatkan kepadaku sengaja untuk merangsangku.

"Nani sering ngeremas-ngeremas sendiri.. ternyata sekarang.. Mas yang suka puting Nani.. uhhh.. rasanya.. achh selangit.. penginnya.. Mas membelai terus nenenku.. apalagi ditambah.. ini nich.. yang nonjol.. ehmhh.. gemes sama penis Mas yang tegang.." Dia mulai meraih tangan kananku dan diletakan tepat di puting buah dadanya sebelah kanan sambil menggoyangkanputingnya yang keras.

"Mas rasain puting Nani yang sudah tegang nich.. tuh nenenku pada merah dicupang Mas terus-terusan.. Maaas, enak nggak sih kalau megang nenen Nani begini?"
"Merangsang sekali, sampai ujung penisku jadi ikutan nyut-nyut.. dan tegang Non.."
Buah dadanya yang menggantung dan bergoyang mengikuti irama permainan tanganku. Aku meremas-remas, sesekali puting susunya kupilin.
"Aaauuu.. ooohh enaaak.. remeeess teruuus susu Nani.. Mas oohhh.. enak.. ehhh.. ahhh.. eeuhhh.. aahhh.. mmmhh.. aahhh.. enaaakkk.. ooohh Mas.. teruskan.. Yaang, puaskan gairahmu malam ini Yaaang.. Nani memang sudah lama ingin melakukan ini, kamu akan jadi lelaki pertama yang menyetubuhi Nani, puaskanlah, Mas lakukan, Nani pasrah Mas.. teruskan Sayang.." Aku meloloskan dasternya dan tubuh sintal semakin nampak polos mempesona, sambil tangannya membelai batang kemaluanku yang dari tadi tegang.

"Yaaang.. Nani kalau pegang ini.. enggak tahan, pingin lagi.. ayo dong Yaaang.." lagi-lagi Nani merajukku dengan manja sambil mengelus batang kejantananku.
"Sama juga, kalau aku megang buah dada Nani yang indah begini.." kataku sambil meremas.
"Mas.. kok kalau lagi ngisep Nani sepertinya nafsu, apalagi kalau puting susu Nani sudah diisap sama Mas.. aduhh.. selangkanganku.. langsung nyut-nyut nggak tahan, tahu-tahu terasa basah.. kayak pingin pipis," bisiknya dengan penuh merangsang di telingaku.
"Kalau aku ngeliat buah dada Nani yang montok jadi pengin ngemot putingmu, buah dada kok bisabulat begitu yaa.. Baru ngeliat aja penisku udah tegang.."
"Mas, Nani bahagia sekali rasanya setelah aku ngerasain gimana disetubuhi sama Mas.. sekarangbenar-benar kesampaian juga.. aaahh.."
Tangannya sambil terus membelai batang penisku yang telah dia keluarkan dari celana dalamku yang melorot.
"Ehhhmm.. aahhh.. adikmu aku kasih sun yang lama.. ehmmm.. eehhh.. ehmmm.. eehhm.. ehmhh.. heem.." Dengan penuh nafsu penisku dalam kuluman mulut Nani.

"Clepp.. cleppk.. clpeep.. cleppkp.. cleppk.. clpeep.. cleppkp.." bunyi mulutnya mengulum penisku.
"Yaaang.. yuk.. ahhh.. aku.. udah.. pingin.. duduk di sini aja.. kita lakukan di ruang tamu saja.." permintaannya dengan manja. Demikian ungkapan perasaan birahi masing-masing, ungkapan-ungkapan merangsang yang pernah saling kami ucapkan dengan bebas selama bercumbu rayu. Suatu sensasi, aku dan Nani melakukan pertama kali di ruangan tamu rumah kost ini, seolah tidak ada tempat yang dapat menampung gelora nafsu gairah seks kami di tempat yang lain. Tak puas-puasnya Aku menikmati bentuk buah dadanya yang bulat montok itu, aku begitu bersemangat sambil sebelah tanganku meraba punggung Nani. Buah dada besar dan lembut mulus itu pun menjadi kemerahan setiap kali kucupangi bertubi-tubi di sekitar putingnya. Sementara Nani kini bergoyang mempermainkan irama tubuhnya yang turun naik bergoyang ke kiri kanan untuk membagi kenikmatan, duduk di atas kemaluanku yang sedang beradu dengan vaginanya. Penisku yang tegang dan keras ituseakan bagai as pemegang.

"Ooohh.. ooohh.. ooohh.. ooohh.. ooohh Mas.. ooohh enaknya penismu Sayaaang.. ooohh aku.. enaaakk.. mmhhh.. sedooot terus susu Nani Sayaang ooohh.." Desah Nani bercampur jeritan menahan rasa nikmat dari goyang pinggulnya di atas tubuhku. Dia menggelinjang ketika aku meremas payudaranya dan memilin putingnya. Dengan jelas aku melihat dadanya yang montok terguncang seirama ayunan tubuhnya yang sedang berburu kenikmatan. Kupilin putingnya pelan dengan gerakan melingkar. Remasan dan pilinanku berpindah dari payudara yang satu ke payudara yang satu lagi bergantian. Kuturunkan wajahku dan kudekatkan ke payudaranya yang sebelah kanan. Kujulurkan lidahku dan aku mulai menjilati putingnya yang sebelah kanan. Nani sedikit mengangkat punggungnya dan mengerang, "Ohh.. Mas pindah ke puting yang satunya dong.. ehmmm.. eehhmm.."

Nani kemudian menurunkan sebuah kakinya sedangkan kakinya yang satu tetap di atas sofa. Hal ini membuat kakinya terbuka dengan lebar pada bagian selangkangan dengan vaginanya nampak semakin nyata memerah. Pantatnya sering terangkat naik jika aku meremas dan membelai paha bagian dalamnya. Vaginanya semakin basah dan licin. Kumainkan jariku masuk dan keluar, Nani mengerang tak karuan ketika kulakuan ini. Kutarik keluar jariku, kubawa jariku kembali ke klitorisnyadan kubelai pelan, takut kalau Nani akan merasa sakit. "Ohh Masss.. Bagian itu.. Terus.. janganberhenti.. ohh ehhh.." Nani mulai bergoyang naik dan turun melawan arah tanganku. Erangannya menggema di ruang keluarga ini.

"Ohh Mass.. Oh Masss.. Oh Masss.." dia mengulangi dan mengulangnya terus. Akhirnya diamengangkat seluruh punggungnya dari sofa, seluruh tubuhnya bergetar dan dia berteriak, "Ohhh.. nikmat.. Maasss.. ohhh.. nikmattt.. nikmat eh.. aku keluarrr.. ohh ehhh.. ehhh.. aaahh.." Aku terkulai lemas di atas tubuh bugilnya yang berkeringat. Begitu nikmat terhempas diantarakeempukan payudaranya yang kenyal. Puting susunya yang terasa keras menusuk tajam dadaku. Kubiarkan alat vitalku yang baru saja menikmati ejakulasi itu tetap berada di dalam liang vaginanya. Meresapi kehangatan dan kelembutannya serta sisa-sisa kenikmatan seks.

"Non.. aaahh.. Aku puas sekali Sayanghhh.." bisikku lemas.
"Ya.. Masss.. Nani juga.. biar kurasakan.. jangan dilepas dulu Mas.. Nani mau nikmatihangatnya cairan Mas yang keluar.. aaahh.. uhh.. ahhh.." ujarnya lirih sambil mengecup dahiku mesra. Kenikmatan pada malam kedua di ruang tamu yang menggairahkan dan melelahkan itu, berlanjut ke atas ranjang kamar Nani karena sudah tak tertahankan lagi badan ini untuk terjaga, sehingga kami putuskan berdua untuk tidur di kamar Nani malam itu.

Dari ruang tamu kami dengan tetap saling berpelukan dan Nani bergayut di pundakku menuju kamar, dalam keadaan tanpa busana, langsung tidur berpelukan dalam suasana di luar hujan cukup lebat. Kami tetap erat saling menindih dan saling menggosokkan bagian tubuh masing-masing untuk tetap merasakan kenikmatan persetubuhan semalaman dan terus saling bercumbu.

Ketika aku terbangun agak kaget karena jam sudah menunjukkan pukul 06:00 pagi yang berarti aku harus cepat-cepat mandi untuk berangkat kerja, segera aku bergegas ke kamar mandi dan lagi-lagi gadis kampungku tengah memandikan kemulusan tubuh telanjangnya, memanjakan kemontokan payudara dadanya dengan buih-buih sabun dan menggosok-gosok celah selangkangannya sementara pintu kamar mandi yang setengah terbuka memberikan pemandangan segar pagi itu menyongsong hari yang penuh gairah kenikmatan kami berdua. Tampak kaki sebelahnya diangkat ke bibir bak mandi sementara tangan kanannya leluasa menggosok liang kemaluannya dan mengelus-elus rambut-rambut halus yang tumbuh di sekitar bukit kemaluan yang menyembul bibir vagina diantaranya. Tanpa permisi aku langsung masuk nimbrung di tengah Nani asyik menggosok selangkangannya dan melepas pakaian yang kukenakan. Dari belakan langsung aku membantu menyabun pantatnya yang bulat merangsang dan menyelipkan jari-jariku diantara pantatnya mencapai liang kemaluan yang sudah licin oleh sabun. Kuambilkan segayung air dan kusiram pantat Nani menghilangkan sabun sehingga waktu aku jongkok nampak merah lubang vaginanya sambil kupegang bibir kemaluan Nani lalu bibirku beradu dengan bibir kemaluan Nani. Aku sedot dengan dalam bibir bukit kemaluan Nani yang terkatup oleh jariku.

"Aauuu.. achhh.. Yanggg.. nakal.. ntar ach.. Mas terlambat kerja loh.." Nani mengambil gayung dan menyiram tubuhku, kami kembali saling menyabuni terutama bagian-bagian tubuh yang menimbulkan rasa nikmat yang paling sering mendapatkan usapan dan gosokan.

Selesai pemanasan gairah pagi dan sarapan yang sudah disiapkan Nani, aku segera berangkat ke kantor, namun sebelumnya Nani menunggu di depan pintu kamarku dengan sengaja telah menyodorkan buah dadanya yang tidak sepenuhnya tersembunyi oleh baju terusannya, karena kancing baju atasnya dibiarkan terbuka sehingga puting payudaranya bebas terbuka. Terpaksa kurogoh dulu untuk lebih terbuka sehingga mulutku bebas pula mengulum puting dan mengemot susunya hingga meninggalkan gigitan merah di sekitar daging yang indah dan di sekitar dada dan lehernya yang jenjang. Barulah Nani dengan senyumnya mengantar kepergianku ke kantor.

"Mas.. jangan lupa yach.. pulang makan siang.." Masih juga sambil menggodaku dengan cara tangannya dimasukkan ke balik bajunya sambil meremas kedua bukit buah dadanya dan jarinya memilin puting susunya. Dalam hatiku mengatakan bahwa benar-benar perempuan ini sudah dilanda birahi. Bagaimana perasaanku selama bekerja bila ingat di rumah telah menunggu seorangperempuan memanjakan tubuhnya untukku dengan segenap kehangatan tubuhnya seperti itu?
Nani Gadisku PART 4
Saturday, May 29, 2010 10:05 PM
Cerita sebelumnya ketika pagi aku berangkat kerja, meninggalkan gadisku Nani sendiri di rumah hingga saat aku pulang waktu istirahat jam kantor. Sebagaimana kebiasaan sebagai karyawan kantoran, curi-curi waktu kesempatan istirahat antara jam setengah dua belas siang. Walaupun itu sebenarnya tidak ada aturan formal, namun kesempatan itu kugunakan untuk pulang ke rumah yang kebetulan sangat dekat dengan kantor di mana aku bekerja (kurang dari 5 menit jalan kaki).Kesempatan itu biasanya setiap hari kupergunakan untuk pulang makan di rumah. Hitung-hitung mengurangi beban keuangan karena tinggal di rumah kost. Tapi beberapa hari terakhir ini lain dari biasanya, sejak induk semangku meninggalkan adiknya seorang diri, untuk menemaniku sementara dia pulang kampung dengan keluarganya sebagaimana ceritaku sebelumnya. Sejak iturumah kostku penuh suasana birahi sebagaimana yang kuungkapkan sekarang ini.



Ketika aku pulang untuk memenuhi janji makan siang seperti yang pernah Nani ucapkan waktu pagi sebelum aku berangkat, mendorong semangatku yang dulu biasa-biasa saja saat-saat makan siang, kali ini berubah menjadi gairah yang menyala. Suasana sepi rumah kostku memberikan keleluasaan bercumbu penuh pelampiasan gairahku pada Nani.

Sesampainya di rumah aku menengok ke kamar Nani, tapi rupanya gadis itu tengah tidur dengan pulasnya, tanpa menghiraukan keadaan bajunya yang tersingkap kesana kemari memperlihatkan gundukan bukit kemaluannya yang terbungkus celana dalam yang agak transparan warna merah dengan paha sebelahnya yang terangkat. Kujaga agar kedatanganku tidak membangunkan Nani dan terganggu tidurnya, dan dengan begitu aku bebas menikmati kemolekan tubuh indahnya, bukit payudaranya yang menonjol di balik baju yang tidak berlapis BH lagi. Puting susunya nampak nonjol di balik bajunya yang tipis. Aku sempatkan untuk buru-buru makan sendirian dan segera kukembali ke kamar Nani dengan hanya mengenakan celana dalam saja untuk kembali menikmati keindahan gadis kampungku yang sekarang sudah berganti posisi dari semula tergolek menghadap langit-langit kini berubah miring menghadap dinding dengan kaki terlipat sehingga kedua pantatnya yang sintal dan pahanya yang mulus itu seolah menjepit bibir kemaluannya tertutup ketat oleh celana dalamnya.

Sesaat kemudian Nani terjaga dari tidur siangnya dan sambil tersenyum mengetahui pemandangan tubuhnya tengah dinikmati dan mungkin agak terusik oleh kedatanganku.
"Yaaang.. sudah lama ya.. aaah.. aku mau ke belakang dulu nich.." Sambil bangun dan mendaratkan kecupan di bibirku. Kembali dari kamar mandi, Nani menyusulku di kamar yang sedang tiduran, meneruskan permainan bibirnya di bibirku mengawali pemanasan percumbuan di siang yangmemang udara kelewat panas.
"Mas.. sudah makan belum.."
"Sudah.. cuma.. kalau makan tanpa dilengkapi dengan buah-buahan untuk mencuci mulutnya nggak ada, seperti nggak komplit.." aku menyindirnya.
"Aaah, Mas mulai pura-pura.. dulu nggak pernah berani bilang, sekarang sudah tahu rasa buah dada Nani, jadi ketagihan, ya kan.. habislah dikemot terus.." Nani membalas menyindirku.
"Ya.. daripada nanti nyari buah yang lain.. gimana.." jawabku lagi.
"Iya deh.. Jangan khawatir Sayaaang.. mau sekarang?" kini Nani menawariku dengan mengeluarkan sebelah buah dadanya yang kiri, memberiku kesempatan untuk menyambutnya. Payudaranya yang bulat sangat mengharapkan remasanku sambil kuelus lembut dan usahaku mendapatkan putingnya segera kudapat dari balik bajunya yang terbuka longgar bagian atasnya.

Nani masih duduk di pinggir ranjang sedangkan aku tetap rebahan dengan batang kemaluanku mulai dijangkau tangan Nani sambil mengocok lembut, demikian juga kemaluanku diusapnya, serasa nikmat menjalari seluruh tubuhku. Nani mulai terangsang oleh gairah yang diperoleh oleh rabaan tanganku pada kedua bukit payudarnya yang membusung di dadanya yang putih mulus dan sebelah demi sebelah tangannya membebaskan satu persatu buah dada yang masih tersembunyi dari balik bajunya dan munculah satu demi satu memperlihatkan sepasang daging indah payudaranya yang merangsang birahi, namun di sana sini nampak bekas merah gigitanku tadi pagi di sekitar dadadan lehernya yang jenjang.

Kucium lembut permukaan bukit payudaranya yang menggunduk, kujilati permukaan buah dadanya. Kubenamkan wajahku diantara gundukan bukit kembarnya dengan kedua tanganku menekan kedua daging indah menonjol itu menjepit kedua pipiku. Nampak puting susunya masih merah bekas cupanganku yang kuat tadi pagi. Bagai kasih sayang wanita yang sedang menyusui, Nani membimbing mulut bayi ke puting susunya agar nikmat mengenyot puting yang mulai kenyal tegang, namun aku menyambut puting Nani bukan dengan mengenyot tetapi dengan menjilat dan menggelitik pada bulatan kenyal coklat kemerahan itu penuh nafsu birahi. Nani memberikan tangan kirinya di bawah kepalaku sebagai bantalan sekaligus menekan kepalaku rapat ke payudaranya, tangan kanannya tetap mengocok batang kemaluanku posisi ini membuat nyaman sedotanku ke puting susunya, semakin kuat cupangku semakin gelinjang birahi Nani meningkat juga. Terkadang dia seakan-akan tidak mampu mengendalikan keinginannya agar seluruh payudaranya masuk ke mulutku dengan tangan kanan mendorong dan mengarahkan pucuk putingnya masuk ke mulutku yang terkadang lepas karena gerakan kami yang sama-sama sudah terdorong oleh nafsu yang menggebu-gebu untuk memperoleh kenikmatan birahi bersama-sama.

Aku berusaha memberikan kepuasan untuk Nani dengan mengarahkan telunjuk ke lubang kemaluan yang sudah licin basah oleh lendir kewanitaannya agar Nani memperoleh kenikmatan birahinya dari dua bagian sensitifnya, baik sedotan puting payudara maupun liang kewanitaannya.

"Mas.. sedott.. putingnya yang kuat.. achhh.. enaak yaach.. hemm.. iya.. yaa.. memeknya.. ehmm.. yaa.. yaa.. bagian itu.. yaach enakkk.. yachhh.. yaachh... yaachh.." gairahnya kian kuat. Aku turun dari ranjang dan jongkok di lantai sementara dia terlentang dengan pantat di bibir ranjang membuat selangkangan Nani terbuka lebar untuk memberi kesempatan leluasa agar aku memainkan liang bukit kenikmatannya baik dengan jilatan maupun jari-jariku sepuas-puasnya. Kaki Nani diangkat ke atas pundakku. Bibir vagina Nani kujepit diantara jariku dan kugesekkan bibir itu diselingi dengan sedotan bibirku yang aku kemotkan, menyebabkan lendir kewanitaannya semakin membanjir deras keluar membuat Nani mencapai orgasme berkali-kali.

"Aduuhh.. enaaakk.. aduhh.. kenapa.. aduuhh.. eeechh.. aduuhh.. eechhh.. heehh.. aduuhh.. nggakkk.. kuat.. Mass.. begini enak.. Yanggg.. Yanggg.. aacchhh.. eechhh.. aduuhh.. eeechhh.. sss.. ennaaakk.. Masss.. Sayang.. hehhh.. hehh.. hehhh.." desahan Nani merangsang sekali kalau sedang menggelinjang orgasme. Untungnya rumah kostku ini jauh dari kemungkinan tetangga mendengar, sehingga Nani berdesah sepuasnya mengekspresikan kenikmatan orgasme liang kewanitaannya.

"Mas.. Nani.. nggak kuat lagi.. ehhh.. diapain sih Yang.. kok rasanya lain.. hhmm.. Masss.. Nani.. nggakk.. kuat.. lagi.. nichh.. Nani lemes rasanya.." begitu keluhan perasaan nikmatnya orgasmenya. Aku pun puas melihat Nani menikmati puncak orgasme yang bertubi-tubi terutama gerakan tubuhnya saat puncak kenikmatan tiba, pantatnya mengejang naik turun, buah dadanya bergoyang indah menari-nari dan mata maupun bibirnya membuka kadang menutup dengan mimikmuka gelisah menikmati kepuasan yang sedang dirasakan.

Waktu istirahatku yang biasanya kugunakan untuk makan dan sekedar tidur-tiduran, kali ini malah aku meniduri seorang gadis yang dengan pasrahnya memanjakan bersetubuh denganku, berlangsung dikala waktu istirahat tanpa kenal lelah. Sampai siang itu aku agak terlambat kembali ke kantordengan badan yang agak loyo karena sebelum berangkat Nani memberikan kenikmatan sesaat dengan kuluman pada batang kemaluanku yang dia sedot dan isap setelah dia sudah tidak berdaya karena orgasme tadi.

"Mas.. adiknya Nani isep-isep aja.. yach.. kasihan.. biar Nani kelomotin," dan kocokan dan usapan jari halusnya membangkitkan dorongan birahi yang menimbulkan ereksi kemaluanku terasa semakin nikmat menuju puncak orgasmeku saat ejakulasi.
"Mass.. hmm.. keluarin.. hmm.. cplkk.. cllssp.. Mas.. keluarin.. ke mulutku.. Mass.. echh.. keluarin.. yaach.. yaach.. keluarin.. keluarin.. yaach.. yaach.." Begitu setiap semprotan spermaku masuk ke mulut, Nani mendorong kepuasanku dengan bunyi mulutnya setiap kali semprotan cairan yang dia terima. Tangan Nani demikian cekatan untuk setiap leleran spermaku di wajahnyalangsung dia balurkan ke sekujur buah dadanya sebagai tanda totalitas kepuasannya sambil kedua buah dadanya dia usap melingkar dengan spermaku hingga merata. Tidak ketinggalan puting susunya yang mengeras ikut kebagian.

"Biar meresap di permukaan tetek Nani ya Mas, sampai nanti sore sama Mas mandinya, sambil nunggu Mas pulang dari kantor, Nani mau tidur lagi ya Sayaang.." begitu ungkapannya yang merangsang birahiku.
"Mungkin bisa untuk mengencangkan otot tetek Nani.. pasti nanti Mas makin puas ngempotnya.."Aku hanya senyum puas melihat tingkah lakunya penuh sensual dan merangsang. Kembali aku berdiri dengan lutut di depannya terus kucium pahanya, lalu pusarnya. Dia hanya pasrah menggelinjang saja. Aku ulangi terus, sampai beberapa lama. Nani sudah mendesis-desis, sampai akhirnyatubuhnya mengejang.

"Nani, mau yang gimana lagi sekarang Non?" tanyaku untuk membangkitkan lagi nikmat gairahnya siang itu.
"Ouhhh.. Terserah.. Mas.. Nani pasrah aja sama Mas.. Nani udah nggak bisa lepas dari kenikmatan dari Mas.." Akhirnya dia tidak sabar lagi. Kepalaku ditariknya, lalu wajahku ditempelkan ke bulu vaginanya. Dengan pelan kugesekkan hidungku ke vaginanya, lalu bibir vaginanya. Aku merasakan celah selangkangan yang kian basah itu. Begitu banyak cairan yang keluar, sehinggaaku bisa menghirup sambil menyedotnya. Terasa gurih, segar juga. Nani tidak kuat denganperlakuanku, kakinya sampai gemeter, lalu dia duduk di sofa. Kepalaku menyeruak masuk. Kedua pahanya kuangkat pakai tangan. Kini dia duduk bertambah maju sedikit. Kedua kakinya terangkat, sampai bagian belakang lututnya bertumpu pada pundakku. Kujulurkan lidahku lagi ke bibir vaginanya yang basah itu membuat Nani jadi semakin gemas dibuatnya.

"Cepet dong, Yangg.. Mas.. Aku udah nggak tahan.." Ya, tunggu apa lagi? Kini aku berdiri dan segera kurentang selangkangannya. Kumasuki gerbang kenikmatan yang sudah merangsangku berwarna merah tua kecoklatan, mengkilat basah. Bibir vaginanya menuntut perlakuan batang kemaluanku segera memasuki persetubuhan yang sebenarnya. Hingga aku harus menyelesaikan lagi satu babak pergumulan di atas ranjang untuk tidak melewatkan kenikmatan tubuhnya yang menawarkan sejuta gairah kepadaku. Dan kembali puncak orgasme bersama siang itu kami nikmati lagi demikian puasnya.

Tubuh wanita ini memang luar biasa. Aku benar-benar beruntung mendapatkannya. Masih telanjangbulat Nani berjalan menuju kamar mandi. Tak lepas mataku menatapnya.
"Kenapa, Mas.." Nani merasa aku memandangnya dengan tatapan yang begitu terpesona.
"Nani memang indah kalau lagi telanjang begitu.." kataku sambil berganti menatap dada dan bagian bawah perutnya.
"Mas ini dasar memang nakal. Sudahlah.. Mas bersih-bersih dulu baru istirahat.."
Kamar tidur Nani dekat dengan kamar mandi. Di kamar mandi kami saling membersihkan, Nani menyabun tubuhku sementara aku mengguyur tubuhnya, lalu gantian. Ahh, nikmat dan mesra sekali.
Nani Gadisku PART 2
Saturday, May 29, 2010 9:52 PM
Pengalamanku ke 2 yang lalu sebenarnya masih ada sisipan beberapa kejadian yang belum kuceritakan tentang awal kedekatanku dengan Nani gadis kampung itu akibat di rumah kost tempatku menumpang, sedang ditinggal kakak Nani sekaligus induk semangku.


Setelah kurang lebih satu tahun aku tinggal bersama keluarga temanku itu, suatu saat mereka sekeluarga pergi ke kampung kecuali Nani yang kebetulan masih tinggal untuk menemaniku. Sejak bertemu Nani, aku sebenarnya tidak ada perasaan yang berlebihan, karena sifatku yang agak pemalu apalagi bergaul dengan seorang gadis dan mengingat itu pula, temanku menaruh kepercayaan seperti keluarga sendiri berkumpul di rumah itu sebagaimana layaknya. Tentu tanpa menaruh prasangka buruk dia meninggalkan Nani untuk tetap bersamaku. Waktu meninggalkanku sepertinya temanku juga tidak ada pesan kecuali titip rumah saja. Dan cerita dibawah ini pengalaman birahiyang kualami selama berdua bersama Nani di rumah itu.

Ini peristiwa pertamaku yang sebelumnya tidak terbayangkan bahwa di rumah kost itu, aku akan merasakan bagaimana nikmatnya bercumbu dengan seorang gadis demikian bebas penuh gairah serta nikmatnya bercinta waktu mandi bersama. Ketika itu aku baru terbangun pertama kali merasakan tidur siang ditemani Nani dan dengan leluasa menikmati keindahan tubuh gadis yang sudah menunggu untuk kugauli lagi setelah sebelumnya sempat bersamaku menikmati permainan di atas ranjang yang pertama. Dengan segudang perasaan birahi yang tidak terbendung, aku buru-buru untuk segera menemuinya. Begitu sampai kamarnya, Nani telah menyambutku dengan tubuhnya yang begitu sensual, sengaja menonjolkan bentuk tubuhnya di balik bajunya yang ketat di atas pusarnya dan celana pendek yang ketat juga, menonjolkan pantatnya yang bulat sintal. Kuperhatikan buah dadanya yang tidak berbalut bra lagi tercetak jelas di bajunya sampai putingnya pun menonjol jelas.

Segera tubuhnya menghambur memeluk tubuhku, bibirnya langsung menyerbu mengulum bibirku dengan ciuman seakan tak mau lepas lagi. Sambil terus Nani menggelayut tubuhku, lidahnya tak hentinyabermain di dalam mulutku semakin ganas.
"Maaas.. eehmmh.. Nani sudah kangen.." demikian keluh manjanya walau belum lama kutinggal tidur beberapa jam yang lalu, merasakan betapa sepinya dia menungguiku tertidur di sampingnya.
"Kenapa tadi nggak bangunin saja.." tanyaku, meskipun badanku masih merasakan lesu baru bangun tidur setelah siang itu menggauli Nani sampai beberapa kali.
"Ahh, nggak enak.. ngeganggu orang lagi pulas tidur.. Mas, sudah lapar belum?" tanyanya dengan manja dengan tetap menggelayut di pundakku.
"Yaaah, lapar juga.. Kenapa?" tanyaku lagi.
"Ya makan dulu, yuk.." seraya dia terus menggayut di pundakku menuju ke meja makan.

Nani sudah menyiapkan masakan untuk makan siang saat aku sedang istirahat tidur tadi, dan sekarang sudah tersedia di meja. Segera saja aku menghampiri untuk dapat segera mengganjal perutku yang terasa lapar. Begitu aku selesai menuang makananku ke piring untuk kusantap, Nani malah menarikku untuk pindah duduknya di sofa.

"Mas, makannya duduk di sini saja.. biar Nani bisa nemeni lebih enak.." katanya.
Nani sepertinya tidak mau jauh dariku, dia pun duduk menempel menungguiku makan. Saat aku makan, tangannya aktif memegang batang kejantananku sambil kadang mengocoknya.
"Enak nggak Yaang..?" tanyanya sambil tersenyum menggodaku.
"Apanya yang nggak enak.. orang lagi makan dikocok-kocok begini.. eehmm.." jawabku.
Dengan kenekatannya dia malah memintaku lebih dari sekedar mengocok batang penisku.

"Yaang.. celananya dilepas saja ya.. Nani mau.." tanpa menunggu persetujuanku celana dalamku sudah ditarik lepas, dan kini bibir mulutnya mengarah ke selangkanganku, mengulum batang kemaluanku yang sedari tadi demikian tegang.
"Ahhh.. cresp.. sleppp.. aaah.. crespp.. crespp.. sllpp.. aaah.. crepp.. crespp.. ahh.."Begitulah yang terdengar sepanjang aku makan hingga selesai. Kunikmati sekali gejolak birahi, Nani menahan gairahnya dengan mengulum batang penisku.

"Non, aku sudah selesai nih makannya, kita mandi dulu yuk," ajakku agar dia menunda dulumerangsangku.
"Ehehh.. biar sampai keluar dulu Yaang.." rengeknya memintaku agar dia tetap mengulum kemaluanku sampai puas.
"Nanti sekalian di kamar mandi saja, kan Mas nanti juga bisa ngrasain punya Nani.."

Akupun segera berdiri mengajaknya menuju kamar mandi. Sore itu kami mandi berdua, bercumbu seolah tidak ada puasnya saling menggosok dan meremas bagian-bagian tubuh Nani atau pun penisku yang selalu tidak lepas dari genggaman tangan maupun belaian lidah dan mulut Nani. Sambil tangan kirinya menekan kepalaku, tangan kanannya menyorongkan putingnya ke mulutku, ditekanbuah dadanya ke dalam mulutku. "Ogghh.. Mas.. adduh Mas.. gelii.. Mas.. Nani kayaak mauu.. ogh.. aduh.. geli Sayang.. mhh.. Mas.. aduh enak.. yach.. tteruss.. ssstt.. ehhm.." Mulut Nani terus mengeluarkan desah yang melepaskan gairah dan gelinjang kenikmatan yang sedang diarasakan. Tanganku tidak mau diam, dan dengan penuh kelembutan jari tengahku masuk liang vaginanya yang menganga diantara selangkangan yang terasa licin oleh lendir kenikmatan vaginanya. Aku pun telah merasakan basah karena cairan yang keluar.

"Enak.. enak.. enak.. lebih enak daripada Nani kocok sendirian Mas.. yach, terus Mas, Nani ingin setiap hari begini Mas.." Mulutnya tak hentinya mengeluarkan kata-kata ungkapanbirahinya.
"Ehhh.. Masss.. terus teken Sayaaang.. Nani.. enaakk aduh Mas.. ogghhh.. Maasss, gelllii.. teruss.. terus.." kian mengharapkan kocokan jariku semakin cepat. Jari tanganku terasa agak pegal juga mengikuti irama kocokan yang Nani inginkan. Matanya terpejam, sambil lidahnya memainkan dan menjilat bibirku disertai goyangan pinggulnya semakin cepat.
"Ohh Maasss.. di situ.. terus.. jangan berhenti.. ohh.. ehhh.." Nani mulai bergoyang naik dan turun melawan arah tanganku. Desah suaranya memenuhi kamar mandi.
"Ohh.. Mas.. ahh.. ahh.. ahh.. geliii.. sayaaang.. nikmat.. Oh.. Oh.. Oh Mas.." begitu ucapan-ucapan birahinya yang sepertinya tidak kuduga bila melihat kesehariannya tampak biasa-biasa saja. Kubayangkan memang demikianlah apabila sepasang pria dan wanita kalau sedang mengalami gairah bersetubuh.

Pengalaman yang baru bagiku selama beberapa kali menggauli Nani. Ucapannya terus berulang-ulang terdengar merangsang diselingi desah nafas penuh birahi. Nani mengerang dan merangkul leherku dengan erat. Kepalanya bergoyang ke kiri dan kanan. Bibirnya menyentuh bibirku dan kamiberciuman lagi. Kubuka mulutku dan lidah kami saling menjilat entah bibir atau rongga mulut.Kuangkat dia dan kudorong dia ke dinding. Aku berlutut di depannya dan kemudian lidahku bermaindi celah vaginanya. Tangannya menekan kepalaku dan yang satunya merpermainkan payudaranya, Nani memainkan putingnya sendiri untuk menambah kenikmatan birahinya dengan ditandai puting di dada yang montok itu kelihatan semakin tegang. Dia terus meremas buah dadanya dan mulutnya tidak hentinya mengeluarkan desah nafas yang memburu merasakan birahi yang kian memuncak.

"Ssss ahh.. enak Mas.." erangnya.
"Ehm.." matanya setengah tertutup.
"Mas.. eghh putingku terusss.. Mas, mana penismu Mas.. Yach terusss Mas.. Hheegh.. enaak.. eeghh.. yach.."
Tangan kananku aktif memilin-milin puting susunya yang semakin mengeras sementara tangan kanan Nani meremas puting buah dadanya sendiri.
"Ah.. Mas.. kalau begini terus Nani tambah sayang sekali sama Mas.. ohh.. ohh.." Mulutnya terusmengeluarkan suara-suara gairah yang bila kudengarkan, menambah gairah dan semakin merangsang juga. Nafsuku semakin menggebu untuk menyetubuhinya, pelukan ke tubuh Nani semakin erat menjelajahi birahinya yang bergejolak dan terus-menerus menggelinjang hebat. Nani melepaskan desah nafsunya dan memintaku mengulum puting susunya yang demikian tegang karena telah terangsang oleh mulutku.

"Ohh.. ohh.. ohh.. nikmatnya.. ohh.. ah.. nikmat.."
Setelah puas dengan buah dada yang kanan aku pindah ke yang kiri, putingnya kuisap kuat-kuat diselingi dengan cupangan pada bulatan payudaranya yang montok sehingga nampak beberapa tempat meninggalkan bekas merah. Gerakan tubuhnya membuat kedua bukit payudaranya bergoyang ke kanan dan ke kiri sambil menahan gelinya puting susunya yang kusedot. Terasa nikmat dapat menyelusuri bukit payudara yang membusung indah di dadanya yang nampak mulus bersih itu. Berkali-kalipermintaannya agar rangsanganku pada puting dan cupangan buah dadanya terus kulakukan sepuasnya.

"Ohh.. Mas sayang terus.. terus.. yang keras sedotannya.. ohh.." begitu desahnya di telingaku.
"Non, penisku tambah tegang saja kalau Nani terus-terusan begitu.." bisikku.
Rupanya Nani menyadari keinginanku, saatnya menerima batang kejantananku untuk dapat segera diperlakukan semestinya ketika dia merasakan sentuhan penisku yang sudah tegang dari tadi. Dia gantian berlutut di depanku lalu dia menjilati penisku, dan meremas penisku sampai basah oleh jilatannya. Lalu Nani menyambut batang penisku, terasa hangat oleh belaian tangannya, kepala penisku dia jilati lagi, sedikit demi sedikit penisku lenyap di rongga mulutnya, bibirnya dengan lincah menyedot lubang penisku, terasa geli-geli nikmat sampai dengkulku gemetar menahan rasa nikmat.

Mass.. punyamu menggemaskan lho Mas.. ini yang bikin ketagihan terusss.. enaak.. assiinMas.. ahh.." Penisku yang masuk ke dalam kerongkongan Nani kucabut dari mulutnya dan kulepaskan, kemudian kupegang lengannya, kuangkat agar dia berdiri menyudahi permainan itu.

Aku sudah ingin beralih ke vaginanya yang sudah basah oleh lendir kenikmatan, kupegang dengan meraba lembut. "Yaangg.. adiknya bikin ketagihan, aku udah nggak tahan lagi, pingin menjepit penismu.. Yaang, Nani udaahhh nggak tahan ngeliat penis Mas ngaceng sebesar itu ayo masukkan Maas.." kata Nani sambil membelai-belai kejantananku yang tegak kaku sambil diusapkan ke pipinya.

Sesaat kemudian di atas tubuhku yang rebah di atas ranjang, Nani mengambil posisi jongkok menancapkan liang senggamanya tepat batang kemaluanku. Nani menuntun penisku yang sudah tegang, lalu menempelkan di bibir vaginanya. "Ahh.. ohh.. Yang.. ohh.. emh.. aduhhh.. nikmat..Yangg.. teruss.. goyangkan pantatmu Mas iyah.. enak Yaang.." Sengaja pantatku aku goyangkan mengikuti gerakan penisku yang terasa hangat di dalam vaginanya. Bergantian Nani yang aktif bagai menunggang kuda, pantatnya mengayun di atas selangkanganku. Kadang maju mundur atau terkadang memutar sambil kedua tangannya merangsang payudaranya dengan meremas dan memilinputingnya. Kuperhatikan matanya kadang terpejam menahan rasa gelinjang yang hebat, hingga tubuhnya melengkung ke belakang dan ketika pantatku kugoyang, buah dadanya berguncang indah ke kanan ke kiri. Ah, beginilah jika gadis ini sedang dilanda gejolak birahi yang tinggi. Sampai tiba saat puncak birahinya menuntut rangsanganku lebih meningkat.

"Mas, aku di bawah.. jangan lepas yahh.. Ughhh.. nikmatnya Maaas.." Kini Posisiku berubah di atas sementara dengan segera betisnya yang indah dilipatnya ke arah paha dan bersamaan pantatnya yang sintal terangkat menahan dorongan penetrasiku. Tampak keindahan lubangkewanitaannya semakin leluasa ketika Nani semakin membuka kedua pahanya dan mengangkat betisnya tepat di pundakku.

"Yayangg.. ohh.. ohh.. ahh.. ahh.. terus.. terus.. lebih kuat.. dorong terus.. Yang dalam.. ach.. ohh.." matanya merem-melek menikmati goyangan penisku dan, "Oh.. Mas.. Sayang.. aku mau keluar.. ohh.. ohh.. ohh.." Lalu tiba-tiba dia goyangkan pantatnya keras-keras kiri-kanan kiri-kanan, diangkat tinggi-tinggi sambil mengelinjang agak sedikit teriak panjang. "Maaass, tekeeen yaaang kerrraaasss.. aakkuu mmaauuu keeelluuuaaar.. ayo Maaas jugaaa barreeennng.." Liang senggamanya semakin sempit menjepit dan terasa menyedot penisku membuatku tak tahan lagi. "Ohh.. ach.. ach.." pantatnya semakin kuat gerakannya. "Maasss.. ohh.. ohh.. hh.. ohh.. oh.. ahhh.. aku keluar.. Sayang.. ohh.. aku nggak tahan.." Pantat Nani yang sintal itu kutangkap dengan kedua tanganku dan kutekan agar kenikmatan orgasme liang senggamanya semakin terasa.

"Ohhh.. ohhh.. ohhh.. ohhhh.. enakkk.. ohh.. iya.. iya Mass.. aahhh.. makin cepet Mas.. cepetan.." Aku semakin dirangsang bukan saja oleh suaranya, tapi oleh jepitan vaginanya. Penisku betul-betul terasa digenggam erat sambil dikocok-kocok. Nafas kami berdua semakin memburu. Nani kelihatannya sudah hampir orgasme, salah satu tangannya memainkan puting susunya dengan cepat dan tiba-tiba teriaknya, "Ahh.. ahh.. Mas.. Mas.. muncratin di dalem, ayoo Sayang aku sudah siap.. ahhh.. aaah.. ahh.. sekarang.. oohh.. barengan.. ohh.." Desah Nani semakin keras dan aku pun merasakan kehangatan batang kejantananku di dalam liang senggamanya yang sempit itu, memperoleh kenikmatan cinta Nani yang kian waktu tambah menggairahkan.

"Yang.. ohh.. putingku sambil diremas.. ohh.. remas.. pentilku remas.. ooggghh.. yaaach.." Nikmat sekali sensasi yang kurasakan persetubuhanku dengan Nani di dalam kamar mandi rumah kostku.
"Kamu puas Sayang?"
"Puas sekali.. Mas memang hebat.. ntar Mas mau lagi nggak?"
"Entar malem kita puaskan lagi ya Yaaang.. kita mandi dulu yuk.."

Waktu mandiku bersama nani sore itu penuh gelora nafsu birahi yang tidak henti-hentinya. Terkadang kejantananku mulai lemas sengaja dia sabun dan kocok sehingga bangun lagi kemudian dia kemot-kemot, atau gantian kupermainkan kewanitaannya sambil jari tengahku masuk sampai ke dalam vaginanya sehingga Nani menggelinjang hebat, sambil mulutku mencari puting susunya yang mengeras kukulum dan kugigit lembut. Sengaja Nani menekan payudaranya yang montok itu, didorong ke bibirku sambil tangan kirinya menekan kepalaku, sehingga seperti wanita menyusui bayinya,memanjakan buah hatinya sepenuh hati dengan buaian puting susunya, agar selalu nikmat untuk diisap. Sementara tangan kananku terus saya masuk ke dalam vaginanya kubelai dan kugesek-gesekkan, hingga dia merasakan dan memperoleh kenikmatan juga karena tiba-tiba dia membuka pahanya sehingga semakin memberikan kesempatan tanganku leluasa untuk menggosok vaginanya dan kumasukan jari tengahku ke dalam lubang yang becek dan licin dan tangan Nani kubimbing untuk memegang batang penisku dan mengocok-ngocoknya.

"Aaaduh.. saya mau keluar.. ohhh.. aaahh.." sambil mulutnya menganga dan matanya terpejam ,diamencapai orgasme. Gairah mandiku bersama Nani kuakhiri persetubuhan di atas ranjang di kamarnya dalam keadaan saling berpelukan tanpa busana sampai waktunya aku makan malam berdua.

Sore itu aku dan Nani mengenakan pakaian seadanya agar dapat bebas saling memberikan dan memperlihatkan masing-masing bagian tubuh yang dapat dinikmati dan dapat memberikan gairah sambil duduk berdua, untuk istirahat memberikan kesegaran pada tubuh kami masing-masing agar kembali bugar lagi walaupun cukup melelahkan dan terasa ke sendi-sendi tulang tetapi sungguh nikmat yang kami reguk berdua dengan Nani seolah tidak puas sempai disitu saja. Menunggu malamtiba sengaja aku hanya bercumbu di sofa ruang tamu dengan lampu ruangan yang hanya temaram sehingga memberikan suasana semakin romantis percumbuan menjelang malam pertamaku menikmati tubuh yang indah yang untuk kali pertama kucumbu, kusetubuhi sampai ke lekuk likunya yang paling sesitif dimana kenikmatan gairah hubungan kelamin kurasakan. Apalagi Nani yang dengan sengaja dengan bebasnya memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya yang indah semakin lebih mengundang tanganku untuk lebih menikmati keindahan tubuhnya yang hanya dengan sedikitmenyingkap baju seadanya yang dia kenakan sore itu. Sengaja malam itu tubuhnya kupeluk dan wajahku terbenam diantara hangatnya jepitan kedua bukit payudaranya yang membusung indah di dada Nani.
Nani Gadisku PART 1
Saturday, May 29, 2010 9:50 PM
Setelah aku mengenal kehidupan di atas ranjang bersama gadisku Nani, yaitu gadis adik ipar induk semangku yang juga temanku sekantor di tempat kostku maka setiap kesempatanku hanya berdua di rumah selalu hanya gejolak birahi memenuhi hari-hariku bersama Nani. Kenikmatan bersetubuh dapat kulakukan bersama seakan tiada puasnya karena terus berulang dan berulang lagiberdua di rumah.


Cerita ini sebagai akumulasi fantasiku bila mengingat saat dulu menggaulinya, rutinitas kegiatanku jika kesempatan hanya berdua dengan Nani kuperoleh, terutama saat hari libur, seolah temanku memberikan kesempatan dengan leluasa kepadaku untuk hal ini, kebetulan dia kalau hari libur mengajak keluarganya menginap di rumah saudaranya, dan Nani tidak ikut jadi yah apalagi yang dapat aku perbuat kecuali romantisme di atas ranjang. Hubunganku bak pasangan suami istri yang sedang mesra-mesranya.

Kebetulan hari itu hari libur, temanku pagi-pagi sekali sudah berkemas bersama istri dan anaknya berangkat menuju ke rumah saudaranya ketika aku masih belum keluar kamar, sementara aku masih malas-malasan di kamar namun kudengar suara akan keberangkatannya. Setelah suasana senyap, kucoba untuk melihat keluar kamar dan ternyata sepi sedang Nani juga tampaknyamasih belum bangun dari tidurnya. Kupikir ini saat yang nikmat pagi-pagi untuk kembali menyetubuhinya, mengingat sudah lima hari dari Senin sampai Jumat kesempatan itu tertunda karena temanku dan istrinya berada di rumah, sedang mau nyolong kesempatan rasanya agaksulit.

Aku segera menuju kamar Nani menyelusup ke lehernya, mencium dan menggigit-gigit kecil untuk membangunkan Nani. Sebetulnya Nani sendiri sepertinya sudah terbangun sejak tadi, cuma masih malas membuka mata. Ia memelukku erat-erat, menyebut juga dirinya sebagai dan mulai menggelinjang sambil tertawa kecil. Berarti aku juga sebagai suaminya dalamkehidupan yang sudah seranjang atau samen leven di rumah kost.

Di pagi dengan udara yang masih sejuk, aku demikian bernafsu untuk menggumulinya. Pagi itu kulihat posisi tidurnya seakan dia sengaja sehingga kembali dada Nani yang subur dan kenyal segar itu terpampang. Cepat-cepat Aku menelusuri bulatan sintal yang menggairahkan itu dengan hidung dan mulutku. Hmm.. tambah nikmat jika kecupanku tanpa penghalang seperti ini.

"Sengaja Mama harapkan Papa nyusul ke sini, mumpung kita tinggal berduaan," katanya sambil senyum dengan matanya yang masih mengatup ketika aku naik ke atas ranjangnya.
"Papa mau ngerasain buah dada hangat Mama waktu pagi begini," sambutku saat mulai mengecup putingnya yang sudah terbuka.
"Yang nikmat Sayang, pelan-pelan nyedotnya, yaa.." bisik Nani sambil menggelinjang, seolah dia membimbing bayinya yang sedang bernafsu akan menyusui puting buah dadanya.

Aku menjulurkan lidahku, menelusuri lembah diantara dua payudara Nani. Aku naik ke bagian atas, melingkari wilayah bulat coklat hitam di pangkal puting Nani. "Aah.. geli, Yang.." desah Nani, tetapi sama sekali tidak bermaksud memprotes. Aku berputar-putar lagi di tempat yang sama, dengan takjub melihat puting yang tadinya tergolek lemah kini perlahan menegak tegang. Setelah tegak sepenuhnya, tak tahan lagi, aku memasukkan puting itu ke mulutku. Pelan-pelan kusedot daging kenyal hangat itu. "Aah.. geli sekali, Yaang.." erang Nani, sama sekali tidak memprotes, melainkan justru bermaksud menambah semangat suaminya.

Dalam sekejap puting kiri Nani sudah basah dan berdenyut hangat. Apalagi Aku juga kadang-kadangmemainkan putingnya di dalam mulut, menekan-nekan puting itu ke kiri dan ke kanan. "Yang satu lagi ngiri, Yaang.." desah Nani gelisah, sambil dia meremas, merangsang sendiri payudaranyayang sebelah kanan, untuk membangkitkan puting buah dadanya yang juga mulai menegang.

Aku melepaskan mulutku dari payudara kiri, berpindah cepat ke payudara kanan. Nani mengerang keras, menggelinjang gelisah, karena tanganku kini meremas payudara kiri yang untuk menggantikan mulutku sambil memberi pelintiran lembut pada putingnya yang tegak. Kini kedua bukit gairah sensual itu terasa geli belaka. Sambil mendesis dan mendecap seperti orangkepedasan, Nani memejamkan matanya, menikmati sensasi luar biasa di pagi yang segar ini.

Aku sangat mudah terangsang kalau bersentuhan dengan payudara istriku ini. Rasanya seperti tidak pernah puas walau setiap kali menggairahi Nani, terasa dalam buaian wanita yang memberinya buah dada penuh pesona. Naluriku sebagai lelaki begitu bergejolak. Buah dada wanita adalah bagian tubuh yang paling kelihatan sensual karena wanita sendiri ternyata memberikan bagian yang menonjol itu untuk merangsang lelaki. Apalagi suatu kemujuran bagiku dan mungkin sudah menjadi keberuntunganku, begitu pertama aku mengenal indahnya tubuh wanita, yang kudapatkan adalah Nani, seorang wanita yang mempunyai ukuran payudara 36B, proporsional dengan bentuk anatomi tubuhnya yang sempurna mulai dari tinggi badan, dada, perut, pinggul dan pahanya demikian serasi yang tanpa rahasia lagi diantara aku dan Nani, kini setiap saat dapat aku nikmati dalam kebugilannya dan kusetubuhi dengan penuh birahi.

Ukuran buah dadanya yang 36B itu boleh dibilang cocok untuk ukuran tubuh dan pinggangnya yanglangsing. Memang indah tubuh istriku ini. Melihat buah dadanya yang telah terbuka lebar itu, dengan tidak sabarnya aku mulai meremas dan menciumi buah dadanya yang belum pernah dijamah oleh siapa pun. Dengan segenap ketulusannya Nani membagi birahi denganku, sengaja dia menelentangkan tubuhnya, dengan posisi membentangkan tangannya di atas kepala untuk menyerahkan sepenuhnya kedua daging payudaranya untuk kugagahi sepuasnya sebagai suaminya,sehingga dadanya lebih bebas terbuka dan aku lebih bergairah mencumbunya.

Aku mengangkat badannya, naik menjelajahi bukit payudara yang menjulang penuh, menggunduk dan menantang itu dengan gairah yang semakin membara. Lalu satu tanganku merayap turun sambil membawa serta daster istriku. Sekali tarik, daster itu lolos dari kedua kaki Nani, sehingga kini tinggal celana dalam ketat lagi transparan yang membungkus bagian selangkangan tempat di mana telah sering memberikan nikmatnya persetubuhanku berkali-kali.

Aku menelusupkan tanganku ke bawah, meraih selangkangan Nani yang dengan senang hati membuka memberi jalan. "Aaaah.. hhhmm!" Nani mengerang keras ketika jari tengahku masuk diantara dua bibir kenikmatan birahinya. Nani seolah dibuai oleh gejolak kenikmatan seks bertubi-tubi, yaitu dari buah dada dan liang senggamanya.

Sambil terus mengulum, menyedot dan menggigit payudara serta putingnya, aku mengelus-elus lembut lembah cinta istriku yang mulai basah. Sekali-sekali ujung jariku memutar-mutar di atas bibir kenikmatan perempuan ini, terselip di pojok atas bibir kewanitaannya. Nani mengerang-erang semakin keras dan semakin gelisah.

"Kaosnya dong Yaang.. dibuka.." desah Nani sambil mulai menarik baju kaos yang kukenakan. Cukup susah melakukan hal itu karena aku tidak mau lepas dari dada dan selangkangan istriku. Tetapi dasar Nani namanya kalau sudah tersengat birahinya tidak kurang akal membuka baju suaminya tanpa mau kehilangan momen kenikmatan barang sedetik.

"Papa, aku kulum penismu, Yaaang.." permintaan Nani, nafasnya memburu ingin segera menciumi kejantananku. Aku menurutinya dan segera berdua bisa saling hisap, saling kulum, saling sedot, penuh gairah dan penuh rasa gelora birahi yang tak terkira. Nani mengerang-erang dengan mulut dipenuhi kejantananku. Aku mendesah-desah sambil menenggelamkan wajahku diantara dua paha mulus Nani. Decap kecipak mulutnya dan desah selagi mengemot kejantananku terdengar ramai, erotis sekali.

Tidak lama kemudian, aku berdua tak kuasa menahan lagi untuk saling meneruskan posisi ini. Nani menelentang dan membuka kedua pahanya lebar-lebar memberikan bibir kewanitaannya. Aku mengangkat tubuhku dalam posisi push up di atas tubuh istriku dan mulailahpersetubuhan yang penuh tumpahan gejolak birahi. Lalu dengan tangan Nani, dituntunlah kejantananku yang tegak menekan dalam-dalam ke gerbang birahi kewanitaannya.

"Yaang.. masuknya masih belum pas.. eehh.. yah.. heehh.."
"Aah!" Nani menjerit sambil memejamkan matanya erat-erat tanda kejantanan suami yang kenyal ini amblas masuk, langsung menyentuh sarang kenikmatan kelaminnya, langsung menuju saat orgasmenya.

Sambil bertumpu di kedua siku, aku menenggelamkan wajahku di leher Nani yang sudah dibasahi keringat. Sambil mencium dan menggigit-gigit kecil, aku mulai menggenjot, mengeluar-masukkan kejantananku penuh semangat. Nani mengangkat kedua kakinya, memeluk pinggangku erat-erat, mengunci tubuh yang juga sudah berkeringat itu kuat-kuat. Perjalanan menuju puncak birahi."Ah.. yang keras, Yang! uuhhh.." desah Nani, merasakan orgasmenya sudah tiba, dan ia ingin digenjot sekeras-kerasnya.

Aku menekan lebih keras lagi, sampai kadang-kadang ranjang seperti bergeser diterjang tubuhnya. Pangkal kejantananku membentur lingkar bibir kewanitaan Nani yang sedang berdenyut-denyut mempersiapkan ledakanku. "Aah!" Nani menjerit merasakan ledakan pertama menyeruak dari dalam tubuhnya, "Nggak tahan, Yang.. aah! hhh.. Yaang.."

Aku terus menekan dan menghujam, karena aku sendiri juga sudah ingin meledak rasanya. Seluruh perasaanku seperti ingin tumpah ruah sesegera mungkin. Apalagi otot-otot kenyal di kewanitaan istriku kini mencekal dan mengempot erat, seperti meremas-remas dan mengurut-urut kejantananku. Aku juga tidak tahan lagi. "Uuuh!" aku itu menggeram sambil menggenjot keras-keras.

"Ah.. ah.. ah.. ah..!" Nani mengerang setiap kali genjotan maha dahsyat itu menerjang tubuhnya."Aah!" Aku mengerang keras, menancapkan dalam-dalam kejantananku dan bertahan menikmati indahnya persetubuhanku, ketika denyutan ejakulasi melanda seluruh tubuhku.

"Oooh.. Oooh.. Oooh.." Nani mendesah panjang saat merasakan air spermaku menumpahkan sejutakenikmatan di dalam liang kewanitaannya untuk yang kesekian kali setiap kali aku dan Nani bersenggama.

Senggama pagi yang panas ini benar-benar sangat bergairah, sehingga setelah mencapai puncak. Aku terjerembab nikmat di atas tubuh telanjang istriku. Nani tersengal menahan tubuhku, dan menelentang tak berdaya.

Aku mulai bangkit meninggalkan ranjang untuk mandi sementara Nani masih tinggal tergolek telanjang di tempat tidur beberapa lama lagi, memejamkan mata, merasakan dan membiarkan cairan kenikmatan cinta dari alat kelamin kami berdua perlahan-lahan menyatu meresap turun menjalar dan membasah juga tidak tahan lagi, sementara keringat kenikmatan kami berdua seakan mengalir dengan deras.

Aku mulai bangkit meninggalkan ranjang untuk mandi sementara Nani masih tinggal tergolek telanjang di tempat tidur beberapa lama lagi, memejamkan mata, merasakan dan membiarkan cairan kenikmatan cinta dari alat kelamin kami berdua perlahan-lahan menyatu meresap turun menjalar.

"Papa mau yang ketiga..?"
"Emangnya apa Ma..?"
"Yah.. Nanti lagi.."
"Menu ketiganya emang apa Ma?" tanyaku.
"Papa mau apa terserah pinginnya yang gimana, he.. hee.. he.." Nani ketawa bercanda.

Dan siang itu aku lengket terus bergelut dengan Nani, kunikmati tubuhnya sepanjang hari liburku sepuasnya. Gairah yang akan kuceritakan pada episode berikutnya.
BINAL
Saturday, May 29, 2010 9:48 PM
Kali ini aku akan bercerita tentang pengalaman pertamaku saat kehilangan keperjakaanku ketika baru selesai semester 1 kuliah. Awalnya begini, aku dan 3 orang sahabatku Steven, Erwin dan Wan Fu sudah akrab sejak kelas 1 SMA. Ketika kuliah hanya tinggal aku & Steven yang sekampus, Erwin dan Wan Fu telah berpisah, tapi kami masih sering kumpul bareng dan main bersama.


Pada hari itu kuliah semester awal telah kami selesaikan. Kami berencana untuk main ke villa milik Steven di Puncak. Rencana ini kami buat cukup mendadak, 2 hari sebelum keberangkatan, sehingga aku & Steven hanya sempat menghubungi Erwin, telepon di rumah Wan Fu sepertinya sedang rusak karena tidak nyambung-nyambung. Berhubung rumahnya jauh maka besoknya, sehari sebelum berangkat kami bertiga dengan mobilnya Steven pergi ke rumahnya memberitahu sekalian membeli keperluan besok.

Sesampai di sana, ternyata di rumah hanya ada kakaknya, Mei Fang yang membukakan pintu untuk kami. Ci Mei Fang orangnya sangat cantik, rambutnya sebahu lebih, wajah oval, kulit putih, tubuh jangkung seksi hampir 170 cm dan payudaranya itu lho, benar-benar aduhai, mungkin 35B. Mungkin pembaca tahu aktris top Jepang, Noriko Sakai, hampir mirip dialah Ci Mei Fang. Waktu itu umurnya 24 tahun, kuliah S2. Ketika menyambut kami, dia memakai kaos hitam tanpa lengan dan celana pendek, sehingga makin terlihat keindahan tubuhnya.

Di rumah itu hanya dia sendirian, Wan Fu dan orang tuanya sedang mengikuti undangan di luar kota, besok sore baru pulang.
"Kok Cici nggak ikut, kan boring di rumah sedirian, Ci?" tanya Erwin.
"Ahh, Cici kurang suka ikut pesta-pesta kayak gituan, terlalu banyak basa-basi, lagian banyak godaan makanan enak, Cici takut gendut nih." jawabnya ramah.
"Ngapain aja Ci sendirian gini, nggak takut malamnya, perlu kita temenin nggak?" kataku bercanda.
Tapi malah dia jawab, "Bener nih mau temenin Cici, ya udah kalo gitu masuk aja, temenin Cici ngobrol, sepi nih."
Kamipun agak heran mendengar jawaban itu, setelah saling pandang sejenak kami akhirnya setuju. Steven memarkir mobilnya ke pekarangan.

Tiba di ruang tamu, Ci Mei Fang menyuguhkan minum & snack untuk kami. Dia juga menawarkan rokok, tapi hanya Steven yang menerima, yang lain tidak merokok. Ci Mei Fang menyulut rokoknya dan mulai membuka obrolan. Ternyata orangnya ramah dan enak diajak ngomong sampai obrolan-obrolan yang agak nyerempet. Sambil nonton kami ngobrol dan bercanda panjang lebar.
Di tengah obrolan Erwin bertanya, "Pernah nggak, Cici nonton film BF?"
Dijawabnya, "Pernah, tapi jarang.. Oh iya, Cici baru ingat, 2 hari lalu papa pinjam VCD kayak gitu, mau liat nggak kalian, Cici tau kok tempat simpannya."
Aku berpikir, "Gile nih cewek, nggak malu-malu banget ngomong gitu sama cowok!"
Ditawarin begitu ya kami iya-iya aja, siapa sih yang nggak mau. VCD dinyalakan, adegan-adegan di film membuat ruang tamu yang luas itu hening karena semua terpaku pada TV.

Kira-kira 1 jam kurang film itu berakhir.
"Rame ya Ci filmnya, nontonnya serius amat tadi", kata Steven.
Ci Mei Fang berkata, "Kalian bertiga pernah nggak melakukan kayak tadi?"
Kami semua menggeleng, "Belum Ci, emang Cici pernah?" tanyaku.
Bukannya menjawab, Ci Mei Fang malah memanggilku duduk di sebelah kirinya, menyuruh Steven yang sejak tadi di sebelah kanannya agar lebih mendekat, dan Erwin disuruh duduk jongkok di depannya.
Setelah kami mengelilinginya dia berkata, "Mau nggak kalian Cici ajarin supaya jadi pria dewasa?"
"Hah, maksud Cici apa?" tanya Erwin pura-pura tidak mengerti.
"Begini maksud Cici", katanya sambil meraih tanganku & Steven lalu ditumpangkan ke kedua payudaranya. Aku kaget sekali waktu itu.
"Ahh, jangan gitu Ci, malu, Cici kan udah punya tunangan", kataku pelan.
"Nggak apa-apa kok ini cuma pelajaran bukan cinta, tunangan Cici orangnya liberal, dia juga pernah main dengan perempuan lain, yang penting kita berdua saling mengerti, seks bukan berarti cinta kan", jawabnya.
Dia juga meraih tangan Erwin dan meyuruhnya meraba-raba kemaluannya.

Ternyata Mei Fang tidak memakai BH karena waktu kuraba buah dadanya, aku dapat merasakan puting susunya yang menonjol. Sekarang Erwin menarik lepas celana pendek Mei Fang dan aku membuka kaosnya, jadi sekarang Mei Fang hanya dibalut CD putihnya yang tipis, terlihat jelas bulu-bulu hitamnya yang tidak terlalu lebat. Payudaranya yang besar dan padat serta putingnya yang kecoklatan itu membuat nafsuku bangkit, tanpa diperintah lagi kukulum puting kirinya, sementara puting kanannya dikulum Steven, Erwin membuka lebar paha Mei Fang dan mengelus-elus belahan di tengahnya yang masih tertutup CD itu.

Lidahku mulai naik ke lehernya, pipinya dan akhirnya aku beradu lidah dengannya, permainan lidahnya benar-benar hebat, sampai sesak nafasku dibuatnya, dia juga mulai horny, kurasakan dari nafasnya yang kacau. Sementara tangannya membuka reitsleting celanaku lalu masuk ke celana dalamku, batang kemaluanku yang sudah tegang sejak tadi seakan-akan mau meledak saja begitu tangannya mulai mengocoknya. Steven yang duduk di sebelah kanannya masih mengisap payudaranya dan tangannya masuk ke dalam CD Mei Fang sehingga sekarang kemaluan Mei Fang sedang dimainkan oleh Erwin dan Steven, CD-nya juga sudah mulai basah. "Ahhh.. kalian hebat sekali, padahal kalian bilang belum pernah melakukannya.. uhhh..!"

Sekarang dia mengeluarkan batang kejantananku dan menjilatinya, Steven melepas CD Mei Fang sehingga sekarang dia sudah polos sama sekali. "Kalian juga buka baju dong, masa cuma Cici sendiri yang bugil kan nggak enak." Kami pun melepas baju, mula-mula sih memang agak risih karena baru pertama kali bugil di depan cewek, tapi lama-lama biasa saja. Setelah menyingkirkan meja ruang tamu, Mei Fang berbaring terlentang di permadani di ruang itu. Erwin yang belum menikmati payudaranya mengulum benda kenyal itu sedangkan Mei Fang sendiri kini memainkan biji peler Steven dengan mulutnya.

Kini giliranku menjilati kemaluan Mei Fang, cairan yang sudah membasahi liang kewanitaannya itu kujilati sampai bersih, lalu lidahku mulai menjelajahi daerah itu, kujilat klistorisnya, dan kulihat juga daging kecil di tengahnya, kumain-mainkan benda itu dengan jariku. Ulahku membuatnya berkelejotan, "Ohhh, jangan gitu ah, Her, geli nih.. uhhh..!" Tanpa mempedulikannya aku terus melakukannya. "Aduh... Her, jahat kamu ah, ohhh.. ohhh.. geli nih.. gulppp.. emhh!" Erangannya mendadak terhenti karena Steven memasukkan kemaluannya ke mulut Mei Fang, sehingga hanya terdengar suara, "Emmhm.. emhh", saja.

Sebelum memuntahkan isi kemaluannya, Steven melepaskan kuluman Mei Fang, "Jangan Ci, jangan dikeluarin sekarang nanti aja biar lebih seru", kata Steven. Lalu Mei Fang berkata, "Ahh.. Cici udah nggak tahan lagi, cepat tusuk Cici, jangan cuma jilat-jilat aja dong..". Aku yang berada di dekat liang senggamanya langsung mengambil inisiatif, kunaikkan kedua kaki Mei Fang ke bahuku seperti gaya di film tadi, perlahan-lahan lalu kumasukkan batang kemaluanku ke liang kewanitaannya. Dengan lancar kuterobos lubang itu karena Mei Fang sudah tidak perawan dan juga tidak terlalu ketat lagi. "Cici ini pasti orangnya termasuk gila seks nih, masa masih 24 tahun udah nggak sempit lagi", kataku dalam hati.

Selama beberapa waktu kusetubuhi dia sampai akhirnya aku merasa ada cairan hangat keluar dari sana. Tubuh Mei Fang menegang menekuk ke atas, tangannya meremas rambut Erwin yang sedang menjilati payudaranya, pertanda dia sudah orgasme. Dia melepas kulumannya pada batang kemaluan Steven disertai erangan panjang "Ooohh.. hebat kamu Her, hebat.. uhhh!"

Aku benar-benar lelah setelah menyemburkan maniku di liang kewanitaannya. Aku beristirahat sebentar dan membiarkan kedua temanku tetap bermain dengan Mei Fang. Kali ini Steven melakukan doggy style, batang kemaluannya dimasukkan ke pantat Mei Fang, sedangkan Erwin yang berada di bawahnya memasukkan batang kemaluannya ke liang kewanitaan Mei Fang. Mei Fang kini sedang ditusuk 2 senjata, badannya bergerak maju mundur mengikuti gerakan kedua temanku itu. "Ahhh.. yaa.. terus lebih dalam lagi.. uhhh.. uhhh.. kalian pintar baru pertama main sudah sehebat ini.. ahhh!" Seluruh ruang tamu itu dipenuhi suara erangan Ci Mei Fang.

Sesaat kemudian Steven melepas batang kemaluannya dan berpindah ke depan wajah Mei Fang. "Ci cepet buka mulut nih, gua mau keluar nih", dan, "Croot..." sperma Steven membasahi mulut mungil Mei Fang. Dia menelan semuanya dan membersihkan yang tertinggal di bibirnya, belum itu saja, dengan cepat diraihnya batang kemaluan Steven yang masih berlepotan itu lalu dikulum dan dijilati sampai bersih kembali. "Aduh Cici ganas banget sih, emangnya rasanya enak gitu Ci, sampe nafsu gitu?" tanya Steven. Tanpa menjawab Mei Fang terus mengulum batang kemaluan itu dengan rakusnya seperti binatang kelaparan. Sementara itu Erwin yang berada di bawahnya pun sudah ejakulasi dan dia membuang maninya di liang kewanitaan Mei Fang. Setelah itu tubuh Mei Fang terkulai lemas di atas Erwin dengan nafas terengah-engah, rupanya dia baru mengalami orgasme hebat.

Aku yang sudah memulihkan tenaga mengatur posisi Mei Fang dan menyelipkan bantal kursi agar Mei Fang menyandarkan kepalanya. "Her, kamu mau bikin posisi apa lagi sekarang?" tanyanya. Lantas aku berlutut di tengah badannya dan kujepit batang kemaluanku di antara payudara padat itu. Aku mulai mengocok di daerah itu dan Steven sedang menikmati liang kewanitaannya, dia merentangkan kedua paha mulus itu dan menancapkan batang kemaluannya dalam-dalam sementara itu juga Mei Fang sedang mengulum batang kemaluan Erwin di sampingnya.

Dalam waktu kira-kira 15 menit akhirnya kusiram wajah Mei Fang dengan maniku, ditambah lagi Erwin pun turut menyiramnya di mulut Mei Fang, tidak lama setelah itu Steven ejakulasi di payudara Mei Fang. Saat itu Mei Fang benar-benar basah kuyup oleh peluh dan sperma, dia merasakan kenikmatan yang luar biasa dari 3 laki-laki sekaligus. Mei Fang menyeka sperma yang membasahi dada dan wajahnya dengan jarinya lalu dijilatinya dengan rakus. Aku berkata, "Ihhh, Cici kok seneng banget sih minum sperma, rasanya enak banget ya Ci?" tanyaku mesra. "Yaaa.. rasanya kayak kamu minum cairan cinta Cici aja kayak gitulah kira-kira?" jawabnya.

Tubuhku benar-benar lelah setelah bercinta dengannya, mungkin karena waktu itu masih amatiran. Jam 9 malam setelah istirahat dan mandi di sana baru kami pamitan pulang, sebelumnya Ci Mei Fang mentraktir kami di sebuah kafe dekat daerah itu. Dia menyuruh merahasiakan hal ini pada siapapun termasuk Wan Fu, dia juga bercerita pada kami bahwa waktu SMA dia adalah anak alim & prestasinya menonjol, namun sejak putus dengan pacar pertamanya 2 tahun yang lalu dia sering bermain gila dengan berbagai laki-laki teman kuliahnya.

Hari itu adalah saat pertama dan terakhirku bercinta dengannya karena hari-hari selanjutnya ada Wan Fu, sehingga dia bersikap cuek bebek terhadap kami. Dan 1 tahun kemudian, Mei Fang pergi ke Canada dilamar tunangannya yang sudah bekerja tetap dan menjadi warga negara sana. Aku selalu mengingatnya karena bagiku dia adalah pengalaman pertamaku dan guru seks-ku.
Ketika pertama kali masuk kuliah
Saturday, May 29, 2010 8:35 PM
Ketika pertama kali masuk kuliah, bapakku menitipkan aku kepada seorang  temannya di kota tempatku kuliah. Uniknya om Warsito (panggil saja begitu) -  teman bapakku itu, punya kost-kostan tapi untuk putri. Aku sendiri mendapat  kamar di paling belakang menghadap ketaman belakang yang sengaja aku pilih  sendiri karena tempatnya yang paling tenang. Om Warsito seorang pengusaha  yang cukup sukses. Dia jarang sekali berada dirumah. Begitu juga Tante Sri,  dirumah hanya 2 atau 3 hari dalam seminggu selainnya itu berada di Surabaya  dan Denpasar untuk mengurus bisnis souvenirnya yang maju pesat. Yang dirumah  hanyalah Ivonne (15 thn) dan Gilbert (8 thn) serta dua orang pembantu yang  sudah tua. Kost-kost Om Warsito mempunyai 7 kamar dengan tarif 450 ribu Rupiah sebulan.  Untuk ukuran kotaku tarif ini mahal sekali. Dari enam cewek yang kost  ternyata beberapa minggu setelah aku berada disana, ketahuan ternyata yang 3  orang adalah kakak angkatanku (satu jurusan) dan yang lainnya nggak jelas  kuliah atau apa. Yang jelas mereka jarang berada di kost. Paling-paling  malam banget datang terus pagi sekali sudah nggak ada. Sedangkan yang 3  orang ini, Ana, Inggit dan Endah kebalikannya, mereka selalu ada dirumah,  jarang kuliah meski mereka juga belum pada punya pacar. Ana yang paling tinggi diantara mereka, dia juga yang paling cantik, tetapi  bentuk tubuhnya yang terjelek. Payudaranya lumayan, tetapi pantatnya lebar  dan datar. Kulitnya halus dan mulus. Dia juga yang tertua diantara ketiga  kakak angkatanku itu. Inggit yang termungil tetapi tubuhnya yang terbagus  menurutku. Pantatku indah dan tampak penuh, payudaranya meski nggak besar  tetapi bentuknya merangsang. Putingnya lancip, kelihatannya, karena dia  jarang pakai BH ketika ada di kost jadi kadang-kadang kelihatan olehku  tercetak dibajunya. Sedangkan dari ketiga kakak angkatanku itu, Endahlah  yang paling proporsional, tingginya cukup, tidak setinggi Anna tetapi juga  tidak semungil Inggit. Pantatnya penuh dan merangsang, payudaranya besar,  kulitnya putih dan mulus, rambutnya hitam panjang. Dan yang paling kusuka  dari mbak Endah ini adalah kebiasaannya selalu mengenakan celana pendek  ketat balap warna putih bila berada dirumah. Kuperhatikan bagian  selangkangannya selalu tampak menggunduk seperti sabun gif dan kadang-kadang  tampak sekali bibir-bibir labianya membentuk gundukan-gundukan yang tidak  rata di bagian selangkangannya. Tahu tidak, hanya dalam sebulan berada di rumah Om Warsito, frekuensi  ngocokku naik hampir 4 kali lipat. Jika waktu SMA aku melakukannya seminggu  sekali, itu aja kalo lagi nggak kuat banget. Sekarang, pingin nggak pingin  asal sudah berada dikamar dan lagi nganggur, bawaannya pingin ngocok terus.  Biasanya frekuensi ngocok paling sering justru terjadi dihari Minggu pagi  ketika semua berada dikost. Bagaimana tidak, pagi-pagi sekali mereka sudah  berkicau didepan kamarku dengan pakaian kebanggaannya masing-masing. Mbak  Endah dengan celana ketat putih bergunduknya, mbak Inggit dengan kaos tanpa  BH-nya dan mbak Ana dengan rok panjang terusannya yang menerawang. Sambil  ngerumpi (apalagi kalo nggak masalah cowok - maklum pada belum punya pacar  semua), posisi duduknya nggak beraturan dan seenaknya sendiri. Aku hanya  bisa mengamati dari dalam kamar sambil kadang-kadang…lha ini yang enak  banget…ngocok. Dan enaknya mereka nggak tahu aku lagi ngapain karena kaca  jendelaku yang gelap dan bagi mereka aku hanyalah anak kecil sampai suatu  ketika mereka aku yakini menjadikan aku salah satu bahan rumpian mereka. Ketika itu hujan turun, Ivonne dan Gilbert ikut mamanya ke Surabaya. Eh iya  aku lupa ceritain tentang Ivonne. Meski doi baru 15 tahun, tahu nggak,  bodinya udah kebentuk sempurna, apalagi doi tergolong bongsor. Jadi meski  kecil kadang-kadang aku ngaceng juga melihatnya. Tapi karena doi adalah  putri Om Warsito, jadi ya nggak masuk dalam koleksi lamunanku. Hujan nggak berhenti dari pagi sampai malam hari, padahal aku lapar banget.  Tadi pagi siang udah makan. Tapi mau masuk kedalam rumah kok nggak enak.  Apalagi pembantu-pembantu Om Warsito kayaknya nggak suka aku ada dirumah  itu. Mungkin diam-diam mereka mengamati tingkah lakuku dan kejadian ketika  aku melotot menelanjangi Ivonne ketika doi sedang senam di belakang rumah.  Belum pukul 7.00 malam mereka sudah nggak kelihatan, udah tidur. Aku tiduran dikamar sambil nonton TV, acaranya nggak ada yang bagus. Sambil  berbaring tergeletak mendengarkan rintikan hujan yang nggak henti-hentinya,  aku mulai membayangkan tiga dara yang ada disitu. Nggak terasa kontolku  tegang, bagian ujungnya tampak membesar keras (kalian udah tahu khan kalo,  kontolku itu kepalanya besar seperti pemukul bedug…kalo belum baca deh  cerita Vonny di page93). Ketika sedang melayang kemana-mana, tahu-tahu pintu diketok. "Mas Rudi!", aku segera bangkit dan merapikan celana pendekku …. sial aku  nggak pake celana dalam, sehingga tampak sekali sesuatu mencuat dibagian  selangkanganku. Belum siap aku, pintu udah terbuka. "Mas, ikutan yuk main poker dikamar Inggit. Kita kekurangan pemain nih!",  mbak Inggit memandangi sesuatu yang janggal dibagian selangkanganku. Aku gelagapan. Sambil berusaha menutupi aku menjawab: "Sebentar aku nanti kesana!" "Ditunggu ya!", mbak Inggit menutup pintu dan berlalu. Aku segera melepas celana pendekku dan memakai celana dalam kemudian memakai  celana pendek lagi. Wah kesempatan nih, mengamati dari dekat mereka-mereka  itu. Aku mengunci pintu, dan berjalan perlahan kekamar mbak Inggit. Sampai  didekat pintu kamarnya aku berhenti dan mendengarkan sedikit kata-kata  mereka. "Gila An, si Rudi nggak pake celana dalam dan tau nggak, lagi ngaceng dia." "Yang bener Nggit, emang kamu pernah ngliat cowok ngaceng?" "Ya tadi itu" "Huuu….semprul" "Tapi bener kok, kalo nggak, terus yang tadi kelihatan banget ngganjel di  celananya itu apa?" Sunyi sejenak, aku terdiam. Akhirnya mereka membicarakan diriku. Aku mau  mengetuk pintu tapi ragu-ragu. Terdengar lagi percakapan mereka. "Eh ngomong-ngomong, gedhe nggak?" suara Ana terdengar agar pelan. "Apanya?" "Ya itunya bego!" "Oh..kelihatannya sih gedhe….ah udah udah, nggak usah dibicarain.. sebentar  lagi doi kesini..kamu amati sendiri aja deh!" "Eh…bagaimana kalo nanti taruhan pokernya….ehhh…yang kalah telanjang satu  persatu…kalo menang boleh pake pakaiannya lagi…gimana?", suara Endah  terdengar. "Gila kamu Ndah, emang kamu berani?" "Kita khan udah jagoan main poker, tak jamin dia pasti telanjang bulat  nanti" "….ehmmm…kalo ternyata dia jagoan poker bagaimana?" "Ya nasib!" "Dasar eksibisionis kamu Ndah!" "Eh….pikirkan keuntungannya my friends!" Sunyi sejenak lagi. "Kok lama banget ya?" suara Ana "Ngocok kali!" suara Endah menohokku. "Jadi aku tadi ngganggu hajatan orang nih?", Suara Inggit. "Kita tunggu aja deh!" Aku bukannya mengetuk pintu kamar mbak Inggit. Aku tiba-tiba saja menemukan  ide entah darimana. Aku balik kekamar dan kembali melepas celana dalamku,  memakai celana pendekku dan segera bergegas kekamar mbak Inggit sebelum  kontolku ngaceng lagi. Aku mengetuk pintu kamar mbak Inggit. "Masuk Rud!" Aku masuk kamar dan mereka bertiga serentak memandangku sambil sesekali  mencuri pandang ke bagian selangkanganku. Aku segera duduk disamping mereka  sebelum doi berontak dan tegang. "Katanya poker, mana mbak?" "Ehhh…anu … Rud…ada peraturan khusus di lingkungan kita tentang permainan  poker!" Aku pura-pura tidak tahu, dan bertanya: "Apa itu mbak?" "Jelasin An!" "Begini dik Rudi, poker kita taruhannya bukan uang tapi……pakaian!" "Maksud mbak, kalo kalah taruhannya baju gitu!, emang buat apa baju cowok  buat mbak-mbak ini?" aku pura-pura bego. "Maksudnya begini lho Rud, biar lebih tegang, setiap kali kamu kalah kartu  maka kamu harus melepas baju kamu satu persatu. Kalo kamu menang, kamu boleh  pake lagi itu baju. Bagaimana, pasti seru khan!" "Ihhh…mbak-mbak ini genit deh!" aku masih pura-pura bego meski akhirnya  kontolku nggak bisa pura-pura lagi. Doi memanjang, membesar dan mengeras  didepan mereka-mereka ini. Jadi bisa dibayangin nggak sih, betapa anehnya  perasaanku saat itu. Disatu sisi, aku gelagapan dengan ide ini, disisi lain,  kontolku terasa enak karena ngaceng didepan cewek-cewek ini dan nggak bisa  sama sekali kututupi dari pandangan mereka yang sesekali mengamati bentuk  sosisku yang tercetak di celana pendekku. Sempat aku mengutuki keputusanku  melepas celana dalam. Suasana jadi nggak enak karena mereka jadi belingsatan sendiri, terutama  Endah. Suara nafasnya yang panjang-panjang terdengar sesekali. Terlihat  sekali bahwa dia kesulitan mengendalikan perasaannya. Yang tenang malah mbak  Ana. "Ayo kita mulai, gimana Rud, berani nggak?" "Boleh deh, tapi kalo nanti Rudi kalah sampai telanjang bulat, jangan  diapa-apain ya. Cukup diliatin aja!" "Ok Rud, ini khan hanya permainan!" Mulailah permainan poker maut ini. Sesekali aku mengejan sehingga batang  kontolku bergerak-gerak sendiri. Mbak Endah udah nggak mencuri-curi pandang  lagi, tapi udah ngeliatin langsung dengan tajam sambil berusaha  mengendalikan irama nafasnya. Aku menunduk ……… brengsek di bagian kepalanya  tercetak noda basah. Keluar juga pelumasnya. Aku udah kepalang. Malah secara  atraktif aku dengan cuek sesekali memegang batang kontolku dan menyamankan  posisinya dibawah tatapan mereka. Kartu dibagikan, pada putaran pertama aku bersemangat banget karena yang  kalah mbak Endah (karena dia nggak konsentrasi). Dia perlahan melepas  kaosnya dan …….. brengsek masih pake kaos singlet. Tetapi payudaranya sudah  kelihatan sebagian. Wah…kontolku semakin mengeras dan berkedut-kedut.  Demikian juga putaran kedua, wah lagi-lagi keberuntunganku, Mbak Endah  terpaksa harus melepas singletnya, …. Sehingga dia hanya pake BH sekarang.  Wao …. tampak gundukan yang besar dari daging payudaranya melotot memenuhi  BH-nya. Putaran ketiga, Inggit yang kena, ……….. lagi-lagi keberuntunganku, dia  melepas sweaternya dan oh my God ……….. payudara mungil nan indah dengan  puting yang mencuat indah. Kontolku mulai nggak kompromi lagi,  kedutan-kedutannya terasa seperti mengocok-ngocok terasa nikmat sekali.  Cairan bening yang menodai celana pendeknya semakin meluas. Inggit berusaha  menutupi dadanya sehingga praktis putingnya tertutup kedua tangannya.

 


  "Wah mbak Inggit curang", tiba-tiba saja suaraku keluar spontan. "Curang apa Rud?" "Itu …. Ditutupin, dibuka dong!" "Lho khan peraturannya melepas baju, bukan memamerkan tubuh" "Tapi khan" "Iya bener Rud!", suara mbak Ana yang sampai saat ini masih stabil memecah  kesunyian. Aku terdiam dan menyerah. Kebalikan dari Inggit, Endah malah secara  demonstratif membuka seluruh bagian yang terbuka itu tanpa berusaha  sedikitpun untuk menutupinya. Kontolku semakin berkedut-kedut dan keras  sekali terutama bagian kepalanya yang besar tercetak dengan jelas di celana  pendekku. Putaran berikutnya, aku yang kena dan terpaksa aku melepas kaosku dan  menyisakan singlet. Tidak ada kejadian apa-apa..pikirku demikian, sedangkan  pemenangnya adalah mbak Ana sehingga tidak ada kejadian apa-apa karena dia  masih berpakaian lengkap. Putaran berikutnya aku lagi yang kena dan mbak Ana  lagi yang menang dan terpaksa harus melepas singletku. Aku harus berusaha  lebih keras dan tidak kehilangan konsentrasi. Kartu dibagikan dan dimainkan. Horeeee…. Endah terkena. Dia melepas BH-nya  dan ….toing!!!…. payudara besar itu terbesar dari kungkungannya dan  menggantung dengan indah, putingnya tampak mancung dan berwarna coklat tua.  Aku mulai gelagapan dengan irama nafasku. Tapi karena mengejar target untuk  melihat mereka-mereka telanjang bulat, aku terus konsentrasi penuh. Dan  hasilnya dalam tiga putaran berikutnya, Inggit dan Endah sudah telanjang  bulat. Rinciannya dua kali Inggit untuk celana panjang dan celana dalamnya,  dan satu untuk celana pendek ketat putih milik mbak Endah. Dia ternyata  tidak bercelana dalam (ini menjelaskan kenapa kadang-kadang gundukannya  tampak bergelombang karena bibir-bibir labianya yang ternyata memang tebal).  Sementara mbak Ana sendiri sangat piawai bermain poker sehingga dia masih  berpakaian lengkap sampai saat ini. Sedangkan aku sendiri tinggal menyisakan  satu untuk menjadi telanjang bulat. Kontolku mulai berontak berat. Kedutan-kedutannya seperti memompa sesuatu  untuk keluar. tapi aku tahan-tahan. Dalam keadaan seperti itu justru sekarang akulah yang tidak berkonsentrasi.  Gimana bisa konsentrasi jika sesekali Endah membuka kakinya sehingga tampak  gundukan yang terawat rapi dengan jembut yang dicukur rapi dan indah  modelnya. Klitorisnya tak mampu tertutupi oleh gundukan itu. Begitu juga  bibir-bibir labianya tampak menggelambir merah basah. Dan ini yang membuat aku nggak kuat, sesekali dia menggerakkan pinggulnya  kekarpet yang berakibat pada bergeseknya vaginanya ke karpet. Terdengar  nafas tertahan yang tak mampu ditutupinya. Gila bener!. Sedangkan si Inggit  sudah menghilangkan minatku kepadanya karena dia menutup kakinya  rapat-rapat, begitu juga posisi tangannya yang menyilang menutupi kedua buah  putingnya. Sedangkan mbak Ana, sudah hilang tadi-tadi dari sasaran birahiku  sementara ini. Keasikan mengamati mereka membuat putaran kali ini menjadi awal dari  hilangnya keperjakaanku. Aku kalah pada putaran itu dan terpaksa harus  melepas celana pendekku. Aku berdiri dan membuka celana pendekku sehingga  batang kontolku yang tadi terkungkung tiba-tiba menyentak kedepan dengan  cepat dan membuat kepalanya yang besar tampak seperti pemukul bedug. Ketiga  cewek itu menahan nafas ketika batang kontolku tampak menegang penuh dan  mengacung kedepan, terutama mbak Endah. Dia sudah bukan lagi menahan nafas  tetapi sudah terdengar melenguh karena bersamaan dengan telanjang bulatnya  aku dia menggerakkan pinggulnya cepat sehingga menggesekkan klitorisnya  kekarpet. Aku duduk lagi, dan kami beberapa saat tidak berkata apa-apa hanya saling  memandang masing-masing dengan pandangan yang aneh. Tiba-tiba… "Rud, ikut mbak …………kekamar mandi ………yuk!", suara mbak Endah perlahan sekali  nyaris berbisik. Aku seperti kerbau dicucuk hidungnya dan mengikuti mbak Endah masuk kekamar  mandi di kamar Inggit dibawah tatapan Inggit dan Ana yang masih terdiam dan  tak sanggup berkata apa-apa. Mbak Endah masuk dan setelah aku masuk juga dia  mengunci pintu dan memandangiku terus tiba-tiba saja……aku dipeluknya erat  dan aku merasakan tangannya memegang batang kontolku dengan lembut. "Do something…Rud!", suaranya nyaris berbisik. Mbak Endah duduk dipinggiran bak kamar mandi dan perlahan membuka kedua  pahanya sehingga sekarang tampak jelas semua bagian vaginanya. Aku udah  nggak ingat apa-apa yang kutahu tiba-tiba saja ada tangan memegang batang  kontolku dan mengarahkannya ketumpukan daging-daging berwarna merah basah  dan mengkilat itu. Kemudian yang terasa seperti ada jepitan yang kuat  dikontolku terutama disekujur kepalanya yang tampak keras sekali. Aku  mendengarkan suara desahan yang keras. Aku nggak tahu apakah mbak Endah  masih perawan atau tidak, aku juga tidak memperhatikan apa ada darah yang  keluar atau tidak. Yang paling kuingat adalah ketika aku menusuk-nusukkan  batangku dengan cepat diiringi oleh suara lenguhan yang cepat dan diakhiri  oleh jeritan yang panjang yang keluar dari mulut Mbak Endah dan aku  merasakan keluarnya spermaku diiringi oleh rasa nikmat yang amat sangat,  jauh lebih enak dibandingkan dengan ngocok swalayan. Sampai beberapa saat  ketika aku sadar, aku tiba-tiba merasa malu karena telanjang bulat di kamar  kost orang lain, cewek lagi. Sampai sekarang aku masih ingat sekali kejadian hilangnya keperjakaanku itu.  Dan tahu tidak siapa diantara mereka yang setelah kejadian itu justru yang  rutin mengunjungi kamarku dan belajar bersama tentang sex. Tebak deh….. dan  kirim permintaan cerita itu ke setiawanrudi@h... agar aku mau  menceritakannya
KENIKMATAN GADIS BELIA
Saturday, May 29, 2010 8:32 PM
Ketika kami saling menjabat tangan, gadis itu masih agak malu-malu, saya lihat juga gadis itu tingginya hanya sekitar 158 cm dan mempunyai dada yang memang kelihatan lebih besar dari anak seumurnya sekitar 34B (kalau tidak salah umurnya 14 tahun), mempunyai wajah yang manis banget dan kulit walaupun tidak terlalu putih tapi sangat mulus, (sekedar info tinggi saya 165 cm dan umur waktu itu 16 tahun), saya berkata siapa namamu?, dia jawab L---- (edited), setelah berkenalan akhirnya kami saling memberikan nomor telepon masing-masing, besoknya setelah saling telepon dan berkenalan akhirnya kami berdua janjian keluar besok harinya jalan pertama sekaligus cinta pertama saya membuat saya deg-degan tetapi namanya lelaki yah..., jalan terus dong.

Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00 saya telah berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk pagarnya tidak lama setelah itu L----muncul dari balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia mengenakan kaos ketat dan rok yang kira-kira panjangnya hampir mencapai lutut berwarna hitam.
Saya tanya, "Mana ortu kamu...", dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.
"Oohh jawab saya," saya tanya lagi "Terus Papa kamu mana?" dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kami langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang, penis saya selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).

Setelah keliling kota dan singgah makan di tempat makan kami langsung pulang ke rumahnya setelah tiba saya lihat rumahnya masih sepi mobil papanya belum datang.
Tiba-tiba dia bilang "Masuk yuk!., Papa saya kayaknya belum datang". Akhirnya setelah menaruh motor saya langsung mengikutinya dari belakang saya langsung melihat pantatnya yang lenggak-lenggok berjalan di depanku, saya lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya saya lihat tidak ada orang saya bilang "Pembantu kamu mana?", dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.
"oohh...", jawab saya.
Saya tanya lagi, "jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?", dia jawab iya.
"Terus Papa kamu yang bukain siapa..."
"saya..." jawabnya.
"Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih...", tanya saya. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)
Saya tanya lagi "Kamu memang mau jadi pacar saya...".
Dia bilang "Iya...".
Lalu saya bilang, "kalau gitu sini dong dekat-dekat saya...", belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung saya tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang payudaranya yang benar-benar besar itu sambil saya remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh "Ohh.., oohh sakit". katanya.

Saya langsung mengulum telinganya sambil berbisik, "Tahan sedikit yah...", dia cuma mengangguk. Payudaranya saya remas dengan kedua tanganku sambil bibir saya jilati lehernya, kemudian pindah ke bibirnya langsung saya lumat-lumat bibirnya yang agak seksi itu, kamipun berpagutan saling membenamkan lidah kami masing-masing. Penis saya langsung saya rasakan menegang dengan kerasnya. Saya mengambil tangan kirinya dan menuntun memegang penisku dibalik celana saya, dia cuma menurut saja, lalu saya suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, saya langsung mengeluh panjang, "Uuhh..., nikmat sayang", kata saya.

 "Teruss...", dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan muka saya di antara payudaranya, tapi masih terhalang BH-nya saya jilati payudaranya sambil saya gigit-gigit kecil di sekitar payudaranya, "aahh..., aahh". Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya saya langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas payudaranya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, dia mempunyai payudara yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama saya main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya). Saya jilat kedua payudaranya sambil saya gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. "Aahh..., sakkiitt...", tapi saya tidak ambil pusing tetap saya gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadaku.

Sekarang payudara dia berada tepat di depan wajah saya. Sambil saya memandangi wajahnya yang sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas kedua payudaranya dengan lembut. Diapun kembali mendesis, "Ahh..., aahh...", kemudian saya tarik payudaranya dekat ke wajah saya sambil saya gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala saya tapi tangannya saya tepiskan. Sekelebat mata saya menangkap bahwa pintu ruang tamunya belum tertutup saya pun menyuruh dia untuk penutup pintunya, dia pun mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup pintu dengan mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sambil memperlihatkan kedua bukit kembarnya yang bikin hati siapa saja akan lemas melihat payudara yang seperti itu.

Setelah mengunci pintu dia pun kembali berjalan menuju saya. Saya pun langsung menyambutnya dengan memegang kembali kedua payudaranya dengan kedua tangan saya tapi tetap dalam keadaan berdiri saya jilati kembali payudaranya. Setelah puas mulut saya pun turun ke perutnya dan tangan saya pelan-pelan saya turunkan menuju liang senggamanya sambil terus menjilati perutnya sesekali mengisap puting payudaranya. Tangan sayapun menggosok-gosok selangkangannya langsung saya angkat pelan-pelan rok yang dia kenakan terlihatlah pahanya yang mulus sekali dan CD-nya yang berwarna putih saya remas-remas liang kewanitaannya dengan terburu buru, dia pun makin keras mendesis, "aahh..., aakkhh... ohh..., nikmat sekali...", dengan pelan-pelan saya turunkan cdnya sambil saya tunggu reaksinya tetapi ternyata dia cuma diam saja, (tiba-tiba di kepala muncul tanda setan).
Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Sayapun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, "Aakkhh..., akkhh..., lagi..., lagii..".

Setelah puas sayapun menyuruhnya duduk di lantai sambil saya membuka kancing celanaku dan saya turunkan sampai lutut terlihatlah CD-ku, saya tuntun tangannya untuk mengelus penis saya yang sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku. Diapun mengelusnya terus mulai memegang penis saya. Saya turunkan CD-ku maka penis saya langsung berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. Diapun kaget sambil melotot melihat penis saya yang mempunyai ukuran lumayan besar (diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm) saya menyuruhnya untuk melepas kaos yang dia kenakan dan roknya juga seperti dipangut dia menurut saja apa yang saya suruh lakukan. Dengan terburu-buru saya pun melepas semua baju saya dan celana saya kemudian karena dia duduk dilantai sedangkan saya dikursi, saya tuntun penis saya ke wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Saya suruh untuk membuka mulutnya tapi kayaknya dia ragu-ragu.

Setengah memaksa, saya tarik kepalanya akhirnya penisku masuk juga kedalam mulutnya dengan perlahan dia mulai menjilati penis saya, langsung saya teriak pelan, "Aakkhh..., aakkhh...", sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan penis saya di dalam mulutnya. "aakk..., akk..., nikmat sayyaangg...". Setelah agak lama akhirnya saya suruh berdiri dan melepaskan CD-nya tapi muncul keraguan di wajahnya sedikit gombal akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah dia depanku sambil berdiri. Sayapun tak mau ketinggalan saya langsung berdiri dan langsung melepas CD-ya. Saya langsung menubruknya sambil menjilati wajahnya dan tangan saya meremas-remas kedua payudaranya yang putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, "Aahh..., aahh..., aahh..., aahh", sewaktu tangan kananku saya turunkan ke liang kemaluannya dan memainkan jari-jariku di sana.

Setelah agak lama baru saya sadar bahwa jari saya telah basah. Saya pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan saya siapkan penis saya. Saya genggam penis saya menuju liang senggamanya dari belakang. Saya sodok pelan-pelan tapi tidak maumasuk-masuk saya sodok lagi terus hingga dia pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada tembok sambil mendengar dia mendesis, "Aahh..., ssaayaa..,. ssaayaangg..., kaammuu...", sayapun terus menyodok dari belakang. Mungkin karena kering penis saya nggak mau masuk-masuk juga saya angkat penis saya lalu saya ludahi tangan saya banyak-banyak dan saya oleskan pada kepala penissaya dan batangnya dia cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Saya genggam penis saya menuju liang senggamanya kembali. Pelan-pelan saya cari dulu lubangnya begitu saya sentuh lubang kemaluannya dia pun langsung mendesis kembali, "Ahh..., aahh...", saya tuntun penis saya menuju lubang senggamanya itu tapi saya rasakan baru masuk kepalanya saja diapun langsung menegang tapi saya sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan yang keras saya sodok kuat-kuat lalu saya rasa penis saya seperti menyobek sesuatu maka langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah menangis, "Ssaakkiitt...". Saya rasakan penis saya sepertinya dijepit oleh dia keras sekali hingga kejantanan saya terasa seperti lecet di dalam kewanitaannya. Saya lalu bertahan dalam posisi saya dan mulai kembali menyiuminya sambil berkata "Tahann.. sayang... cuman sebentar kok..."

Saya memegang kembali payudaranya dari belakang sambil saya remas-remas secara perlahan dan mulut saya menjilati belakangnya lalu lehernya telinganya dan semua yang bisa dijangkau oleh mulut saya agak lama. Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati ciuman saya dibadan dan remasan tangan saya di payudaranya, "Ahh..., aahh..., ahh..., kamu sayang sama lakukan?" dia berkata sambil melihat kepada saya dengan wajah yang penuh pengharapan. Saya cuma menganggukkan kepala padahal saya lagi sedang menikmati penis saya di dalam liang kewanitaannya yang sangat nikmat sekali seakan-akan saya lagi berada di suatu tempat yang dinamakan surga. "Enak sayang?", kataku. Dia cuma mengangguk pelan sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, "Aahh..., aahh..." lalu saya mulai bekerja
Friday, June 19, 2009 12:37 AM


wulan guritno and micola.3gp
Tuesday, June 02, 2009 9:38 PM
Media files
 video-play.mp4 (MPEG-4 File Format, 0 bytes)
page adult 1
Tuesday, June 02, 2009 9:28 PM




jupe jupe
Thursday, May 28, 2009 3:56 AM



istri bini orang
Thursday, May 28, 2009 3:34 AM




Keperawanan Ibu Guru
Wednesday, May 27, 2009 1:36 AM

Namaku SM dan sekarang umurku baru 19 tahun, dan perawakanku tinggi 171.5 cm dan kulitku sawo matang, sedangkan mataku berwarna coklat, dankisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata sekaligus pengalaman hidupku…
 

Tahun 2004 yang lalu… Saat ini aku sekolah di salah satu SMK yang ada di tanjung pinang (kepulauan riau). Sekolahku letaknya jauh di luar kota (kira2 20 km dari kota tempat tinggalku), dan sehari-hari aku pergi menggunakan bus jemputan sekolahku, dan dari sinilah kisahku bermula…
 

Pada suatu siang saat di sekolahan aku dan teman-teman sedang istirahat dikantin sekolah dan sambil bercanda ria, dan saat itu pula ada guruku (berjilbab) sedang makan bersama kami, pada saat itu pula aku merasa sering di lirik oleh ibu itu (panggil saja EKA), bu eka badannya langsing cenderung agak kurus, matanya besar, mulutnya sedikit lebar dan bibirnya tipis, payudaranya kelihatan agak besar, sedangkan pantatnya padat dan seksi, bu eka adalah guru kelasku yang mengajar mata pelajaran bahasa inggris, dan dalam hal pelajarannya aku selalu di puji olehnya karena nilaiku selalu mendapat 8 (maaf bukan memuji diri sendiri!!)
 

Saat didalam pelajaran sedang berlangsung bu eka sering melirik nakal ke arahku dan terkadang dia sering mengeluarkan lidahnya sambil menjilati bibirnya, dan terkadang dia suka meletakkan jari tangannya di selangkangannya dan sambil meraba di daerah sekitar vaginanya. Dan terkadang saya selalu salah tingkah di buatnya (maklum masih perjaka!!!!), dan kelakuannya hanya aku saja yang tahu.
 

Saat istirahat tiba aku di panggil ke kantor oleh ibu itu, dan saat itu aku di suruh mengikutinya dari belakang. Jarak kami terlalu dekat sehingga saat aku berjalan terlalu cepat sampai-sampai tangan ibu eka tersentuh penisku (karena bu eka kalau berjalan sering melenggangkan tangannya) yang saat itu sedang tegang akibat tingkahnya di kalas. Namun reaksi ibu eka hanya tersenyum dan wajahnya sedikit memerah.
 

Sampai saat aku pulang menaiki bus jemputan kami… Aku dan temanku duduk paling belakang, sedangkan bu eka duduk di kursi deretan paling depan. Saat semua teman-temanku sudah turun semua (saat itu tinggal aku bu Eka dan supirnya) bu eka melirik nakal ke arahku, dan tiba tiba ia langsung pindah duduknya di sebelahku dia duduk paling pojok dekat dinding), dan dia menyuruhku pindah di sebelahnya, dan aku pun menanggapi ajakannya. Saat itu dia meminjan handphone ku , katanya dia mau beli hp yang mirip punyaku (nokia tipe 6600) entah alasan atau apalah… Saat dia memegang hp ku tiba-tiba hp ku berbunyi, dan deringan hp ku saat itu berbubyi desahan wanita saat di kentot. aaaahhhhh… ahhhhshhhhshshh… oooooo… oooooohhhhhh dan seterusnya ternyata temanku yang menelepon. Tanpa basa basi bu eka bilang “apa ngga ada yang lebih hot, ibu mau dong”. dengan nada berbisik. Yang membuatku nafsu. “jangan malu-malu tunjukin aja ama ibu… ” Saat itu kupasang ear phone dan langsung aku perlihatkan rekaman video porno yang ku dapat dari temanku.
 

Tanpa aku sadari bu eka meraba kontolku yang saat itu sedang tegang-tegangnya, dan dia terkejut, “wooow besar sekali anumu… ” Padahal aku punya ngga gede-gede amat, panjangnya 15 cm dan diameternya 2.3 cm aja yaaa standart lahhhh… Dan terjadilah percakapan antara aku dan bu eka:
 

Saat itu dia berbisik padaku “aku masih perawan looo… ” di iringi dengan desahan. Lalu jawabku “oh yaaa, saya juga masih perjaka bu… ” bu eka: jadi klo gitu kita pertemukan saja antara perjaka dan perawan, pasti nikmat… (tanpa basa basi lagi) lalu jawabku malu aku: “ngga ah bu , saya ngga berani!!” bu eka: “ayolah… (dengan nada memelas)” aku: “tapi di mana bu? (tanyaku!)” bu eka: “di hotel aja biar aman” aku: “tapi saya ngga punya uang bu” bu eka : “ngga apa-apa ibu yang bayarin!!!”
 

Dan saat tiba di kamar hotel ibu itupun langsung beraksi tanpa basa basi lagi. ia melucuti bajunya satu persatu sambil di iringi dengan desahan… yang pertama ia lepaskan adalah jilbab yang menutupi kepalanya, lalu baju, kemudian rok panjangnya. dan tibala saat ia melepaskan bh nya, yang ku lihat saat itu adalah toket ibu yang putih mulus (mungkin karena sering di tutupi kalleeee) dan putingnya yang masih merah. dan pada saat ia mau melepaskan celana dalamnya dia bertanya padaku… “mau bantuin ngga… ” lalu hanya ku jawab dengan mengangguk saja. tanpa basa basi juga, aku mulai melepaskan celana dalamnya yang berwarna putis tipis.
 

yang kulihat saat itu adalah jembut tipis saja, lalu aku mulai menyandarkannya di dinding kamar sambil kujilati. da n timbullah suara desahan yang membuata tegang kontolku ah… ahh… ahhhhshhhh… terruussss… ohhh… yeahhh… oooohhhhh… au… udahh dong ibu ngga tahan lagi… ooohhhh… yeah… o… o… oo… ohhhh… tanpa ku sadari ada cairan yang membasahi wajahku. cairan putih ituku hisap dan ku tumpahkan ke dalam mulutnya, ternyata bu eka suka “mau lagi donggg… ” lalu aku kembali menghisap pepek bu eka yang basah dan licin kuat-kuat… “aaahhhh… ahhh… aarrgghh… uh… uh… uh… uh… ouuu… yeah… dan di sela teriiakan kerasnya muncrat lagi cairan putih kental itu dengan lajunya crroot… crooot…
 

di saat dia terbaring lemas aku menindih badan bu eka dan selangkangannya ku buka lebar2, lalu ak u mencoba memasukkan kontolku ke dalam pepeknya bu eka dan yang terjadi malah ngga bisa karena sempit. saat ku tekan kepala kontolku sudah masuk setengah dan ibu itu berteriak “ahhhh… ahhhh.ahhhhh… ahhhhh… , sakitttt… ahhh… pelan-pelan dong… ” seakan tak perduli kutekan lagi. kali ini agak dalam ternyata seperti ada yang membatasi. ku tekan kuat-kuat “ahhhhhhh… aaaaaa… aaaauuuuu… , sakit… ohh… oh… ooghhhhhh… ” aku paksakan saja… akhirnya tembus juga. “ahhhhhhhhhh… aaaaahhhhhh… , sakitttttttt… ” bu eka berteriak keras sekali…
 

Sambil ku dorong kontontolku maju mundur pelan dan ku percepat goyanganku. “aahhhhhh… auhhhhhhhh… u.h… u.u… hh… a… u… u… hhhhh.hh.h.h. h… Dia terus menjerit kesakitan, dan sekitar 20 kali goyanganku aku terasa seperti mau keluar. Lalu aku arahkan kontolku ke mulutnya dan… croot… … crroootttt… sekitar 5 kali muncrat mulut bu eka telah di penuhi oleh spermaku yang berwarna putoh kenta (maklum udah 2 minggu ngga ngocok)
 

Selang beberapa menit aku baru menyadari kalau pepek bu eka mengeluarkan cairan seperti darah. Lalu ibu eka cepat-cepat ke kamar mandi. Setalah keluar dari kamar mandi bu eka langsung menyepong kontolku sambil tiduran di lantai. Ternyata walaupun perawan bu eka pandai sekali berpose. Lalu ku pegang pinggul bu eka dan mengarahkan ke posisi menungging. Lalu aku arahkan kontolku ke pepek bu eka, lalu ku genjot lagi… ohhh… oh… o… h.h.h.h.hh… h.hhhhh… h… hhhhhhh… hhhhh… yeahhhhh oouu… yesssss… ooohhhhh… yeahhhhh… saat aku sudah mulai bosan ku cabut kontolku lalu ku arah kan ke buritnya “sakit ngga… ” laluku jawab “paling dikit bu… ” aku mencoba memasukkan tetapi ngga bisa karena terlalu sempit lalu bu eka berkakta “ngga apa-apa kok kan masih ada pepekku mau lagi nggaaaa… ” laluku kentot lagi pepeknya tapisekarang beda waktu aku memeasukkan kontolku ke dalam, baru sedikit saja sudah di telan oleh pepeknya. Ternyata pepek bu eka mirip dengan lumpur hidup. aku mengarahkan kontolku lagi ahhh… ahhh… ahhh… ahh… oooouuuhh… yeah… ou… ou… ohhhhhh… dan saat sekitar 15 kali goyangan ku bu eka melepaskan kontolku “aku mau keluar… ” lalu ku jawab “aku juga bu… , kita keluarin di dalem aja buu… ” “iya deeh jawabnya… ” lalu kumasukkan lagi kontol ku kali ini aku menusukknya kuatkuat. aaahhhh… ahhhh… aaaahhhhhh. ooooouuuuuuhhh… saat teriakan panjang itu aku menyemprotkan spermaku ke dalam pepeknya crroooot… crootttt… aku mendengar kata-katanya “nikmat sekali… ” Dan aku pun tidur sampai pagi dengan menancapkan kontolku di dalam pepeknya dengan posisi berhadapan ke samping…
Kak Linda tetanggaku
Wednesday, May 27, 2009 1:35 AM

Perkenalkan namaku Rendi, umurku saat ini 20 tahun. Kuliah dikota S yang terkenal dengan sopan santunnya. Aku anak kedua setelah kakakku Ana. Ibuku bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan ayahku juga bekerja di kantor. Tinggi badanku biasa saja layaknya anak seusiaku yakni 169 kg. Di situs ini aku akan menceritakan kisah unikku. Pengalaman pertama dengan apa yang namanya sex. Kisah ini masih aku ingat selamanya karena pengalaman pertama memang tak terlupakan.
 

Aku punya teman sebayaku namanya Putri, dia juga duduk di bangku SD. Aku dan dia sering main bersama. Dia anak yang sangat manis dan manja. Dia mempunyai dua kakak. Kakak pertama namanya Rio di sudah bekerja di Jakarta. Dan kakaknya yang satu lagi namanya Linda. Saat itu dia kuliah semester 4 jurusan akuntansi salah satu perguruan tinggi di kota kelahiranku. Dia lebih cantik dari pada adiknya Putri. Tingginya kira kira 160 cm dan ukuran payudaranya cukup seusianya tidak besar banget tapi kenceng.
 

Waktu itu hari sangat panas, aku dan Putri sedang main dirumahnya. Maklum rumahku dan rumahnya bersebelahan. Saat itu ortu dari Putri sedang pergi ke Bandung untuk beli kain. Putri ditinggal bersama kakaknya Linda.
 

“Main dokter dokter yuk, aku bosen nich mainan ini terus”ajak Putri
 

Segera aku siapkan mainannya. Aku jadi dokter dan dia jadi pasiennya. Waktu aku periksa dia buka baju. Kami pun melakukan seperti itu biasa karena belum ada naluri seperti orang dewasa, kami menganggap itu mainan dan hal itu biasa karena masih kecil. Waktu aku pegang stetoskop dan menyentuhkannya didadanya. Aku tidak tahu perasaanya. Tapi aku menganggapnya mainan. Waktu itu pintu tiba tiba terbuka. Linda pulang dari kampusnya. Dengan masih telanjang dada Putri menghampiri kakaknya di depan pintu masuk.
 

“Hai kak baru pulang dari kampus” “Ngapain kamu buka baju segala” Kak Linda memandangi adiknya. “Kita lagi main dokter dokteran, aku pasiennya sedangkan Rendi jadi dokternya, tapi sepi kak masa pasiennya cuma satu. Kakak lelah nggak. Ikutan main ya kak?” “Oh mainan toh… Ya sudah aku nyusul, aku mau ganti pakaian dulu gerah banget nih”
 

Kami bertiga pun segera masuk ke kamar lagi, aku dan Putri asyik main dan Kak Linda merebahkan tubuhnya ditempat tidur disamping kami. Aku melihat Kak Linda sangat cantik ketika berbaring. Setelah beberapa menit kemudian dia memperhatikan kami bermain dan dia terbengong memikirkan sesuatu.
 

“Ayo Kak cepetan, malah bengong” ajak Putri pada kakaknya.
 

Lalu dia berdiri membuka lemari. Dia kepanasan karena udaranya. Biasanya dia menyuruh kami tunggu di luar ketika dia ganti baju
 

“Ayo tutup mata kalian, aku mau ganti nih soalnya panas banget” Kak Linda menyuruh kami.
 

Dia melepaskan pakaian satu persatu dari mulai celana panjangnya, dia memakai cd warna putih berenda dengan model g-string. Saat itu dia masih dihadapan kami. Tertampang paha putih bersih tanpa cacat. Setelah itu dia melepas kemejanya dicopotnya kancing stu perstu. Setelah terbuka seluruh kancingnya, aku dapat melihat bra yang dipakainya. Lalu dia membelakangi kami, dia juga melepas branya setelah kemejanya ditanggalkan. Aku pun terbengong melihatnya karena belum pernah aku melihat wanita dewasa telanjang apa lagi ketika aku melihat pantatnya yang uuuhhh. Dia memilih baju agak lama, otomatis aku melihat punggungnya yang mulus dan akhirnya dia memakai baby doll dengan potongan leher rendah sekali tanpa bra dan bahannya super tipis kelihatan putingnya yang berwarna coklat muda. Kulitnya sangat putih dan mulus lebih putih dari Putri. Putri melihatku.
 

“Rendi koq bengong belum lihat kakakku buka baju ya? Lagian kakak buka baju nggak nyuruh kita pergi.” Kak Linda ngomel,”Idih kalian masih kecil belum tahu apa apa lagian juga aku nggak ngelihatin kalian langsung. Mau lihat ya Ren?”dia bercanda. Akupun menundukan mukaku karena malu.”Tapikan kak, susunya kakak sudah gede segitu apa nggak malu ama Rendi.” Putri menjawab ketus.”Kamu aja telanjang kayak itu apa kamu juga nggak malu sudah ayo main lagi.” Linda menjawab adiknya. Kami pun bermain kembali.
 

Giliran Kak Linda aku periksa. Dia menyuruh aku memeriksanya, dia agak melongarkan bajunya. Ketika stetoskop aku masukkan di dalam bajunya lewat lubang lehernya, tepat kena putingnya. Dia memekik. Aku pun kaget tapi aku pun tidak melihatnya karena malu. Dia menyuruhku untuk untuk lama lama didaerah itu. Dia merem melek kayak nahan sesuatu, dipegangnya tanganku lalu ditekan tekan daerah putingnya. Aku merasa sesuatu mengeras.
 

“Kak ngapain… Emang enak banget diperiksa… Kayak orang sakit beneran banget.” Putri Tanya ama kakaknya. Kak Linda pun berhenti.”Yuk kita mandi soalnya sudah sore lagikan kamu Putri ada les lho nanti kamu ketinggalan.” Ajak Kak Linda pada kami berdua. Dia menyuruh bawa handuk ama baju ganti.
 

Setelah mengisi air, aku pun membuka bajuku tanpa ada beban yang ada dan telanjang bulat begitu juga ama Putri. Kamipun bermain air di bathup. Kamar mandi disini amat mewah ada shower bathup dan lain lain lah, maklum dia anak terkaya dikampungku. Setelah itu pintu digedor ama kakaknya dia suruh buka pintu kamar mandinya. Aku pun membukanya. Kak Linda melihatku penuh kagum sambil menatap bagian bawahku yang sudah tanpa pelindung sedikitpun, aku baru tahu itu namanya lagi horny. Lalu dia masuk segera di membuka piyama mandinya. Jreng… Hatiku langsung berdetak kencang, dia menggunakan bra tranparan ama cd yang tadi dia pake dihadapan kami.
 

“Bolehkan mandi bersama kalian lagian kalian kan masih anak kecil.” “Ihh… Kakak… Punya kakak itu menonjol” ledek adiknya.
 

Dia hanya tersenyum menggoda kami terutama aku.”biarin”sambil dia pegang sendiri putting dia menjawab lalu dia membasahi badannya ama air di shower. Makin jelas apa yang nama payudara cewek lagi berkembang. Beitu kena air dari shower bra Kak Linda agak melorot kebawah. Lucu banget bentuknya pikirku. Payudaranya hendak seakan melompat keluar.
 

“Ayo cepat turun dulu, aku kasih busa di bathupnya… “.
 

Putri bergegas keluar tapi aku tidak, aku takut kalau ketahuan anuku mengeras, aku malu banget. Baru kali ini aku mengeras gede banget. Lalu Kak Linda mendekat dan melihatku serta menyuruhku untuk turun. Aku turun dengan tertunduk muka Kak Linda melihat bagian bawahku yang sudah mengeras sama pada waktu aku bermain tapi bedanya sekarang langsung dihadapan mata. Dia hanya tersenyum padaku. Aku kira dia marah. Dia kayak sengaja menyenggol senjataku dengan paha mulusnya.
 

“Ooohh… Apa itu… ” (pura pura dia tidak tahu) Putripun tertawa melihatnya. “Itu yang dinamakan senjatanya laki laki yang lagi mengeras tapi culun ya kalau belum disunat” Kak Linda memberitahukan pada adiknya.
 

Setelah busanya melimpah di air kami pun nyebur bareng.
 

“Adik adik, Kakak boleh nggak membuka bra kakak” pinta Kak Linda pada kami. “Buka aja to Kak lagian kalau mandi pakai pakaian kayak orang desa.” adiknya menjawab.
 

Tapi aku nggak bisa jawab. Dengan pelan pelan kancing dibelakang punggung dibukanya lalu lepas sudah pengaman dan pelindung susunya. Dengan telapak tangannya dia menutupi payudaranya.
 

“Sudah buka aja sekalian cd nya nanti kotor kena bau cd kakak,” ujar Putri kepada kakaknya.
 

Segera dia berdiri diatas bathup melorotkan cdnya dengan hati hati(kayaknya dia sangat menunggu ekspresiku ketika melihat wanita telanjang bulat dihadapannya). Ketika dia berdiri membetulkan shower diatas kami, aku melihat seluruh tubuhnya yang sudah telanjang bulat.
 

“Kak anu… anu… Susu kakak besarnya, ama bawahan kakak ada rambutnya dikit,” aku memujinya.
 

dia hanya tersenyum dan memberitahu kalau aslinya bawahan nya lebat hanya saja rajin dicukur. Dia agak berlama lama berdiri kayaknya makin deket aja bagian sensitivenya dengan wajahku, ada sesuatu harum yang berbeda dari daerah sekitar itu. Kak Linda terus berdiri sambil melirikku.
 

Sambil membilasi payudaranya dengan air hangat serta digoyang dikit dikit bokong bahenolnya. Dia menghadap kami sambil mnyiram bagian sensitifnya. Aku pun tak berani langsung menatapnya. Sambil memainkan payudaranya sendiri dia punya saran plus ide gila.
 

“Mainan yuk. Aku jadi ibunya, kamu jadi anaknya.”
 

Lalu Kak Linda menyuruh mainan ibu ibuan, dia menyuruh kami jadi bayi. Lalu dia menyodorkan susunya pada kami.
 

“Anakku kasihan, sini ibu beri kamu minum” dia berkata pada kami.
 

Putri pun langsung mengenyot puting susu kakaknya, tapi aku pun tak bergerak sama sekali, lalu dia langsung menyambar kepalaku ditarik ke arah payudaranya.
 

“Ayo sedot yang kuat… Ahhh… Cepet… Gigit pelan pelan… Acchhh,” kata itu keluar.
 

Tapi koq nggak keluar airnya. Punya Mama keluar air susunya. Tiba tiba Putri berhenti.
 

“Uhh… Ini kan namanya mainan jadi nggak beneran. Kamu udahan aja sudah jamnya kamu les” Putri pun bergegas turun dan berganti pakaian sejak saat itu aku tak memdengar langkah dia lagi.
 

Aku pun masih disuruh mainan dengan putingnya tangan kiriku dikomando supaya meremas susu kirinya. Tiba tiba ada sesuatu yang bikin aku bergetar, ada sesuatu yang berambat dan memegangi anuku. Dengan kanan kanan memegangi tangan kiriku untuk meremas payudaranya ternyata tangan kanannya memainkan penisku.
 

Segera dia memerintahkan untuk turun dari situ. Kami pun turun dari situ. Lalu. Dia duduk di pingiran sambil membuka selakangannya. Aku baru melihat rahasia cewe.
 

“Rendi ini yang dinamakan vagina, punya cewek. Tadi waktu kakak berdiri aku tahu kalau kamu memperhatikan bagian kakak yang ini. Ayo aku ajarin gimana mainan ama vagina” akupun hanya mengangguk.
 

Dia menyuruh menjilatinya setelah dia mengeringkannya dengan handuk. Aku pun menjulurkan lidahku kesana tapi bagian luarnya. Dia hanya tersenyum melihatku. Dengan jari tangan nya dia membuka bagian kewanitaan itu. Aku benar benar takjub melihat pemandangan kayak itu. Warnanya merah muda seperti sebuah bibir mungil. Setelah dia buka kemaluannya, lalu dia suruh aku supaya menjilatinya. Ada cairan sedikit yang keluar dari bagian itu rasanya asin tapi enak. Disuruh aku menyodok dengan kedua jariku, terasa sangat becek. Dia menyuruhku berhenti sejenak. Ketika dia menggosok gosok sendiri dengan tangannya dengan cepat lalu dia menyambar kepalaku dengan tangannya ditempelkan mukaku dihadapannya.
 

Seeerrr… Serr… bunyi air yang keluar dari vaginanya banyak sekali. Sambil berteriak plus mendesis lagi merem melek. Setelah itu dia jongkok, aku kaget ketika dia langsung menjilati kepala penisku. Di buka bagian kulup hingga kelihatan kepalanya.
 

“Kakak enggak jijik ya kan buat kencing” aku bertanya pada dia tapi dia terus mengulumnya maju mundur.
 

Sakit dan geli itu yang kurasakan tapi lama lama enak aku langsung rasanya seperti kencing tapi tidak jadi. Dia menggunakan sabun cair katanya biar agak licin jadi nggak sakit. Saking enaknya aku bagai melayang badanku bergetar semua. Setelah dibilas dia mengkulum penisku, semua masuk didalam mulutnya.
 

“Kak aku mau kencing dulu” aku menyela.
 

Setelah itu dia berbaring dilantai dia menyuruh bermain dengan kacang didalam vaginanya. Pertama aku tidak tahu, dia memberi tahu setelah dia sendiri membukanya. Aku sentuh bagian itu dengan kasar dia langsung menjerit dia mengajari bagaimana seharusnya melakukannya. Diputar putar jariku disana tiba tiba kacanga itu menjadi sangat keras.
 

Sekitar 5 menit aku bermain dengan jariku kadang dengan lidahku. Keluar lagi air dari vaginanya. Aku disuruh terus menyedotnya. Dia kayaknya sangat lemas lunglai. Setelah beberapa saat dia memegang penisku dan menuntunnya di vagina.
 

“Coba masukan anumu ke dalam sana pasti aku jamin enak banget rasanya” dia menyuruhku.
 

Dengan hati-hati aku masukkan setelah masuk aku diam saja. Dia menyuruh aku untuk menekan keras. Dan blesss masuk semuanya dia memberi saran kayak orang memompa. Masuk-keluar.
 

“Acchc terus… yang cepet… ah… ah… ah… ” dia mendesis, dia menggoyangkan pantatnya yang besar kesana kemari.
 

Tapi sekitar 3 menit rasanya penisku kayak diremas oleh kedua daging itu lalu aku ingin sekali pipis. Saat itu penisku kayak ada yang air mengalir. Dan serrr… seeerrrs air kencingku membanjiri bagian dalamnya. Setelah kelelahan kami pun keluar dia langsung pergi ke kamar masih keadaan bugil. Kemudian dia berbaring karena lelah, aku mendekatinya dan dia memelukku seperti adiknya, payudaranya nempel di mukaku. Setelah aku melihat wajahnya dia menangis. Lalu dia menyuruh aku pulang. Aku mengenakan pakaian dan pulang. Dia menyuruh merahasiakan kalau aku berbicara ama orang lain aku nggak boleh bermain ama adiknya.
 

Kami pun terus melakukannya sekitar 1 tahun tanpa ada siapa yang tahu. Sekitar aku kelas 1 SMP dia kimpoi ama temannya karena dia hamil. Ketika 2 minggu lalu (saat ini) aku bertemu dia bertanya masih suka main seperti dulu. Akupun hanya tertawa ketika aku tahu itu yang namanya sex dan aku ngucapin terima kasih buat kakak, itu adalah pengalamanku yang pertama.
Cynthia
Wednesday, May 27, 2009 1:34 AM
Aku punya pacar namanya Cynthia, anak kelas 2 SMU. Terus terang saja, seumur hidup aku belum pernah ketemu wanita yang lebih cantik daripada Cynthia. Semua orang yang kenal dia mengakui kalau dia itu yang paling cantik, pokoknya kecantikannya absolut. Selama pacaran aku dengan Cynthia sudah peluk-pelukan, cium-ciuman baik pipi maupun bibir, nonton, ke pesta, semua sudah kecuali satu, aku belum pernah melihat kemaluannya. Terus terang seumur hidup (waktu itu lho) aku belum pernah melihat kemaluan cewek itu seperti gimana, gambar sama film porno tidak pernah aku lihat, apalagi yang aslinya. 

Suatu kali Cynthia merayakan ulang tahunnya sama teman-temannya di villanya yang mewah di Puncak, tentu saja Aku diundang. Dengar punya dengar, ternyata Cynthia ini ditaksir sama laki-laki sekelasnya. Sialan nih anak, pikirku, apa dia nggak kasih pengumuman kalau aku ini pacarnya? sudah gitu dia itu ngenalin aku ke teman-temennya sebagai “kakak”-nya. Aku omongin hal ini ke Cynthia saat di pesta itu juga, tentu saja pas lagi berdua di kamar ganti pakaian, Cynthia merasa bersalah tapi eh…, rupanya dia sudah punya rencana untuk memproklamasikan kalau aku itu pacarnya, sekaligus bikin cemburu teman-teman sekelasnya he.., he.., he…, ada-ada juga nih cewek.
 

Ketika aku temui di kamar ganti dia memakai pakaian mirip piyama. Aku belum sempat tanya-tanya Cynthia menyuruhku memakai pakaian yang serupa, tentunya versi laki-laki sambil memesan kalau di balik pakaian itu jangan pakai apa-apa lagi (jangan pakai pakaian dalam), katanya dalam rangka “proklamasi” percintaan kita ke anak-anak…, hehehe..
 

Aku buru-buru pakai “piyama” (sebut saja demikian yah…, soalnya nggak tahu namanya) itu tanpa tanya-tanya lagi dan segera menghampiri Cynthia yang sudah siap di depan lilin dengan semua anak lain pada acara tiup lilin. Aku berdiri di belakangnya, Cynthia mengalungi kedua tanganku ke dadanya…, ya ampun…, rupanya dia tidak memakai pakaian dalam juga, pikirku. Pelan-pelan aku ereksi sudah nggak tahu Cynthianya merasakan nggak, habis begitu dia tiup lilin, pada tepuk tangan, singkat cerita, dia memberi “sambutan singkat”.

“Sambutan”-nya itu antara lain Cynthia mengucapkan terima kasih ke teman-teman yang sudah memberi perhatian kepadanya, tapi pada akhirnya dia memilihku (Andri) sebagai kekasihnya. Wow…, ereksi berat deh aku… tapi jangan khawatir, katanya, buat teman-teman yang sudah memberi perhatian, Cynthia punya “sesuatu yang lain” buat mereka.
 

Habis itu dia mengundang tiga teman laki-laki sama tiga teman wanitanya ini kebetulan saja tiga sama tiga. Aku diberi tahu bahwa tiga teman prianya itu adalah yang sudah terang-terangan “menyatakan cinta” kepadanya, dan tiga teman cewek itu adalah sohib-sohib terbaiknya. Sebenarnya banyak juga sih teman-teman yang lain yang suka kepadanya, cuma mereka tidak berani atau belum menyatakan.
 

Cynthia mengajak aku dan enam temannya itu ke kamar tidur, menutup pintu dan dia mengajak aku berbaring di sana, di depan keenam temannya itu. Aku dasar orangnya to the point tidak banyak tanya atau protes, Aku disuruh memeluk dan mencium bibirnya, ya aku ikuti saja permintannya. Cynthia merapatkan badannya ke tubuhku sambil “Ehh… Ehh… Ehh…”, teman-teman ceweknya mukanya sudah pada merah cekikikan semua…, terus tangannya membimbing tanganku masuk ke “piyama”-nya, membelai-belai dadanya…, turun…, turun…, melepaskan tali “piyama”-nya…, turun lagi…, astaga…, dia menarik tanganku…, mendekap kemaluannya…
 

Aku langsung kena tegangan tinggi deh waktu itu, piyamanya sudah seperempat terbuka, tanganku sudah di dalam. Aku peluk tubuhnya, cium pipinya, antara sadar dan tidak sadar aku teriak, “Cynthia…, Aku pengin lihat kemaluanmu…, Biarkan aku melihat alat kelaminmu…!!”. Cynthia buru-buru “menutup” lagi piyamanya, meninggalkan tanganku di dalam, “terkunci” oleh kedua tangannya. Kulihat teman-teman prianya pada melotot semua mulutnya kebuka, demikian pula teman-teman ceweknya, mukanya pada merah pada ketawa cekikikan malu.
 

Kaki Cynthia digerak-gerakan ke depan, dibimbingnya tanganku mendekap dan menggosok-nggosok kemaluannya lagi yang sudah basah, kaki dan badannya menggelinjang ke sana ke mari keenakan. Semakin aku berusaha membuka piayamanya semakin dia “mengunci”-nya rapat-rapat.
 

Akhirnya tanganku berhasil “melepaskan diri” dari tangannya…, tapi masih di dalam, aku berusaha kuat membuka piyamanya, kalau perlu sampai robek, sampai akhirnya dia “kalah” dan kebuka deh tubuh kewanitaannya lengkap dengan buah dadanya yang ranum itu dan tentu saja… kemaluannya!!!
 

Teman-temannya pada teriak semua…, aduh…, baru sekali itu sudah aku melihat tubuh wanita lengkap dengan alat kelaminnya…, Cynthia menggelepar di sana…, “ditangkap”-nya badanku, dilepasnya tali piyamaku, dimasukkannya tangannya ke dalam piyamaku dan…, di kocok-kocoknya alat kelaminku (dia sudah “mengerti”).
 

“Aduhh…, Enak banget…” pikirku. Teman-temannya pada ketawa semua, akhirnya di keluarkannya alat kelaminku…, teman-teman ceweknya pada teriak semua dan tertawa terpingkal-pingkal…, sedangkan teman-teman prianya semakin melotot, membuka mulutnya lebar-lebar dan menahan nafas, seolah tidak percaya pada apa yang mereka lihat.
 

Digosok-gosokkannya kepala alat kelaminku ke permukaan alat kelaminnya…, dibukanya piyamaku dan dipeluknya aku…, aduhh…, Aku tidak tahan lagi deh…, antara sadar dan tidak sadar Aku teriak lagi, “Cynthia…, Aku pengin bersetubuh denganmu…”.
 

Dikuncinya bibirku rapat-rapat oleh bibirnya, dia melumat-lumat mulutku, aku berontak sebentar buat teriak lagi, “Cynthia…, Biarkan aku menyetubuhimu…”.
 

Cynthia memasukkan batang kelaminku ke dalam alat kelaminnya. “Astaga! mereka bersenggama!” teriak salah seorang temannya. Aku sudah di antara dua dunia gitu tidak peduli lagi birahiku menjadi-jadi, bibirku terus dilumat-lumat, badan dan kakinya menggelepar-gelepar kenikmatan, demikian pula dengan kaki dan badanku antara sadar dan tidak sadar aku merasakan seluruh batang kemaluanku sudah terbenam ke dalam tubuhnya. Tubuh Cynthia terus mendekap tubuhku meminta lebih dalam lagi seperti anak singa yang sedang kelaparan meronta-ronta terus menyatukan tubuh kami berdua. Akhirnya aku sudah tidak dapat menahan lebih lama lagi, aku teriak, “Cynthia…, biarkan aku menyemburkan air maniku ke dalam tubuhmu…” belum sempat dia menjawab, akhirnya…, creett…, creett…, creett… tersemburlah semua air maniku ke dalam tubuhnya…
 

Aduh nikmat sekali…, teman-temannya tertawa terpingkal-pingkal…, aduh nikmat…, akhirnya lemaslah tubuhku dan tubuhnya… sebentar kemudian pelan-pelan kucabut kelaminku yang melemas…, air maniku mengalir keluar tubuhnya bersama dengan air wanita dan darah keperawanannya…, nikmat sekali.
 

Lama kemudian kami bisa mengatur nafas lagi seperti tidak peduli akan sekeliling kami dia mengajakku ke kamar mandi untuk “taking shower” membersihkan tubuh kami dari sisa-sisa sperma, air wanita dan darah keperawanannya. Cynthia menghubungi pembantunya lewat interkom untuk mengganti sprei tempat tidur yang basah, setelah bersih kami berdua keluar dengan “piyama” yang baru. Keenam temannya itu satu persatu meninggalkan ruangan, sisanya entah tahu atau tidak apa yang terjadi aku tidak terlalu peduli dan kamipun tidur pulas berpelukan dalam kenikmatan capai dan lemas.
 

Akhirnya teman-temannya pamit pulang pada “ketua panitia” yang menyusun acara itu dan kami tertidur sampai sore dan akhirnya kami berdua pun pulang kembali ke Jakarta.
Sarah dan Ibunya
Wednesday, May 27, 2009 1:30 AM
Waktu itu di sekolah tepat jam 12.50. Waktu pulang sekolah. Mata ku tertuju pada pemandangan indah. Di halaman sekolah,ku lihat teman2 ku sedang “mengguyur” sarah. Ternyata dia ultah.(kebiasaan anak SMA,xlo ada yg ultah musti di guyur). Kasihan juga ku melihatnya.
Saat teman ku selesai mengguyur serta melempari telur, ku beranikan diri untuk menolong dia. Kebetulan aku kenal dan akrab dengan dia. Ku batu dia membereskan buku2 serta pakaianya.Tiba2, tak sengaja sikut ku menyenggol dada dia yang besar itu (32B). 

Aku langsung minta maaf…Tetapi adik ku di sana telah berdiri dan horny banget nih…Pikiran jahat mulai merasuk dalam diriku.
 

Ku cari akal supaya bisa menikmati tubuh seksinya.Doi tubuhnya langsing,Tinggi 160cm,rambut ikal,kulit putih dan bersih.
 

Ide pun muncul dalam benak ku.
 

“Sar,mending kita disini dulu. Nanti kalo disiram lagi gimana?Brabe urusannya”
 

“Tapi,gimana yah…Gue mo ngeles nih”
 

“ngeles dalam keadaan begini?Yg bnr ja! Nnti gue bantu ngomong ke nyokap deh.Janji.”
 

“bener nih?” “bener!”
 

Hari telah menunjukan jam 4 sore. Sekolah pun mulai sepi.Tak terasa sarah tertidur karna lelah kejar2an sama temannya.”Yes, kesempatan nih” pikir ku.Ku dekati dia dan ku pegang tangannya.dia diam saja.Mungkin terlalu lelah,pikir ku.aksi pun di mulai.ku rebahkan tubuhnya di atas meja.Satu demi satu kancing ku lepas.Dan tersembullah dua buah gunung yang indah.kucoba tuk meraba.Tapi dia tidak merespon.Akhirnya nekat juga aku.Ku jilati pentilnya yang kecil itu.Dan tersontak dia bangun.
 

“Apa yang loe lakukan Van?”Teriak dia.
 

Keadaan sekolah sepi, dan sekitar sekolah kami hanya kebun.Suara yang keraspun mungkin tak ada yang mendengar.
 

Tanpa pikir panjang,ku kulum bibir seksinya supaya tidak teriak lagi. Ku buka paksa rok abu2nya,dan ku belai2 bibir kemaluannya.Rasa geli dan nikmat membuatnya bergerak meronta2.
 

“Sar,dari pada loe sakit gue perkosa,mending loe nurut aja!”Kata gue sedikit membentak.
 

Akhirnya dia sedikit lebih tenang dan mulai menuruti perintah gue.Perlahan namun pasti.Kami berciuman kembali dan gue mulai memainkan memeknya dengan jari telunjukku.
 

Dia mulai terangsang.Ini dibuktikan dengan dia mulai meraba2 kontol gue yang masih terbungkus rapi.Perlahan-lahan dia mulai membuka resleting. Dan akhirnya keluarlah Tugu monas yang kekar ini.Ia sempat tersontak kaget.walaupun ga lebar n tebal,tapi panjangnya 19cm.Mulut kecilnya pun mulai menciumi ujung kontol gue.Dikocoknya perlahan.Tak pernah gue merasakan kenikmatan ini.Akhirnya gue ingin mencapai klimaks…
 

Dipercepatnya kocokan pada kontol ku.”Terus sar…Terus…Ah…Ah…Ah…” “Crott… Crott…Crott…Crott…Crott…Crott…”Bersamaan dengan itu,terbukalah pintu kelas yang tadinya tertutup rapat.Kami kaget dengan apa yang kami lihat.Sesosok wanita berumur 36,berdiri didepan pintu.Sarah diam seribu bahasa.Mulutnya penuh dengan peju yang ku keluarkan.
 

“TANTE….”Kataku.
 

“Cepat bereska pakaian kalian!Kamu Ivan ikut tante!Tante ingin mengatakan sesuatu!Kamu sarah,cepat menyusul ke mobil!Maki ibu sarah dengan nada tinggi.
 

“Celaka nih gue.Mo diapain nih gue?”pikir gue tak karuan
 

“Apa yang kamu lakukan dengan sarah sangat tak bermoral! Kamu ikut saya pulang!”
 

Gue ikutin aja perintah dia…
 

Sesampainya di rumah sarah,ibunya menyuruh sarah masuk ke kamar n jangan keluar sebelum ibunya memanggil n mengampuni dia. Gue di cramahin abis2an. Kuping gue ampe panas dibuatnya.
 

Akhirnya dia pergi ke dapur tuk ngambillin gue minum.”Huh,akhirnya gue bisa istirahatin kuping gue” pikir gue. Ibunya dateng dengan air putih di tanganya. “Yah,rumah ja gede,masa minum air putih!”Guman gue kesel.
 

Ditaruhnya gelas itu di meja tepat di depan gue. Lalu gue liat pemandangan yang aduhai…Belahan dada berukuran 36b itu terlihat jelas. Kontol gue mulai bangun dan meronta2 tuk keluar… Gue tutup clana gue dengan bantal sova.
 

Kemudian dia duduk di sebelah gue seperti tadi. Kelihatannya pengen ngomelin gue lagi…Sebelum itu terjadi,gue dah keburu nafsu tuk ngentotin dia,ya gue langsung tarik tangan dia n mulai menciumi dia sambil memegang toketnya yang aduhai…
 

Dia meronta2 mencoba tuk melawan…Kemudian tangan kanan gue mulai menuju ke lembah kenikmatan dirinya…Dia semakin meronta2 tak karuan. Tetapi lama2 dia mulai tenang,perlahan2 mulai menikmati permainan gue. Gue buka satu per satu kancing bajunya,lalu tersembulah keluar toket yang begitu indah itu kemudian dengan nafsu yang begitu besar, gue kemut2 puting susunya. Dia tak mau kalah, dia mulai memegangi penis gue yang sudah sangat kencang. di belai dengan lembut kemudian dia buka resleting gue dan mencoba melepaskan celana panjang gue.
 

Tersembul keluarlah kontol gue yang lumayan gede,lebar(4 cm) n panjang(19 cm) (maklum,masih ABG). dikocoknya perlahan. Nikmat sekali…Kemudian dia bangkit berdiri dan mendekatkan toketnya ke penis gue…Gue ngerti maksud dia…Gue nyelipin kontol gue ke belahan teteknya…Diapitnya kontol gue dengan kedua tetek dia.Kemudian dia mulai menaik-turunkan teteknya itu…”ah…oh…more…more…more hard babe..” teriak kecil gue… Semakin cepat saja gerakan dia.
 

“babe I’ll coming,stop it….” perintah gue… kemudian dia berhenti…”sekarang giliran gue”kata gue…Dia gue suruh terlentang di sova.Kemudian kami melakukan gerakan 96.gue ngemut2 vagina dia,n dia ngepong kontol gue…Ah nikmat banget…Walaupun gue bilang kalo ini giliran gue,gue tetep ga mo rugi dong…hehehe…
 

Gue isep2 klitoris dia,dia merintih kecil…”ahh….ahh….ouch…”
 

Dia membalasnya dengan mengemut-emut biji peler gue…”ah…nikmat sekali sayang,terusin-terus…ah”guman gue tak karuan….
 

“say,dah gak tahan nih,masukin punya kamu ya…please…sekarang…”
 

“Ok babe…”
 

Kami mengatur posisi…dia terlentang n kakinya diangkat ke pundak gue…”Wah memek kamu indah banget…” Kemudian gue mengosok2 kepala penis gue di vagina dia.Nikmat banget.”Van ayo dong,jangan bandel,tante ga tahan lagi,cepet…” Dengan perlahan gue masukin kontol gue.Seret n rapet banget ni memek…Nikmat banget…Baru masuk kepala kontol gue, dia dah menggelimang tak karuan.kepala kontol gue kaya dipijit2.Ah nikmatnya…Baru pertama kali gue merasakan memek…Biasanya cuma disepong ama Clara, Intan n Maya. Perlu kalian tau,Mereka mau nyepong asal dikasih duit 100rb.tapi gue ga kehabisan akal…Waktu mereka ngepong gue di kelas gue saat pulsek,gue selalu memoto kegiatan mereka.Jadi,setiap kali gue pengen di sepong,tinggal nunjukin foto itu n ngancem tuk nyebarin, n tentunya dah gue copy ke com gue supaya kalo di apus,masih ada backup nya.
 

Kembali ke cerita…
 

Perlahan tapi pasti gue coblos memek dia. Akhirnya mentok juga.perlahan-lahan gue maju mundurin pantat gue…Nikmat banget…lama-lama gue percepat gerakan gue….15 menit kami melakukan gaya ini.kemudian, kami berganti gaya.Giliran gue yang di bawah.Posisi ini membuat kontol gue lebih masuk.Perlahan2 dia menggoyangkan tubuhnya…”Van, kalo mau keluar bilang ya,keluarin di luar aja” Gue mengangguk kecil…Gerakan semakin cepat,pandangan gue tertuju ke tetek dia. Indah sekali. Nafsu gue semakin menjadi2.Kemudian gue merubah posisi.Gue duduk n kami berhadapan.seperti posisi tadi,dia ada di atas (tepatnya dalam pangkuan gue)posisi ini membuat mulut gue bertatapan dengan puting toketnya. Gue kenyot2 susunya,membuat dia semakin gelisah n mendekati klimaks…beberapa saat kemudian dia menjerit kecil n keluarlah cairan bening.Hangat sekali membuat gue semakin bergairah.
 

Gue beri dia istirahat sebentar,untuk memulihkan tenaga.Kami berciuman dengan liar…Setelah gue rasa cukup,gue mulai melakukan gerakan lagi…setelah 10 menit gue merasa ada yang pengen keluar dari penis gue,gue percepat gerakan gue,n tentunya dengan memeluk dia n mengemut putingnya.Coz gue pengen keluarin di dalem.Gue pengen tau rasanya,coz dah sering keluar di luar(disepong ma jablay2 sekolah).Semakin lama gue percepat.”ah…ah…terus sayang,tante mau keluar lagi…terus isep sayang….terus….ah…ah…ah….Fucking hard….more fast….ah…ah…ah” 5 menit kemudian n disaat yang bersamaan “say,tante keluar…AAAAAHHHHH” Saat itu juga gue menyemburkan peju gue berkali2… Crot….Crot….Crot….Crot….Crot….. masuklah peju gue dalam rahim gue…Dia meronta untuk melepaskan diri,tapi gue tahan sampe peju gue selesai keluar.
 

Doi yang pasti kaget,karna ga nyaka bakal keluar bareng n di dalem,karna dia ga pengen gue keluarin di dalem,biar g hamil.
perkosaan
Wednesday, May 27, 2009 1:21 AM
pemerkosaan yang di alami oleh seorang gadis bernama novy. Novy adalah seorang mahasiswi berusia 22 tahun di sebuah perguruan tinggi swasta ternama di Jakarta. Dia mempunyai tubuh yang sangat sempurna dan terawat. Tingginya 165 cm, dengan berat 55 kg. Rambutnya hitam sebahu dan dia mempunyai payudara yang sangat indah, bulat dan kencang berukuran 34B. Kulitnya putih dan wajahnya pun sangat cantik.
Novy termasuk mahasiswi yang berprestasi di kampusnya. Tidak heran banyak sekali teman prianya yang tertarik kepadanya, namun sampai saat ini Novy masih belum punya pacar.

Pada suatu hari Novy terpaksa harus pulang sendiri agak malam dari kampusnya, karena ia harusmenyelesaikan tugasnya di laboratorium. Ketika dia sedang menunggu lift dari lantai 8, tiba-tiba Anto temannya datang.
“Hai, Novy.. mau pulang nih..?”
“Iya..”
“Bareng yuk turunnya..!” ajak Anto.
“Boleh..” tanpa rasa curiga Novy mengiyakan.

Nampaknya malam itu benar-benar sepi di kampusnya, hanya tinggal beberapa orang saja terlihat di tempat parkir di bawah. Ketika pintu lift terbuka, mereka berdua pun masuk. Saat berada di dalam lift, tiba-tiba sebuah benda keras menghantam tengkuk Novy dari belakang, membuatnya langsung tidak sadarkan diri.

“Dukk..,” Novy terbangun ketika kepalanya terantuk meja.
Dengan mata masih berkunang-kunang, dia melihat bahwa dia sedang berada di ruang kuliah di lantai 4 kampusnya. Tidak ada orang di situ. Dan ketika dia melihat jam di dinding, ternyata sudah pukul 10 malam. Ketika Novy mencoba bergerak, dia baru menyadari bahwa tangan dan kakinya terikat. Dia mencoba melepaskan diri namun tidak berhasil. Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka, dan muncullah tiga orang dari pintu itu. Dua pria dan satu wanita. Mereka semua temannya, Anto, Angga dan Shanty.

“Shanty.. tolong gue Shan.., lepasin gue.. apa-apaan sih ini..? Kalian kalo bercanda jangan keterlaluan dong..!” dengan sedikit kesal Novy bicara dengan Shanty.
“Elo mau apa sih Nov..? Ini bukan bercanda tau..!” teriak Shanty.
“Apa maksud elo..?” Novy mulai panik.
“Kita mau buat perhitungan sama elo, Nov..! Selama ini elo selalu jadi pusat perhatian, tapi elo terlalu sombong untuk memperhatikan temen elo sendiri. Elo tau nggak kalo temen-temen tuh banyak yang nggak suka sama elo..! Sekarang saatnya elo untuk ngasih sesuatu sama mereka..!” Shanty mendekati dan kemudian menampar pipi kiri Novy.
“Elo mau apa sih..!” jerit Novy.
“Gue mau liat elo menderita malam ini, Nov. Karena selama ini elo selalu mendapat segala yang elo inginkan…” kata Shanty.

Selesai Shanty berbicara, tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka kembali dan masuklah 15 orang lagi, 10 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Mereka semua temannya. Tetapi kelihatannya mereka semua senang melihat Novy terikat tidak berdaya seperti itu.
Tiba-tiba Shanty berteriak, “Teman-teman, inilah saatnya yang kita tunggu-tunggu. Malam ini kita boleh ngerjain si Novy sepuas kita.”
Semua berteriak kegirangan mendengar perkataan Shanty, kecuali Novy. Bulu kuduk Novy merinding mendengar itu, dia tidak dapat membayangkan apa yang akan mereka lakukan terhadap dirinya, ketika Anto mendekati dirinya dan melepaskan ikatannya. Walaupun ikatannya sudah dilepas, namun Novy tidak dapat berdiri, karena kakinya lemas semua. Dia hanya dapat berlutut.
Shanty mendekati dirinya dan kemudian berteriak di telinga Novy, “Sekarang elo harus buka baju elo satu persatu sampai telanjang di depan kita semua..! Awas kalo berani melawan..! Gue tusuk perut elo..!” ancam Shanty sambil memegang gunting di tangannya.

Tidak percaya rasanya Novy mendengar itu, namun dia tidak berani menolak perintah Shanty, apalagi diancam dengan gunting tajam seperti itu. Akhirnya dengan tubuh gemetar, Novy mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan melepaskannya ke lantai. Selanjutnya dia mulai membuka kancing celana jeansnya dan menariknya ke bawah hingga sekarang Novy hanya mengenakan BH dan celana dalam yang berwarna hitam. Rupanya hari itu Novy memakai BH dan celana dalam yang sangat seksi. Novy memakai BH tanpa tali yang bagian depannya hanya menutupi setengah dari payudaranya. Dan celana dalam yang dipakai Novy lebih mirip dengan sebuah tali yang hanya menutupi belahan vaginanya, sedangkan pantatnya sama sekali tidak tertutup. Semua laki-laki yang berada di ruangan itu benar-benar terpesona melihat pemandangan indah di depan mereka itu. Novy gadis tercantik di kampus itu hampir telanjang bulat, sehingga penis mereka langsung menegang semua.

Melihat itu Shanty merasa senang dan kembali memerintahkan Novy untuk membuka BH dan celanadalamnya. Dengan tangan gemetar, Novy meraih kait BH di belakang punggungnya dan melepaskannya, sehingga BH Novy dengan sendirinya terjatuh ke lantai. Ketika BH-ya sudah terlepas, payudara Novy yang bulat langsung mengacung tegak, mengundang decak kagum semua pria di ruangan itu. Puting payudara Novy berwarna coklat dengan lingkaran di sekitar putingnya berwarna coklat muda. Dan saat celana dalamnya juga sudah dilepas, terlihatlah bulu-bulu kemaluan tipis yang tumbuh rapih di sekitar vagina Novy. Novy memang selalu mencukur bulu-bulu kemaluannya dan merawat vaginanya sendiri. Baru pertama kali ini Novy telanjang bulat di depan orang lain dan saat ini dia berdiri dengan tubuh yang gemetar.

Shanty mendekatinya sambil mengacungkan gunting ke arahnya, dan mendorong Novy hingga jatuh terduduk.
“Sekarang elo harus buat seneng kita semua. Elo sekarang harus masturbasi disini. Cepat, kalo nolak gue potong nanti pentil susu elo..! Sekalian olesin nih badan elo pake minyak ini..!” kata Shanty sambil memberikan baby oil kepada Novy untuk dioleskan ke seluruh tubuhnya.
Dengan ketakutan Novy menerima botol tersebut dan menuangkannya ke atas payudara, perut dan juga ke atas vaginanya. Kemudian Novy mulai meraba-raba tubuhnya sendiri dan meratakan baby oil tersebut ke seluruh tubuhnya sambil tidur telentang di lantai. Sambil menangis karena takut dan malu, tangan kirinya memijat-mijat payudaranya sendiri dan memilin-milin puting susunya, sedangkan tangan kanannya meraba-raba vaginanya yang ditumbuhi oleh rambut tipis.

Lama kelamaan Novy mulai terangsang dan mengeluarkan suara erangan halus yang tidak dapat diatahan. Sementara itu, semua laki-laki di ruangan itu membuka bajunya hingga bugil dan mulai mengocok penis mereka sendiri sampai tegang. Sedangkan yang perempuan, kecuali Shanty meninggalkan ruangan itu. Shanty malah membawa kamera video untuk merekam kejadian itu dan dia mengancam Novy kalau dia berani melapor, Shanty akan menyebarkan rekaman itu ke seluruh kampus, dan bahkan ke luar kampusnya.

Tubuh Novy kini mengkilat karena minyak yang dioleskan ke tubuhnya tadi, membuat Novy kelihatan sangat seksi, dan ini menjadi pemandangan yang sangat menggairahkan untuk semua laki-laki di ruangan itu. Saat Novy semakin terangsang, Angga mendekatinya. Dengan dibantu empat orang lainnya yang memegang dan menarik kedua tangan dan kaki Novy sehingga tubuh Novy menyerupai huruf X, Angga berlutut di selangkangan Novy, dan mulai mengelus-elus vagina Novy dengan tangannya. Sesekali jari tangan Angga mencoba menusuk masuk ke dalam vagina Novy, membuat Novy merinding karena rasa geli yang timbul.

Kemudian Angga mulai menjilati vagina Novy dengan lidahnya. Aroma khas dari vagina Novy membuat Angga semakin bernafsu menjilati vagina Novy. Sementara itu kedua orang pria yang memegangi tangan Novy juga ikut menikmati sebagian tubuh Novy. Laki-laki yang memegang tangan kanan Novy menjilati dan mengisap puting susu Novy yang sebelah kanan, sementara laki-laki yang memegang tangan Novy yang sebelah kiri melakukan hal yang sama dengan payudara Novy yang satunya. Sambil meremas payudara Novy dengan keras, sesekali mereka juga menggigit dan menarik puting susu Novy dengan giginya, sehingga Novy merasa kesakitan. Kedua orang itu juga bergantian menciumi bibir Novy dengan kasar dan memainkan lidahnya di dalam mulut Novy.

Setelah puas menjilati vagina Novy, Angga kembali berlutut di selangkangan Novy dan mulaimenggosok-gosokkan penisnya di bibir vagina Novy. Sadar bahwa dirinya akan segera kehilangan keperawanannya, Novy berusaha melepaskan diri sekuat tenaga, namun dia tidak dapat melawan tenaga keempat orang yang memeganginya. Melihat Novy yang meronta-ronta, Angga semakin bernafsu dan dia segera menghunjamkan penisnya ke dalam vagina Novy yang masih perawan. Walaupun vagina Novy sudah basah oleh air liur Angga dan cairan vagina Novy yang keluar, namun Angga masih merasakan kesulitan saat memasukkan penisnya, karena vagina Novy yang perawan masih sangat sempit. Novy hanya dapat menangis dan berteriak kesakitan karena keperawanannya yang telah dia jaga selama ini direnggut dengan paksa seperti itu oleh temannya sendiri.

Sementara itu Angga terus memompa vagina Novy dengan cepat sambil satu tangannya meremas-remas payudara Novy yang bulat kenyal dan tidak lama kemudian dia mencapai puncaknya dan mengeluarkan seluruh spermanya di dalam vagina Novy. Novy hanya dapat diam telentang tidak berdaya di lantai, walaupun tangan dan kakinya sudah tidak dipegangi lagi, dan membayangkan dirinya akan hamil karena saat ini adalah masa suburnya. Dia dapat merasakan ada cairan hangat yang masuk ke dalam vaginanya. Darah perawan Novy dan sebagian sperma Angga mengalir keluar dari vaginanya.

Setelah itu Anto maju untuk mengambil giliran. Kali ini Anto mengangkat kedua kaki Novy ke atas pundaknya, dan kemudian dengan tidak sabar dia segera menancapkan penisnya yang sudah tegang ke dalam vagina Novy. Anto tidak mengalami kesulitan lagi saat memasukkan penisnya, karena vagina Novy kini sudah licin oleh sperma Angga dan juga cairan vagina Novy, walaupun vagina Novy masih sangat sempit. Kembali vagina Novy diperkosa secara brutal oleh Anto, dan Novy lagi-lagi hanya dapat berteriak kesakitan. Namun kali ini Novy tidak berontak lagi, karena dia pikir itu hanya akan membuat teman-temannya semakin bernafsu saja.

Tiba-tiba Anto mencabut penisnya dan dia duduk di atas dada Novy. Anto mendempetkan kedua buah payudara Novy dengan kedua tangannya dan menggosok-gosokkan penisnya di antara celah kedua payudara Novy, sampai akhirnya dia memuncratkan spermanya ke arah wajah Novy. Novy gelagapan karena sperma Anto mengenai bibir dan juga matanya. Setelah itu Anto masih sempat membersihkan sisa sperma yang menempel di penisnya dengan mengoleskan penisnya ke payudara Novy. Kemudian Anto menampar payudara Novy yang kiri dan kanan berkali-kali, sehingga payudara Novy berwarna kemerahan dan membuat Novy merasa kesakitan.

Selanjutnya dua orang, Leo dan Reza maju. Mereka kini menyuruh Novy untuk mengambil posisi seperti merangkak. Kemudian Leo berlutut di belakang pantat Novy dan mulai mencoba memasukkan penisnya ke lubang anus Novy yang sangat sempit. Membayangkan kesakitan yang akan dialaminya, Novy mencoba untuk berdiri, tetapi kepalanya dipegang oleh Reza yang segera mendorong wajah Novy ke arah penisnya. Kini Novy dipaksa mengulum dan menjilat penis Reza. Penis Reza yang tidak terlalu besar tertelan semuanya di dalam mulut Novy.

Sementara itu, Leo masih berusaha membesarkan lubang anus Novy dengan cara menusuk-nusukkan jarinya ke dalam lubang anus Novy. Sesekali Leo menampar pantat Novy dengan keras, sehingga Novy merasakan pantatnya panas. Kemudian Leo juga berusaha melicinkan lubang anus Novy dengan cara menjilatinya. Novy merasakan sensasi aneh yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya saat lidah Leo menjilati lubang anusnya. Tidak lama kemudian Novy kembali menjerit kesakitan. Rupanya pertahanan anusnya sudah jebol oleh penis Leo yang berhasil masuk dengan paksa.

Kini Leo memperkosa anus Novy perlahan-lahan, karena lubang anus Novy masih sangat sempit dan kering. Leo merasakan kesakitan sekaligus kenikmatan yang luar biasa saat penisnya dijepit oleh anus Novy. Saat Novy berteriak, kembali Reza mendorong penisnya ke dalam mulut Novy, sehingga kini Novy hanya dapat mengeluarkan suara erangan yang tertahan, karena mulutnya penuh oleh penis Reza. Tubuh Novy terdorong ke depan dan ke belakang mengikuti gerakan penis di anus dan mulutnya.

Kedua payudara Novy yang menggantung dengan indah bergoyang-goyang karena gerakan tubuhnya. Keadaan ini terus berlangsung sampai akhirnya Leo dan Reza mencapai klimaks hampir secara bersamaan. Leo menyemburkan spermanya di dalam anus Novy, dan Reza menyemburkan spermanya di dalam mulut Novy. Novy terpaksa menelan semua sperma Reza agar dia dapat tetap bernafas. Novy hampir muntah merasakan sperma itu masuk ke dalam kerongkongannya, namun tidak dapat karena penis Reza masih berada di dalam mulutnya. Novy membiarkan saja penis Reza berada di dalam mulutnya untuk beberapa saat sampai Reza menarik keluar penisnya dari mulut Novy.

Kemudian Reza memaksa Novy untuk membersihkan penisnya dari sperma dengan cara menjilatinya. Leo juga masih membiarkan penisnya di dalam anus Novy dan sesekali masih menggerak-gerakkan penisnya di dalam anus Novy, mencoba untuk merasakan kenikmatan yang lebih banyak. Novy dapat merasakan kehangatan sperma di dalam lubang anusnya yang secara perlahan mengalir keluar dari lubang anusnya.

Setelah Leo mencabut penisnya dari anus Novy, temannya yang lain, Irvan, mengambil kursi dan duduk di atasnya. Dia menarik Novy mendekat dan menyuruh Novy untuk mengangkangi penisnya menghadap dirinya. Irvan kemudian mengarahkan penisnya ke vagina Novy, dan kemudian memaksa Novy untuk duduk di atas pangkuannya, sehingga seluruh penis Irvan langsung masuk ke dalam vagina Novy. Setelah itu, Novy dipaksa bergerak naik turun, sementara Irvan meremas dan menjilati kedua payudara dan puting susu Novy. Sesekali Irvan menyuruh Novy untuk menghentikan gerakannya untuk menahan orgasmenya. Irvan dapat merasakan vagina Novy berdenyut-denyut seperti memijat penisnya, dan dia juga dapat merasakan kehangatan vagina Novy yang sudah basah. Irvan tidak dapat bertahan lama, karena dia sudah sangat terangsang sebelumnya ketika melihat Novy diperkosa oleh teman-temannya yang lain, sehingga dia langsung memuncratkan spermanya ke dalam vagina Novy. Novy kembali merasakan kehangatan yang mengalir di dalam vaginanya.

Selanjutnya, Iwan yang mengambil giliran untuk memperkosa Novy. Dia menarik Novy dari pangkuan Irvan, kemudian dia sendiri tidur telentang di lantai. Novy disuruh untuk berlutut dengan kaki mengangkang di atas penis Iwan. Kemudian secara kasar Iwan menarik pantat Novy turun, sehingga vagina Novy langsung terhunjam oleh penis Iwan yang sudah berdiri keras. Penis Iwan, yang jauh lebih besar daripada penis-penis sebelumnya yang memasuki vagina Novy, masuk semuanya ke dalamvagina Novy, membuat Novy kembali merasakan kesakitan karena ada benda keras yang masuk jauh ke dalam vaginanya. Novy merasa vaginanya dikoyak-koyak oleh penis Iwan. Iwan memaksa Novy untuk terus menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga penis Iwan dapat bergerak keluar masuk vagina Novy dengan leluasa.
Kemudian Iwan menjepit kedua puting susu Novy dan menariknya ke arah dadanya, sehingga kini payudara Novy berhimpit dengan dada Iwan. Iwan benar-benar terangsang saat merasakan kedua payudara Novy yang kenyal dan hangat menempel rapat ke dadanya. Melihat posisi seperti itu, Shanty melepas ikat pinggangnya dan mulai mencambuk punggung Novy beberapa kali. Walaupun cambukan itu tidak terlalu keras, namun Novy tetap merasakan perih di punggungnya, sehingga dia berhenti menggerakkan pinggulnya. Merasakan bahwa gerakan Novy terhenti, Iwan marah. Kemudian dia mencengkeram kedua belah pantat Novy dengan tangannya, dan memaksanya bergerak naik turun sampai akhirnya Novy menggerakkan sendiri pantatnya naik turun secara refleks.

Ketika Iwan hampir mencapai klimaks, dia memeluk Novy dan berguling, sehingga posisi mereka kini bertukar, Novy tidur di bawah dan Iwan di atasnya. Sambil mencium bibir Novy dengan sangat bernafsu dan meremas payudara Novy, Iwan terus menggenjot vagina Novy. Tidak lama kemudian gerakan Iwan terhenti. Iwan mencabut penisnya keluar dari vagina Novy dan segera menyemprotkan spermanya di sekitar bibir vagina Novy. Kemudian dia menarik tangan kanan Novy dan memaksa Novyuntuk meratakan sperma yang ada di sekitar vaginanya dengan tangannya sendiri.

Setelah itu, seorang temannya yang lain, Eka, kembali maju mengambil giliran memperkosa vagina Novy. Hampir sepuluh menit Eka memompa vagina Novy dengan kasar, membuat vagina Novy semakin terasa licin dan longgar. Sebelum mencapai puncaknya, Eka mencabut penisnya dari vagina Novy dan memaksa Novy untuk menadahkan kedua telapak tangannya untuk menampung spermanya. Setelahitu, Eka memaksa Novy untuk mengusap sperma yang ada di telapak tangannya ke wajahnya dan meratakannya seperti orang mencuci muka. Semua temannya tertawa senang melihat itu, sementara Novy menahan jijik dan rasa malu yang luar biasa karena diperlakukan dengan hina seperti itu. Kini wajah Novy sudah rata oleh sperma milik Eka.

Kemudian lima orang lainnya secara bergantian memperkosa Novy di vagina, anus maupun mulut Novy. Mereka juga meremas-remas payudara Novy dan mencubit serta menggigit puting susu Novy keras-keras. Kini wajah, payudara, perut, punggung, vagina dan pantat Novy sudah penuh oleh sperma. Bahkan kedua buah payudara Novy kini berwarna kemerahan karena digigit dan diremas secara kasar oleh teman-temannya. Di punggung Novy juga tercetak jalur-jalur merah akibat dicambuk Shanty tadi.

Walaupun telah diperkosa berkali-kali, namun rupanya Novy tidak mencapai orgasme sama sekali, karena dia berusaha menahannya. Melihat itu Shanty merasa kesal dan memaksa Novy untuk mencapai orgasme dengan cara bermasturbasi sendiri.
“Gila elo.., lagi diperkosa aja masih sombong nggak mau orgasme. Sekarang elo harus orgasme.., cepat masturbasi lagi sambil nyukur bulu elo tuh sampai bersih..!” perintah Shanty.
Shanty memberikan pisau cukur kepada Novy dan menyuruhnya untuk mencukur bulu kemaluannya sendiri sambil bermasturbasi. Novy tidak berani berbuat apa-apa kecuali menurut. Sambil menutup matanya, tangan kiri Novy mulai meremas-remas payudaranya sendiri sambil meratakan sperma yang ada di payudara dan perutnya. Sementara tangan kanannya mulai mencukur bulu kemaluannya pelan-pelan sampai habis. Novy tidak memerlukan shaving cream lagi, karena vaginanya sudah licin oleh sperma dan juga cairan vaginanya.

Setelah selesai mencukur bulu kemaluannya sampai habis, Novy mulai memasukkan gagang pisau cukur itu ke dalam vaginanya dan menggerak-gerakkannya keluar masuk perlahan-lahan. Vagina Novy terasa panas dan perih saat Novy menyentuhnya. Rupanya dengan bermasturbasi sendiri, Novy lebih terangsang, dan akhirnya lima menit kemudian tubuhnya tiba-tiba mengejang, kakinya menekuk dan dadanya membusung memperlihatkan kedua payudaranya mengacung tegak dengan puting susu yang mencuat keluar, menandakan bahwa Novy sudah sangat terangsang. Novy mengeluarkan erangan yang tertahan sambil tangan kanannya terus menggosok vaginannya, dan tangan kirinya menjepit puting susunya sendiri. Akhirnya Novy mengalami orgasme yang luar biasa. Tubuh Novy kaku merasakan kenikmatan luar biasa yang menjalar di seluruh tubuhnya, dan cairan vagina Novy mengalir keluar dengan derasnya. Novy tidak dapat menutupi kenikmatan yang dirasakannya saat itu, sehingga dia pun mengeluarkan suara mendesah yang keras. Bahkan dia lupa bahwa dia kini sedang diperhatikan oleh banyak orang dan untuk saat itu dia juga lupa akan kesakitan yang diderita tubuhnya.

Belum pernah sebelumnya Novy mengalami orgasme sehebat itu, walaupun dia sering bermasturbasi di rumahnya. Ini karena sebelumnya dia belum pernah berhubungan badan, dan saat ini dia baru diperkosa beramai-ramai. Dan selama diperkosa itu, walaupun sebenarnya Novy merasa terangsang, Novy menahan orgasmenya sekuat tenaga dan akhirnya semua ditumpahkan saat dia bermasturbasi.

Setelah mengalami orgasme, Novy hanya terdiam kecapaian. Kesadarannya perlahan mulai kembali lagi dan rasa sakit kembali terasa di seluruh tubuhnya. Kedua kakinya tertekuk dan mengangkang lebar memperlihatkan vaginanya yang sudah licin mengkilat tanpa ada bulu kemaluannya sehelai pun sehabis dicukur. Di sekitar vagina Novy terlihat bercak-bercak merah darah perawan Novy dan juga sperma. Tangan kanannya menjulur ke samping dan tangan kirinya terlipat menutupi sebagian payudaranya. Tubuhnya licin dan mengkilat karena keringat yang membanjiri dan juga karena sperma yang diratakan ke seluruh tubuhnya. Novy masih menangis pelan karena sakit dan juga karena rasa malu yang menyerang dirinya. Namun Novy juga tidak dapat menutupi kenikmatan luar biasa yang baru saja dirasakannya. Novy tidak mampu bergerak lagi.

Namun melihat itu, nafsu teman-temannya kembali muncul dan mereka kembali maju bersamaan untuk memperkosa Novy lagi. Kali ini Novy tidak mampu berontak sama sekali, karena dia sudah tidak mempunyai tenaga lagi. Dia hanya terdiam dan tubuhnya mengikuti saja gerakan pemerkosanya. Novy seperti boneka yang sedang dipermainkan beramai-ramai. Kedua belas temannya kembali memperkosa vagina dan anus Novy yang sudah terasa lebih longgar setelah dimasuki banyak penis berkali-kali. Mereka juga memaksa Novy untuk mengulum dan menjilati penis mereka, dan menelan semua sperma yang disemburkan ke dalam mulutnya. Bahkan Novy diperkosa oleh tiga orang sekaligus yang memasukkan penisnya ke mulut, vagina dan anus Novy secara bersamaan, sementara dua orang lainnya mempermainkan payudara Novy.

Semua posisi yang mungkin dibayangkan dalam hubungan seks sudah dipraktekkan oleh teman-teman Novy terhadap tubuh Novy. Kali ini Novy tidak kuat lagi menahan orgasmenya, dan dia mengalami orgasme beberapa kali, namun tidak sehebat yang pertama. Setelah kedua belas orang temannya selesai memperkosa dirinya untuk kedua kalinya, Novy akhirnya pingsan karena kecapaian dan karena kesakitan yang menyerang seluruh tubuhnya terutama di vagina, anus dan juga kedua buah payudaranya. Novy telah diperkosa secara habis-habisan selama tiga jam lebih oleh dua belas orang temannya sendiri. Dan semua kejadian itu direkam oleh Shanty.

Ketika Novy terbangun, dia menyadari bahwa dirinya terikat ke tiang listrik dalam keadaan berdiri di tempat parkir kampusnya yang terbuka. Saat itu keadaan masih gelap dan masih belum ada satupun orang maupun mobil yang datang. Kedua tangan Novy terikat ke belakang dan kedua kakinya juga terikat ke tiang listrik. Tubuhnya masih telanjang bulat tanpa selembar benang pun dan dia tidak dapat bergerak sama sekali. Ketika Novy mencoba berteriak, dia baru sadar bahwa mulutnya ditutupi oleh lakban, sehingga dia tidak dapat mengeluarkan suara sama sekali. Vagina dan kedua puting susu Novy juga ditempeli oleh lakban. Di dadanya tergantung kertas yang bertuliskan Silakan Nikmati Tubuh Saya. GRATIS. Ttd : NOVY.

Novy membayangkan bagaimana malunya dirinya kalau nanti orang-orang datang dan melihat keadaan dirinya yang telanjang bulat dan belepotan darah serta sperma kering. Dia bahkan tidak dapat membayangkan bagaimana kalau nanti orang yang datang membaca dan menuruti tulisan di kertas itu, kemudian memperkosa dirinya.

Tidak lama kemudian, dia melihat tujuh orang datang. Rupanya mereka satpam dan tukang parkir kampusnya. Novy berusaha minta tolong dan mereka akhirnya datang menghampirinya. Novy sedikit merasa lega, karena dia berpikir pasti mereka akan menolongnya. Namun ketakutan Novy menjadi kenyataan, karena bukannya bantuan yang diberikan, ketujuh orang itu malah ingin menikmati tubuh Novy di tempat parkir itu. Sebelumnya seorang satpam menarik lepas dengan paksa lakban di vagina, puting susu dan mulut Novy, membuat Novy kembali merasakan kesakitan. Kini vagina dan puting susu Novy kembali terbuka dan dapat dilihat oleh orang.

“Wah, inikan si Novy, cewek paling cantik di kampus. Ngapain dia telanjang-telanjang begini di tempat parkir..?” kata salah satu dari mereka.
Dan orang lainnya menyahut, “Gile.., bodinya seksi banget. Gimana kalo kita cicipin aja bodinya sekalian. Liat tuh.., memeknya bersih nggak ada bulunya.”
“Iya nih, kita perkosa aja yuk sekalian.. lagian dia yang minta diperkosa, liat aja tulisan di kertas itu.”
“Ayo cepet kita perkosa aja… Gue belum pernah ngerasain punyanya cewek kuliahan nih..!”
Novy hanya dapat menangis dan memohon, “Tolong Pak, lepaskan saya… jangan perkosa saya lagi, sudah cukup penderitaan saya…”
Namun mereka tidak peduli dengan rintihan Novy dan tetap melancarkan aksinya.

Mereka tertawa bahagia dan mulai membuka baju dan celananya masing-masing. Melihat itu Novy hanya dapat pasrah dan berharap mereka tidak menyakiti dirinya lagi. Tidak mungkin baginya untuk berteriak minta tolong, karena tidak ada orang sama sekali di sekitar situ. Kemudian mereka mengambil selang air dan menyemprot tubuh Novy dengan air dingin sambil menggosok-gosoknya untuk membersihkan tubuh dan wajah Novy dari darah dan sperma kering yang menempel di tubuhnya. Disemprot air dingin seperti itu, Novy terkejut dan menggigil kedinginan. Namun itu tidak lama, karena kemudian dua orang laki-laki segera melepaskan ikatan Novy, mengangkat tubuh Novy dan mendekapnya dari depan dan belakang. Novy kini terjepit di antara tubuh dua orang laki-laki. Mereka mulai memasukkan penis mereka ke dalam vagina dan anus Novy secara bersamaan. Novy diperkosa di vagina dan anusnya dalam posisi berdiri.

Sementara itu orang yang berada di depan Novy menciumi bibir Novy dengan paksa, dan orang yang berada di belakang Novy meremas-remas kedua payudara Novy dari belakang. Beberapa menit kemudian kedua orang itu mencapai klimaks dan menyemburkan spermanya di dalam vagina dan anus Novy. Orang yang memperkosa vagina Novy menyemburkan spermanya berkali-kali di dalam vagina Novy, sehingga Novy dapat merasakan bahwa kini vaginanya dibanjiri oleh sperma orang itu yang sangat banyak dan tidak dapat tertampung lagi di dalam vaginanya.

Setelah itu, Novy dipaksa berlutut dan harus berkeliling menjilati semua penis laki-laki yang berdiri mengelilinginya secara bergantian. Novy juga terpaksa menelan sperma semua laki-laki itu satu-persatu. Setelah menjilati semua penis laki-laki yang ada di situ, Novy kemudian diperkosa lagi di vagina dan juga anusnya. Salah seorang diantaranya memiliki penis yang sangat besar dan panjang, sehingga ketika dia memperkosa anus Novy, penisnya hanya dapat masuk setengahnya. Namun orang itu terus mendorong penisnya masuk ke dalam lubang anus Novy dengan paksa, membuat Novy meronta-ronta kesakitan.

Selain menyemburkan spermanya di dalam vagina dan anus Novy, mereka juga menyemburkan spermanya di tubuh Novy dan memaksa Novy untuk meratakannya dengan tangannya sendiri. Novy tidak pernah membayangkan bahkan dalam mimpi terburuknya, bahwa dirinya benar-benar dinikmati oleh banyak orang dalam semalam. Dan kali ini Novy tidak dapat lagi menahan orgasmenya. Dia mencapai orgasme sampai berkali-kali, mungkin karena satpam-satpam ini lebih berpengalaman dibandingkan teman-temannya yang memperkosanya sebelumnya.

Setelah ketujuh orang itu kebagian mencicipi vagina, anus dan juga mulut Novy, Novy kembali diikat di tiang listrik dalam posisi semula, dan kembali ditinggalkan seorang diri dalam keadaan telanjang bulat. Tubuh Novy kembali belepotan oleh sperma dan kulit tubuhnya mengkilat oleh keringatnya sendiri. Sperma dan cairan vagina Novy yang tercampur menjadi satu menetes keluar perlahan-lahan dari vagina dan lubang anus Novy. Dari mulut Novy juga mengalir keluar sperma yang tidak dapat ditelan lagi oleh Novy.

Novy hanya dapat menggigil kedinginan. Namun penderitaannya belum berakhir sampai di situ. Novykembali diperkosa secara bergantian oleh orang-orang yang lewat, satpam, tukang parkir, temannya, dan bahkan dua orang dosennya ikut memperkosanya. Vagina, anus dan mulutnya dimasuki oleh penis-penis lain, dan dia dipaksa menelan sperma mereka semua. Sebagian meratakan spermanya di seluruh tubuh Novy. Ada yang iseng mencoret-coret tubuh Novy dengan spidol permanen dengan gambar-gambar dan kata-kata jorok. Bahkan orang terakhir yang memperkosa Novy memasukkan ranting pohon sepanjang 25 cm ke dalam vagina dan anus Novy sampai berdarah-darah dan meninggalkannya di situ.

Novy tergeletak di tanah dengan tubuh dan wajah yang kembali berlumuran oleh darah serta sperma, dan ranting pohon yang menancap di anus dan vaginanya. Payudara dan vagina Novy terlihat memar dan berwarna kemerahan. Bulatan pantatnya juga terlihat memar dan kemerahan. Novy sudah tidak dapat merasakan lagi vagina dan lubang anusnya. Akhirnya Novy kembali pingsan karena kesakitan dan kecapaian.

Total Novy telah diperkosa oleh lebih dari 30 orang dalam semalam, sampai akhirnya dia ditolong pada jam 05:30 pagi oleh seorang dosen wanita yang melihat keadaan Novy yang menyedihkan. Saat ditanya siapa yang memperkosa dirinya, Novy tidak berani menjawab, karena teringat ancaman Shanty yang akan menyebarluaskan rekaman video Novy yang telanjang bulat sedang bermasturbasi dan diperkosa oleh banyak orang. Novy lebih memilih bungkam. Dan setelah kejadian itu, Novy tidak dapat bergerak sama sekali sampai berhari-hari, dan dia merasa bahwa penderitaannya masih akan terulang lagi di kemudian hari.
insident
Wednesday, May 27, 2009 1:20 AM
insiden tidak disengaja yang baru terjadi beberapa malam yang lalu. Insiden yang tidak disengaja yang membangunkan sesuatu yang tanpa kusadari telah ada di dalam diriku. Kamis malam kemarin temanku yang bernama Lilo mampir untuk mengobrol, minum dan nonton TV di rumahku. Lilo bekerja di kantor yang sama denganku.

Hari Jumat keesokannya adalah hari libur untuk kantor kami jadi kami mendaptkan 3 hari libur di akhir minggu tersebut. Karena itulah kami tidak terburu-buru menghabiskan malam itu. Berbeda dengan istriku, Sandra; ia harus bekerja esok harinya. Dan karena termasuk orang yang tidak suka tidur larut malam, ia pergi tidur sekitar pukul 10:30. Sandra adalah salah satu orang yang paling lelap saat tertidur. Beberapa kali aku pernah mencoba mengguncang-guncangkan bahunya untuk membangunkannya, namun selalu gagal. Ia terus tertidur. Setelah Sandra pergi tidur, Lilo dan aku duduk di ruang tamu dan menonton DVD porno yang sengaja kami beli. Lagipula Sandra juga tidak pernah suka menonton film-film seperti itu. Setelah beberapa adegan, Lilo berkata, “Wah, pasti enak yah kalo punya cewe untuk diajak ngeseks! Udah lama banget nih, gue kagak begituan!” Aku sedikit kaget mendengar komentarnya. Lilo bukanlah pria yang buruk rupa. Dengan tinggi 175 cm dan berat sekitar 70 kg, aku malah menduga ia mempunyai banyak teman wanita. “Emangnya elu lagi ga jalan sama siapa-siapa, Lo?” tanyaku. “Kagak. Sejak Bunga putus sama gue 2 taon yang lalu, gue agak-agak malu untuk ajak cewe jalan,” jawabnya. Kami mengobrol tentang Bunga yang ternyata tidak serius dengan Lilo. Setelah beberapa botol bir dan beberapa adegan dari film porno yang kami tonton, Lilo bangkit berdiri untuk pergi kencing.
Aku tetap duduk sambil menonton film itu untuk beberapa saat dan akhirnya baru menyadari bahwa Lilo belum kembali setelah cukup lama pergi kencing. Aku berdiri dan menghampirinya untuk memeriksa apakah ia baik-baik saja. Saat aku berada pada jarak yang cukup dekat dengan WC, aku melihat pintu itu terbuka. Aku masuk ke WC dan mendapati Lilo berdiri di pintu yang menghubungkan WC dengan kamar tidurku. Ia terlompat melihat aku masuk.
“Wah, sorry banget nih,” katanya. “Waktu gue masuk, pintu ini memang udah terbuka. Dan waktu gue mau keluar, gue liat dia terbaring seperti itu.” Aku berjalan mendekati tempat Lilo berdiri dan melihat ke arah kamar tidurku. Sandra terbaring menyamping sehingga punggungnya menghadap ke arah kami dengan kaki yang sedikit tertekuk. Sandra tidur dengan mengenakan daster panjang namun bagian bawahnya tersingkap sampai ke pinggul sehingga menampakkan bulatan pantat yang halus, mulus dan terlihat tidak mengenakan celana dalam. Pundaknya sedikit tertarik ke belakang sehingga memperlihatkan kami sisi bukit dadanya dan tonjolan puting susunya dari balik daster yang sedikit tembus pandang. Ia terlihat sangat seksi terbaring seperti itu dengan remang-remang cahaya dari WC. Bibirnya sedikit terbuka dan rambutnya yang panjang terhampar di atas bantal. Boleh dibilang posisi Sandra saat itu seperti sedang berpose untuk pemotretan majalah dewasa.

“Gila! Cakep banget!” kata Lilo sambil menahan nafas. “Gue mau disuruh apa aja untuk mendapatkan cewe seperti dia, Kris.” Pada awalnya aku sedikit kesal mendengar perkataan Lilo. Namun pada saat yang bersamaan, melihat Lilo memandang istriku seperti itu tanpa sepengetahuan Sandra justru membuat diriku terangsang. “Aduh, sorry nih, Kris. Gue rasa udah waktunya buat gue untuk pulang,” kata Lilo berbalik badan untuk keluar. “Eh, tunggu, Lo,” kataku. “Ayo masuk ke sini sebentar aja. Tapi jalannya pelan-pelan, oke?” “Ha?! Elu mau gue masuk ke kamar elu?” “Kalo cuma lihat doang mah ga ada yang dirugikan, kan? Tapi kita engga boleh buat dia terbangun, oke?”

Bahkan aku sendiri tidak percaya apa yang baru saja aku katakan. Aku mengijinkan pria lain masuk ke kamar tidurku sehingga ia dapat melihat istriku yang dalam keadaan ‘setengah’ telanjang. Aku pun masih tidak yakin apa dan sejauh apa yang akan aku lakukan berikutnya.
Saat kami berjingkat memasuki kamarku, aku mendorong Lilo untuk mendekat ke samping ranjang. Bahkan Lilo sendiri terlihat tidak yakin. Pandangannya berpindah-pindah antara aku dan Sandra. Semakin mendekat ke ranjang, pandangannya lebih terarah ke Sandra. Sandra berbaring di pinggir ranjang di sisi tempat kami berdiri dan semakin kami mendekat, kedua bukit payudaranya semakin jelas terlihat.
Puting susunya dapat terlihat dari balik dasternya yang tipis. Walau bagian bawah dasternya sudah tersingkap namun kami masih belum dapat melihat bibir vaginanya karena tertutup oleh kakinya.

Aku hanya berdiri di sana dengan cengiran lebar memandangi Lilo dan istriku bergantian. Dengan mulut ternganga, Lilo juga hanya memandangi istriku dengan takjub dan kagum. “Gila, Kris. Seksi banget sih! Gue ga percaya elu kasih gue liat bini elu dalam kondisi begini!”
Dengan hati-hati aku meraih tali daster Sandra dan menariknya turun melewati pundaknya turun ke lengan sehingga bagian atas dasternya tersingkap dan memperlihatkan lebih banyak lagi bagian payudaranya. Gerakanku terhenti saat kain bagian atas daster itu tertahan oleh puting Sandra.”Mau lihat lebih banyak?” aku berbisik.

“I-iyah!” Lilo berbisik balik. Dengan sangat lembut aku mencoba untuk menurunkan tali daster itu lagi namun puting susunya tetap menahan kain itu sehingga tidak dapat terbuka lebih jauh. Aku menyelipkan jari-jariku ke bawah daster tersebut lalu dengan hati-hati mengangkatnya sedikit melewati puting Sandra. Lilo menahan nafasnya tanpa bersuara. Sekarang payudara kirinya sudah terbuka. Putingnya yang sangat halus dan berwarna merah muda itu berdiri tegang karena mendapat rangsangan dari gesekan kain dasternya tadi. Lalu aku meraih ke tali dasternya yang lain dan meloloskannya dari pundak kanan Sandra. Dengan lembut aku menarik kain daster itu melewati puting sebelah kanannya. Kini kami dapat melihat kedua payudara Sandra tanpa ditutupi benang sehelaipun. Aku membiarkan kedua tali dasternya menggelantung di lengan dekat sikunya karena aku tidak mau mengambil resiko kalau-kalau istriku terbangun. Lilo masih berdiri di sampingku dan dengan mulut yang masih ternganga ia menatapi payudara dan pantat Sandra yang kencang. Sesekali Lilo mengusap-usap tonjolan di selakangannya walau ia berusaha agar aku tidak melihatnya. Penisku sendiri sudah membesar dan berusaha memberontak keluar dari jahitan celana jeans yang kupakai. Aku terangsang bukan hanya karena melihat tubuh istriku namun juga karena apa yang sedang kuperbuat. “Jadi, bagaimana menurut elu?” aku berbisik lagi. “Gila, man! Gue ga percaya semua ini! Dia cantik banget! Gue sih cuma berharap…,” jawabnya sambil mengusap tonjolan penisnya sendiri. Aku berpikir sejenak, “Kalau sampai ia terbangun…, tapi lagipula aku memang akan mencobanya.”

Aku menarik Lilo semakin mendekat ke ranjang lalu aku menunjuk ke payudara istriku. “Ayo, pegang susunya. Tapi harus dengan lembut, oke? Gue nggak mau ambil resiko nih.” Mata Lilo terbuka lebar sekali lalu mendekatkan dirinya ke tepi ranjang. Ia membungkuk sedikit dan menjulurkan tangan kirinya untuk meraih bulatan payudara istriku. Tangannya sedikit bergetar dan tangan kanannya ditekankan di selangkangannya seakan digunakannya sebagai penopang. Tapi aku tahu apa yang sebenarnya ia kerjakan. Jari-jari itu dijulurkan makin lama semakin mendekat sampai akhirnya ujung jarinya menyentuh kulit payudara Sandra tepat di bawah areola. Dengan hati-hati Lilo meletakkan ibu jarinya di bagian bawah payudara Sandra sebelum akhirnya ia geser perlahan-lahan naik ke puting susu tersebut. Sandra tidak bergerak. Saat ibu jarinya mencapai bagian areola, Lilo menggerakkan telunjuknya melingkari puting Sandra dengan lembut.

Aku kenal Sandra sejak jaman masih bersekolah. Kami berpacaran sejak saat itu dan akhirnya kami menikah. Dan dalam sepengetahuanku, tidak pernah ada pria lain yang pernah melihat tubuh Sandra sampai sejauh ini apalagi menyentuhnya. Lalu Lilo mulai meraba payudara itu dengan sangat lembut dari yang satu berpindah ke payudara yang lain. Sandra masih tak bergerak dalam tidurnya walaupun sepertinya terlihat nafas Sandra menjadi lebih cepat. Lilo mulai menjadi lebih berani dan dengan menambahkan sedikit tenaga, ia meremas kedua buah dada Sandra. Lilo sudah tidak menutup-nutupi usahanya untuk mengusap-usap penisnya dan kelihatannya ia berniat untuk menyemprotkan spermanya dari balik celananya. Aku masih belum puas untuk membiarkan semua ini berakhir saat itu, jadi aku menyuruhnya mundur sejenak sementara aku melepaskan tali-tali daster itu dari lengan Sandra. Aku menarik turun daster itu sejauh yang aku bisa tanpa harus menarik secara paksa kain daster. Aku berhasil membuka tubuh bagian atasnya sampai pada bagian bawah tulang rusuknya sebelah kiri. Lalu aku bergerak ke bagian pinggulnya. Dengan hati-hati aku menarik kain yang menutupi bagian bawah pantatnya lalu melepaskan kain itu dari kakinya yang menekuk. Hal ini memperlihatkan seluruh pantatnya dan sebagian dari bibir vaginanya. Lilo masih belum dapat melihatnya dari tempat ia berdiri saat ini. Aku mendengar ia sedang melakukan sesuatu di belakangku. Dan begitu berbalik badan, aku mendapatinya sedang memelorotkan celana jeansnya sebatas testisnya sehingga ia dapat leluasa mengocok penisnya. Aku kembali berbalik ke Sandra lalu meluruskan kaki kirinya. Hal ini membuat bulu-bulu halus kemaluannya dapat terlihat bahkan sampai hampir ke bibir vaginanya. Saat melihat aku melakukan hal ini, Lilo melongokkan badannya melewati badanku untuk melihat tubuh Sandra lebih jelas sementara ia bermasturbasi. Aku menarik kaki kiri Sandra dengan lembut sehingga membuat tubuhnya berbaring terlentang menghadap ke atas dan memperlihatkan seluruh tubuhnya secara frontal.

“Wahhhh, gila, man!” Lilo berbisik dan mulai mengocok penisnya lebih cepat.

“Jangan cepet-cepet, brur,” aku memperingatkan dia. “Elu mau pegang memeknya sebelum elu klimaks, kan?” Langsung Lilo berhenti mengocok dan menatapku dengan pandangan seperti anak kecil yang dihadiahi sepeda baru. “Mantap, man! Elu kasih gue…, ahhh, mantap, man!” Ia mengganti tangan kanan dengan tangan kirinya untuk memegang penisnya, tapi tidak mengocoknya. Lalu dengan tangan kanannya, yang sedari tadi digunakan untuk mengocok penisnya, ia menyentuh bulu-bulu kemaluan Sandra dengan perlahan. Lilo mulai membelai Sandra melalui bulu-bulu itu dengan jemarinya. Namun tidak sampai ke bibir vaginanya. Sandra masih terlelap namun nafasnya semakin bertambah cepat setelah Lilo mengusap-usap kemaluannya. Setelah itu dengan menggunakan jari tengah dan telunjuknya, Lilo mengusap turun ke sepanjang bibir vagina Sandra lalu mengusap naik lagi sambil menaruh jari tengahnya di antara bibir kemaluan tersebut. Begitu ia menarik tangannya ke atas, jari tengahnya membuka bibir vagina itu dan wangi harum vagina Sandra mulai memenuhi kamar.”Gilaaaaa, man!” desah Lilo sambil menarik ke atas jari-jarinya yang sudah masuk sedikit ke dalam liang kewanitaan istriku.Saat jari Lilo menyentuh klitorisnya, tubuh Sandra seakan tersentak sedikit lalu ia mendesah dengan suara yang nyaris tak terdengar. Melihat hal ini Lilo segera menarik tangannya.

Aku melihat bahwa istriku masih terlelap namun aku tidak yakin apakah perbuatan ini dapat membangunkannya atau tidak. Lilo menatap aku dan aku menganggukkan kepalaku memberi isyarat bahwa ia dapat melanjutkan. Lalu dengan menggunakan tangan kirinya, Lilo mengocok penisnya sampai cairan pelumas keluar dari ujung penisnya. Lilo menyapu cairan yang keluar cukup banyak membasahi kepala penisnya kemudian dengan tangan yang sama ia mulai mengusap-usap bibir kemaluan Sandra. Kadang ia membuka bibir vagina tersebut dengan jari tengahnya. Sesekali pinggul Sandra bergerak maju dan mundur sedikit dan ditambah dengan desahan lembut yang keluar dari mulutnya. Lilo sudah mengocok penisnya lagi. Lalu tiba-tiba sebuah ide timbul dalam otakku.
Dengan hati-hati aku menarik kaki kiri Sandra keluar dari ranjang sampai vaginanya berada tak jauh dari ujung ranjang namun masih cukup jauh bagi Lilo untuk menyetubuhi istriku. Penis Lilo tidak sepanjang itu dan lagipula aku tidak yakin apakah persetubuhan dapat membangunkannya. Dan juga aku tidak yakin apakah aku ingin Lilo menyetubuhi istriku karena hal ini masih baru buatku.
“Lo, ke sini deh,” aku berbisik sambil menarik lengannya. “Berdiri di antara pahanya. Dari sini elu bisa lebih leluasa mengusap-usap memeknya sambil ngocok. Tapi jangan ngentotin dia, ya? Elu denger, engga?” Lilo mengangguk dan segera pindah ke antara kedua paha Sandra. Lilo mengusap-usap vagina Sandra dengan jari-jari tangan kirinya dan mengocok penisnya dengan tangan kanan. Penis Lilo hampir sejajar tingginya dengan vagina Sandra dan berjarak sekitar 10 cm sementara ia mengocok penisnya dengan penuh nafsu. Lalu Lilo menggunakan ibu jarinya untuk mengusap-usap vagina Sandra sehingga ia dapat lebih mendekat lagi sampai pada akhirnya jarak antara penis dan vagina Sandra kurang dari 1½ cm.

Pinggul Sandra masih sedikit bergoyang-goyang sesekali dan pada satu saat, pinggul Santi bergerak ke bawah dan kepala penis Lilo bersentuhan dengan bibir vagina Sandra. Penis Lilo menggesek sepanjang bibir kemaluan istriku. Hal ini membuat Lilo meledak dan berejakulasi. Spermanya muncrat ke mana-mana dan sebagian besar tersemprot ke bibir vagina Sandra. Pada setiap semprotan, Lilo melenguh dan beberapa kali dengan ‘tanpa disengaja” ia menorehkan kepala penisnya ke bagian atas dari bibir vagina istriku. Lilo pasti sudah lama tidak berejakulasi karena sperma yang dikeluarkannya begitu banyak. Saat selesai klimaks, Lilo mengurut penisnya untuk mengeluarkan lelehan sperma yang masih tersisa di saluran penisnya. Ia membiarkan lelehan itu jatuh ke bibir vagina Sandra yang sedikit terbuka. Dan saat mengalir ke bawah di sepanjang bibir vagina tersebut, terlihat lelehan itu masuk lalu menghilang begitu saja seperti tertelan bumi.

Lilo memandangku dan berbisik, “Gilaaaa, man! Gue ga tau cara berterima kasih sama elu, Kris!”
Aku tersenyum kepadanya dan memapahnya mundur secara ia telah selesai dengan urusannya.Sekarang saatnya giliranku. Aku berdiri di antara kakinya lalu melepaskan celanaku dan mulai mengocok penisku. “Lilo, elu keluar sebentar deh. Gue mau coba tarik badannya lebih ke pinggir supaya gue bisa ngentotin dia,” aku berbisik dengan lebih kencang. Lilo menurut dan berjalan menuju pintu kamar kalau-kalau istriku terbangun. Aku menarik tubuhnya sampai pantat sebelah kirinya menggantung di pinggir ranjang. Selama itu Sandra tidak bangun sama sekali namun nafasnya masih berat dan dari vaginanya keluar cairan pelumas dari tubuhnya bercampur dengan sperma Lilo. Lalu aku menyuruh Lilo masuk ke kamar lagi untuk membantuku dengan menyangga kaki dan pantat kiri Sandra sehingga tanganku dapat kugunakan dengan bebas. Lilo meraih kaki kiri Sandra dengan tangan kirinya lalu dengan tangan kanannya ia menopang pantat Sandra. Aku melihat ia meremas pantat istriku saat ia mencoba menopangnya. Dan aku mulai menggesek-gesekkan penisku naik dan turun ke bibir vaginanya yang sudah basah. Vaginanya sangat amat basah. Cairan vagina Sandra yang bercampur dengan sperma Lilo, membuat liang kewanitaan Sandra menjadi sangaaaat licin. Bahkan aku sudah hampir klimaks jadi aku dengan perlahan memasukkan batang penisku ke dalam liang kemaluan Sandra yang panas.

Walau sudah sangat basah namun liang vagina Sandra masih sangat sempit secara Lilo tidak sempat melakukan penetrasi. Akan tetapi penisku dapat menembus dengan mudah. Segera aku memompa vagina Sandra dan setelah sekitar 10 pompaan maju mundur, Sandra mengalami orgasme dalam tidurnya!!! Hal ini sudah cukup membuatku melambung mencapai klimaks. Aku mulai menyemprotkan cairanku masuk ke dalam vaginanya dan tiap muncratan seakan tersembur langsung dari buah zakarku. Sandra mengerang-erang dalam tiap desahannya dan begitu pula aku.

Lilo berkata, “Gilaaaa, man!” namun kali ini ia tidak berbisik. Hal ini tidak jadi masalah karena Sandra tak bangun sedikitpun selama kami menggarap tubuhnya. Ketika aku menarik penisku, Lilo menaruh pantat dan kaki Sandra kembali ke ranjang. Lalu ia menunduk menjilati dan mengecup puting susu Sandra dan menyedotnya saat ia kembali menegakkan badannya. Aku sudah terlalu lemas untuk berkomentar dan akhirnya aku hanya menarik tangannya untuk keluar kamar. Saat aku berjalan mengantarnya ke luar rumah, Lilo tak habis-habisnya berterima kasih kepadaku. Aku melambaikan tangan lalu mengunci pintu. Aku masuk ke kamar, berbaring di atas ranjang di samping Sandra dan langsung terlelap begitu saja.

Keesokan harinya, Sandra membangunkanku dengan mencium telingaku. “Elu ga bakalan percaya apa yang gue mimpiin kemarin malam!” katanya membuka pembicaraan. “Gue bermimpi ada banyak tangan yang meraba-raba badan gue. Ngomong-ngomong, kemarin malam kita ngapa-ngapain ga, yah?” Aku teringat kalau aku tidak sempat membersihkan sperma yang tercecer di tubuhnya dan di ranjang sebelum pergi tidur kemarin. “Eeehhh…, iya lah. Memangnya elu engga ingat apa-apa?”
“Yaah…, gue ga tau yah. Semuanya kaya dalam mimpi gitu. Mungkin gue setengah tidur kali. Tapi yang pasti asyik deh. Bagaimana? Apa elu berniat untuk melakukannya sekali lagi sekarang selagi gue ga ketiduran?” Pikiranku melayang ke kejadian kemarin malam…, “Hmmmm, bagaimana yah? Menurut elu bagaimana?” aku tersenyum.

Pada minggu berikutnya di kantor aku terus memikirkan malam itu dimana Lilo hampir menyetubuhi istriku, Sandra. Aku dan Lilo tidak pernah menyinggung hal itu walau beberapa kali kami saling melepas senyum. Lilo melemparkan senyum penuh rasa terima kasih kepadaku.
Harus kuakui, aku sudah menjadi terobsesi dengan ide melihat istriku disetubuhi pria lain. Namun masih ada perasasan yang mengganjal. Melihat Lilo bermasturbasi di depan Sandra malam itu benar-benar tidak menjadi masalah bagiku. Tetapi dapatkah aku menerima melihat pria lain benar-benar berhubungan seks dengan istriku? Menjelang akhir minggu aku dapat melihat pandangan penuh harap dari wajah Lilo. Aku tahu apa yang ia pikirkan: “Apakah Kris bakal ngundang gue datang ke rumahnya lagi?”, “Apakah gue bisa dapat kesempatan dengan istrinya?”

Hari Jumat akhirnya tiba dan sebelum jam pulang kantor aku mengajak Lilo untuk berkunjung lagi ke rumahku. Kegembiraan yang besar meluap dari diri Lilo.
“Yeahhhhh! MANTAP!!! Gue bakal bawa bir dan beberapa film untuk kita tonton!” katanya dengan penuh semangat. “Oke. Datang jam 9-an deh,” jawabku. Aku tahu pada saat itu Sandra pasti sudah mulai mengantuk dan keberadaan Lilo akan mendorongnya untuk pergi tidur lebih cepat secara ia tidak begitu suka bergaul dengan Lilo. Aku merasa geli sesaat membayangkan hal itu. Jika saja Sandra tahu apa maksud kedatangan Lilo, ia pasti tidak akan tidur sepanjang malam, setidaknya sampai Lilo pulang.

Lalu aku melakukan sesuatu yang mengangetkan diriku sendiri. “Hey, Jo! Apa yang elu kerjakan malam ini?” aku bertanya. Josua adalah pribumi berkulit gelap. Tinggi badannya mencapai 190 cm dengan berat badan bisa mencapai 90 kg. Josua bukan seorang yang gemuk namun ia memiliki tubuh yang besar dan kekar. “Ah, ga banyak. Kenapa? Elu ada acara apa?” ia balik bertanya. “Sekitar jam 9 malam nanti Lilo bakal datang ke rumah gue untuk main-main. Minum, ngobrol, apa aja deh. Kalo engga salah denger dia bilang dia bakal bawa film-film BF. Gimana, berminat?” “Boleh, tapi mungkin gue bakal telat. Gue musti kerjain sesuatu untuk bokap, tapi ga lama deh,” jawabnya. “Engga masalah. Oke sampai ketemu nanti,” aku berkata sambil berpikir mungkin memang ada baiknya Josua datang setelah Sandra tertidur.

Aku menoleh dan melihat wajah Lilo yang terkejut, namun terkejut dalam nuansa yang menggembirakan. Aku tersenyum dan sambil mengedipkan mataku aku berjalan melewatinya, “Sampai nanti, Lo!” Malam itu saat makan malam, aku terus memikirkan rencana malam nanti. Aku membeli sebotol anggur dan meminumnya bersama Sandra dengan harapan ia dapat tertidur pulas malam itu. Seperti yang aku harapkan, tidak memerlukan waktu yang lama sampai Sandra mulai cekikikan karena pengaruh anggur yang ia minum. Suatu keuntungan yang tidak terduga anggur tersebut juga memberikan efek yang menstimulasi tubuhnya.

Dari bawah meja, Sandra mulai menggesek-gesekkan kakinya yang terbalut stoking ke pahaku. Kemudian setelah beberapa gelas anggur lagi, sambil menonton TV Sandra duduk menghadapku dengan satu kaki diletakkan di lantai dan kaki lainnya ditekuk sehingga ia mendudukinya. Hal ini menyebabkan roknya yang pendek tertarik ke atas sehingga memperlihatkan pahanya dan ujung stokingnya.
Ia membuka kakinya sedikit untuk memperlihatkan kepadaku celana dalamnya saat bel pintu rumahku berbunyi. “Aaaah!” ia memprotes. Aku bangkit berdiri untuk membukakan pintu. “Siapa yah yang datang malam-malam begini?” aku bertanya seakan tidak tahu bahwa yang datang adalah Lilo.

Setelah aku membuka pintu, Lilo masuk dengan kantong plastik di tangannya. Ia berdiri di samping pintu setelah aku menutup pintu itu. Lilo memandang Sandra dan mulai berbasa-basi dengannya. Saat kembali ke tempat dudukku, aku menyadari bahwa Sandra masih dalam posisi yang sama. Sandra duduk menghadap kami sambil memain-mainkan rambutnya. Ia benar-benar tidak sadar sedang memperlihatkan terlalu banyak bagian tubuhnya kepada Lilo saat ia duduk di sana dengan wajah yang terlihat kecewa. Lilo hanya berdiri mematung di sana sementara mereka saling berpandangan. Sandra memandangnya dengan pandangan kosong sedangkan Lilo memandangnya dengan pandangan tidak percaya. Tiba-tiba Sandra tersadar akan posisi duduknya dan cepat-cepat berbalik lalu menurunkan roknya. “Ayo duduk, Lo. Sini…, gue taruh di kulkas dulu,” kataku sambil mengambil kantong plastik yang berisi bir lalu berjalan ke dapur. Saat sedang memasukkan bir-bir itu ke dalam kulkas, terdengar olehku Lilo berkata kepada Sandra bahwa ia berharap kedatangannya tidak mengganggu acara aku dan Sandra. “Oh enggak,… nggak apa-apa kok,” terdengar jawaban Sandra. Aku tahu benar untuk bersikap sopan, Sandra membohongi Lilo. “Kita cuma duduk-duduk sambil nonton TV doang kok,… dan sudah berniat untuk tidur.”

Aku tahu Sandra mencoba untuk memberi isyarat kepada Lilo bahwa kedatangannya sudah mengganggu kami. Sandra memang tidak tahu apa-apa tentang rencana kami malam ini. “Apa rencana elu malam ini, Lo?” sambil memberi bir, aku bertanya kepada Lilo setelah kembali dari dapur. “Ah, nggak banyak lah. Cuma mampir untuk minum-minum sedikit.” “Boleh-boleh aja. Gimana menurut elu, San?” aku bertanya sambil memandangnya. Wajah Sandra menunjukkan kalau ia sudah pasrah bahwa Lilo akan tetap tinggal sampai larut malam. “Ya sudah, kalau begitu gue permisi dulu deh. Gue tidur duluan yah,” jawabnya dan bangkit dari sofa. “Bagus!” pikirku, semua sesuai dengan rencana. “Oke, San. Gue nyusul nanti,” kataku sambil tersenyum kepada Lilo. Dengan mulutnya, Lilo melafalkan tanpa suara, “Gue juga!” setelah Sandra berjalan melewatinya menuju kamar tidur. Setelah Sandra masuk ke kamar, Lilo dan aku duduk menatap TV dengan pandangan kosong. Tidak satupun dari kami yang membuka suara. Suasana saat itu menjadi tegang penuh harap apa yang akan terjadi nanti.

Sekitar pukul 10 malam, aku mendengar Josua memarkirkan mobilnya di depan rumah. Aku berdiri dan membuka pintu sebelum ia membunyikan bel. Sebenarnya aku tidak berpikir suara bel rumah kami akan membangunkan Sandra, namun aku tidak mau ambil resiko. Pada awalnya kami bertiga mengobrol sana-sini setelah Lilo memutar film yang dibawanya. Josua masih tidak tahu menahu tentang rahasia kecil kami. Aku sendiri masih belum yakin benar untuk mengikutsertakan Josua ke dalam rencana malam ini. Setelah 15-20 menit, aku melihat Lilo mulai gelisah. Berulang kali Lilo terlihat beringsut dari tempat duduknya dan memandangku seakan berharap mendapat kode persetujuan untuk memulai acara malam itu. “Gue permisi sebentar yah,” kataku sambil berdiri menuju kamar dan memberi isyarat kepada Lilo untuk tetap duduk di tempatnya. Aku mau memastikan semuanya sudah pada tempatnya sebelum acara dimulai. Dengan hati-hati aku berjalan masuk ke kamar. Sandra tidur terlentang di ranjang dengan memakai daster imut yang semi transparan. Aku rasa anggur yang diminumnya tadi sudah bereaksi dalam tubuhnya secara Sandra tidur dengan kaki yang agak mengangkang dan kedua lengannya tergeletak di atas kepalanya. Sandra terlihat sangat cantik terbaring di sana dengan mulut yang sedikit terbuka (seperti biasanya) dan rambut yang tergerai di atas bantal. Buah dadanya sudah dapat terlihat dari balik kain dasternya yang tipis, menjulang seperti dua gunung kembar.

Nampaknya semua sudah siap tanpa aku harus berbuat apa-apa. Aku bergerak menuju pintu WC dengan perlahan lalu membukanya sedikit sehingga kamar itu sedikit lebih terang oleh cahaya lampu dari WC. Lalu aku keluar bergabung dengan Lilo dan Josua yang masih menonton film porno yang sedang diputar. “Jo, elu mau bir lagi?” tanyaku berharap supaya ia segera pergi kencing. “Boleh, thanks!” jawabnya. Lilo mengikutiku berjalan ke dapur dan segera menghamburkan pertanyaannya, “Elu mau gimana kerjainnya?” “Ya, gue rasa kita musti tunggu Josua pergi ke WC dulu untuk kencing. Trus, barulah kita berdua masuk ke kamar dan melihat apa yang bakal dia perbuat.”
Lilo tersenyum dan kembali ke ruang tamu. Kami masih menonton beberapa menit setelah itu dan mengomentari adegan-adegan di film tersebut. Tak lama setelah itu Josua berkata, “Eh, Kris,… WC elu dimana?” “Tuh di sana,” kataku sambil menunjuk ke arah WC. Aku berusaha agar suaraku tidak terdengar terlalu antusias. Josua berjalan menuju WC. Setelah aku mendengar pintu WC dikunci, aku dan Lilo bergegas menuju kamar. Setelah berada di dalam kamar, pandangan Lilo melekat ke tubuh Sandra yang terbaring di atas ranjang. Josua tidak menutup pintu yang menghubungkan WC dengan kamar tidurku. Mungkin ia tidak menduga akan ada orang lain di sana.

Saat ia selesai, aku dapat mendengar ia menarik resletingnya dan bersiap keluar WC. Tiba-tiba aku mendengar Josua berhenti. Pasti ia telah melihat Sandra. Ia seakan berdiri berjam-jam di sana sambil memandang istriku terbaring di ranjang dengan payudaranya yang terlihat jelas dari balik daster transparan yang dipakainya, naik turun mengikuti irama nafasnya.

“Bangsaaattt!” aku mendengar Josua berbisik. Aku tidak dapat menahan geli dan tergelak. Josua mendengar suaraku dan melongokkan kepala masuk ke kamar dan mendapati kami sedang berdiri di sana. Segera aku menempelkan telunjuk ke bibirku dan menyuruhnya untuk tidak bersuara. Aku mengajaknya masuk. “Itu bini elo, Kris?” ia berbisik lagi. Aku mengangguk lalu menuntunnya menuju sisi ranjang. Lilo mengikut dari belakang dan berdiri di sebelah kiriku saat kami bertiga memandangi tubuh istriku dari jarak dekat. “Gimana menurut elu?” tanyaku kepada Josua sambil tersenyum. Ia menatap Sandra beberapa detik lagi lalu menoleh ke aku dan menatapku sambil menduga-duga ada apa di balik semua ini. “Cantik banget, Kris!” ia menjawab sambil setengah tersenyum. Perlahan-lahan aku meraih kain selimut yang menutupi tubuh bagian bawahnya lalu menarik kain itu sehingga memperlihatkan bagian perut Sandra. Aku terus menarik selimut itu sampai ke bagian antara pusar dan bulu-bulu kemaluannya. Kini kami dapat melihat ujung daster yang dipakainya. Dengan hati-hati aku meraihnya dan mengangkat daster itu melewati tubuh Sandra yang putih mulus, melewati payudaranya yang ranum. Puting susunya yang kemerahan mulai mengeras karena angin dingin tertiup yang diakibatkan oleh pergerakan tanganku dan dasternya. Aku bergeser ke sebelah kiri untuk memberi ruang bagi Josua untuk berdiri tepat di depan payudara Sandra. Sedangkan Lilo bergerak ke sebelah kanan Josua berdiri tepat di depan wajah Sandra. Tanpa membuang waktu, Lilo membuka celananya dan mulai mengocok penisnya sementara aku menuntun tangan Josua untuk meraba buah dada istriku dengan lembut.

Melihat perbedaan kontras antara tangannya yang besar dan hitam dengan kulit Sandra yang putih saat Josua meraba-raba payudara Sandra membuatku sangat terangsang! Tangannya sangat besar, hampir-hampir menutupi seluruh payudara Sandra yang berukuran sedang. Dengan lembut Josua menjepit puting susu Sandra dengan ibu jari dan telunjuknya sehingga terdengar desahan lembut keluar dari mulut Sandra. Sementara itu, Lilo sudah melepaskan celananya dan dengan mantap mengocok penisnya yang diarahkan tepat ke wajah Sandra yang hanya terpaut beberapa senti dari mulutnya yang sedikit terbuka. Lilo menoleh ke aku saat ia meremas penisnya yang mengeluarkan cairan pelumas. Cairan itu dibiarkannya meleleh dari kepala penisnya dan menetes tepat di bibir Sandra. Pada awalnya Sandra tidak bergerak sama sekali sementara cairan itu menggenangi bibir bawahnya. Namun sensasi yang dibuat cairan itu pada bibirnya membuat Sandra menyapu cairan itu dengan lidahnya dan menelannya.

Melihat hal ini, Josua ikut melepaskan celananya. Setelah melepaskan celana jeans dan celana dalamnya, aku melihat penis yang paling gelap dan terbesar yang pernah aku lihat. Mungkin setidaknya panjangnya lebih dari 25 cm dan tebalnya lebih dari 6 cm. Membayangkan penis sebesar itu menerobos masuk ke dalam vagina Sandra yang basah membuat diriku bersemangat namun ada perasaan khawatir juga. Aku sadar kalau sampai Josua memasukkan penisnya ke dalam vagina istriku, pasti penis Josua akan memaksa mulut vaginanya meregang sampai melebihi batas normal. Dan tidak ada keraguan dalam diriku bahwa hal ini pasti akan membangunkan Sandra walau seberapa lelapnya ia tertidur saat itu.

Josua memandangku sejenak sebelum ia menunduk dan mengulum puting susu sebelah kanan Sandra sambil mengocok penisnya. Lalu ia membungkukkan badannya sehingga pinggangnya maju ke depan dan mulai menggesek-gesekkan penisnya ke payudara sebelah kiri. Setelah mengocok penisnya beberapa saat, lendir pelumas mulai keluar dari ujung penisnya. Josua mengolesi cairan itu ke seluruh bulatan payudara dan puting susu Sandra dengan cara menggesek-gesekkan kepala penis itu ke payudara kirinya. Setelah menyuruh Lilo bergeser sedikit, aku menarik turun kain selimut sampai melewati ujung kakinya. Kini kami dapat melihat bulu-bulu halus kemaluannya yang masih tertutup oleh celana dalam semi transparan itu. Lilo menjamah kaki Sandra lalu mengelus-elusnya dari bawah bergerak ke atas semakin mendekat ke selangkangan Sandra sambil terus mengocok penisnya.

Hal ini merebut perhatian Josua. Ia kini menonton aksi Lilo sambil terus mengolesi payudara Sandra dengan cairan pelumas yang terus keluar dari penisnya. Rabaan Lilo akhirnya mencapai bagian atas paha Sandra. Ia membelai jari-jarinya ke bibir vagina istriku yang masih dilapisi kain celana dalamnya. Setelah Lilo membelai naik dan turun ke sepanjang bibir vaginanya, pinggul Sandra mulai bergoyang maju mundur walau hanya sedikit. Dan itu merupakan pergerakan Sandra yang pertama sejak semua ini dimulai (selain gerakan menjilat bibirnya tadi). Aku semakin bersemangat. Dengan lembut aku mengangkat tubuh Sandra sehingga aku dapat melepaskan celana dalamnya, pertama ke sebelah kiri lalu ke sebelah kanan. Setelah dapat menarik celana dalamnya sampai ke setengah pahanya, segera aku menarik celana itu sampai lepas dari kakinya. Sandra kini telanjang bulat di hadapan dua pria yang sudah dikuasai nafsu birahi. Melihat istriku yang cantik terbaring tanpa mengenakan busana di hadapan Lilo dan Josua sementara mereka meraba, menggesek dan menjelajahi setiap jenjang tubuh istriku, membuatku hampir meledak. Lilo menggeser kaki kiri Sandra sehingga keluar dari sisi ranjang lalu menyelinap ke antara pahanya dan dengan jari-jarinya mulai menjelajahi vagina Sandra yang rapat. Awalnya masih dengan hati-hati, dengan menggunakan ibu jarinya, Lilo mengusap-usap bibir vagina istriku dengan wajahnya hanya terpaut beberapa senti dari liang kewanitaannya.

Kemudian Lilo memegang klitoris Sandra dengan ibu jari dan telunjuknya lalu memilinnya dengan lembut. Hal ini membuat Sandra mendesah dan menggeliat-geliat sehingga membawa kakinya ke pundak Lilo. Josua sambil menggesek-gesekkan batang penisnya ke kedua payudara Sandra juga meremas-remas payudara itu, menonton aksi Lilo di antara paha Sandra. Ketika perhatianku kembali kepada Lilo, ia sudah menggantikan jari-jarinya dengan lidahnya! Dengan lembut Lilo meletakkan salah satu jarinya ke liang kewanitaannya. Ia menahannya di sana beberapa saat sampai cairan vagina Sandra membasahi jari itu. Baru setelah itu ia menusukkan jari itu dengan perlahan masuk ke dalam vagina istriku. Sandra tersengal dan kedua kakinya dikaitkan di sekeliling kepala Lilo. Tanpa putus semangat, Lilo meneruskan serangannya dengan menggunakan lidah dan jarinya pada vagina istriku.

Tidak ada pria lain mana pun yang pernah melakukan hal ini terhadap Sandra selain dari diriku. Berdiri di antara Lilo dan Josua, aku langsung melepaskan celanaku dan mulai mengocok penisku sementara mereka menggarap istriku. Tiba-tiba Josua berpindah posisi dan dengan perlahan menarik bahu Lilo. Lilo memandang wajah Josua sejenak lalu pandangannya turun ke penis besarnya yang terarah tepat langsung ke mulut bibir kewanitaan Sandra. Lilo mundur mengijinkan Josua mengambil tempatnya yang langsung mengolesi kepala penisnya ke sepanjang bibir vagina istriku. Aku dapat melihat cairan pelumas yang keluar dari penisnya membasahi vagina dan bulu-bulu kemaluannya.

Aku terpekur dan tidak bisa bergerak sama sekali. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku tahu bahwa Josua hendak menyetubuhi istriku dengan penis raksasanya, namun bukan hal itu yang meresahkan aku. Jauh dalam lubuk hatiku sebenarnya inilah yang aku inginkan dan yang sudah aku rencanakan. Akan tetapi aku tahu pasti bahwa Sandra akan terbangun begitu penis itu memasuki tubuhnya. Terlebih lagi aku baru menyadari bahwa diafragma (alat KB) Sandra tergeletak di atas meja. Biasanya, ia memakai diafragmanya ketika ia tahu kami berniat untuk melakukan ‘sesuatu’, bahkan jika ia pergi tidur sebelum aku tidur. Namun malam itu, aku rasa ia sudah mabuk sehingga lupa memakainya. Gambaran adegan pria berkulit gelap ini menyemprotkan air maninya ke dalam liang vagina istriku yang tidak dilindungi alat KB, memicu sesuatu dalam diriku walau sebenarnya aku INGIN melihat Josua menumpahkan spermanya ke dalam vagina Sandra. Aku sudah tidak dapat mengontrol keinginanku untuk melihat hal ini. Boleh dibilang aku memang sudah kehilangan kontrol atas situasi ini. Setelah membalur kepala penisnya dengan cairan yang keluar dari vagina Sandra, Josua menaruh kepala penis itu di depan mulut bibir vagina istriku lalu… menekannya masuk.

Dengan perlahan kepala penis itu mulai menghilang dari balik bibir vagina itu. Bibir vagina istriku meregang dengan ketat sehingga mencegah kepala penis itu masuk lebih dalam. Masih dalam keadaan terlelap, Sandra membuka mulutnya saat ia tersengal begitu merasakan sedikit rasa perih pada selangkangannya. Aku berpikir: Jika hanya kepala penisnya yang baru masuk saja sudah membuat istriku kesakitan, apa jadinya saat Josua mencoba untuk menghujamkan seluruh batang penis itu ke dalam tubuhnya? Tapi untunglah Josua bersikap lembut dalam serangan awal pada vagina Sandra. Dengan selembut mungkin dan dalam kondisinya yang sudah sangat terangsang, Josua menggoyangkan pantatnya dalam gerakan maju mundur yang pendek-pendek sehingga membuat bibir vagina istriku lebih meregang sedikit demi sedikit seiring dengan semakin mendalamnya tusukan penis itu.

Lilo kembali pindah ke depan kepala Sandra. Ia bermain-main dengan payudaranya sedang tangannya yang lain mengocok penisnya di atas wajah Sandra. Sesekali Lilo membungkuk dan dengan lembut mencium bibir istriku yang sedikit terbuka itu, menjulurkan lidahnya sedikit masuk ke dalam mulutnya sementara terus meremas-remas payudaranya sambil mengocok penisnya. Saat lidah Lilo menyentuh lidahnya, dengan gerak refleks Sandra menutup bibirnya sedikit sehingga bibirnya membungkus lidah Lilo. Dengan segera Lilo menarik wajahnya ke belakang lalu menyodorkan kepala penisnya masuk sedikit ke dalam bibir Sandra yang agak terbuka. Seperti sedang bermimpi erotis, Sandra mulai mengecup ujung kepala penis Lilo. Aku mendengar Lilo mengerang saat aku mendengar suara menyedot keluar dari bibir sandra

Perhatianku kembali kepada usaha penerobosan Josua terhadap tubuh istriku. Saat ini sudah sekitar 5 cm dari penisnya masuk ke dalam vagina Sandra dan bagian yang paling tebal dari penisnya hampir masuk ke dalamnya.
Tiba-tiba, seakan pembatas yang menghalangi penis itu masuk lebih dalam lenyap dalam sekejap, bagian penis yang paling tebal itu langsung masuk ke liang kewanitaan Sandra. Josua mulai menggenjot panggulnya dengan serius. Ia baru saja memasukkan 2/3 dari penisnya saat tiba-tiba…… SANDRA TERBANGUN!

Mula-mula kedua mata istriku melotot lalu ia tersengal dan mengeluarkan penis Lilo dari mulutnya sementara ia merasakan vaginanya meregang sampai batas maksimal. Kami bertiga diam membeku saat orientasi Sandra yang baru terbangun sedikit demi sedikit terkumpul dan pada akhirnya Sandra tersadar sepenuhnya akan apa yang sedang terjadi. Pandangannya berpindah dari penis Lilo yang menggantung di depan bibirnya lalu ke Josua yang penisnya sudah masuk ke dalam vaginanya. Tiba-tiba, yang benar-benar membuatku terkejut, Sandra melingkarkan kedua kakinya ke pantat Josua lalu menekankan tubuh Josua agar penisnya terbenam semakin dalam pada vaginanya. Sandra mengerang saat penis itu masuk 4 cm lebih dalam. Sudah sebagian besar dari batang penis itu masuk ke dalam tubuhnya dan dalam tiap hentakan, penis itu menerobos semakin dalam. Lilo menaruh kepala penisnya di bibir Sandra dan sekali lagi Sandra mulai menghisapi kepala penis itu. Namun konsentrasinya jatuh pada penis Josua yang meregang bibir vaginanya sampai batas yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya.

Setiap kali Sandra hendak menghisap kepala penis Lilo, Josua menancapkan penisnya lebih dalam yang membuatnya terhenti sejenak dengan desahan yang keluar dari mulutnya. Aku mulai mengocok penisku dengan lebih cepat ketika aku melihat Josua menghujamkan seluruh batang penisnya ke dalam Sandra. Bibir vaginanya ikut tertarik ke dalam seiring dengan masuknya penis itu. Dan saat Josua menarik penisnya keluar, cairan cinta Sandra terlihat membasahi batang penis itu dan bagian dalam vaginanya terlihat ikut tertarik keluar seperti saat kita menarik keluar jari-jari kita dari dalam sarung tangan. Dalam waktu singkat Sandra berorgasme dengan KUAT! Penis Lilo terlepas bebas dari mulutnya saat ia melenguh dengan kuat, “OOOOHHHHHHhhhh…..!” Seluruh tubuhnya mengejang sementara gelombang demi gelombang orgasme menyapu seluruh tubuhnya dan tiap kali teriakannya semakin kencang secara orgasmenya berlanjut dan semakin menguat. Getararan-getaran dalam vagina istriku yang membungkus rapat penisnya akhirnya membuat Josua mencapai klimaksnya. Suara erangannya terdengar keluar dari dalam mulut Josua sementara ia menghujamkan penisnya dengan keras sekali lagi lalu memuntahkan cairan sperma jauh di dalam vagina Sandra. Erangan dan desahan mereka bercampur seiring dengan klimaks mereka yang akhirnya mereda juga. Cairan sperma yang terlihat seperti gumpalan besar meleleh saat Josua menarik penisnya dari dalam vagina istriku.

Dengan Sandra masih tergeletak lemas di atas ranjang, Lilo segera melompat ke antara kaki Sandra. Ia mengoles-oleskan penisnya ke vagina istriku yang basah oleh sperma Josua dan cairannya sendiri. Lalu dengan mudah Lilo memasukkan penisnya ke dalam vagina Sandra yang sudah meregang melebihi batas itu. Setelah beberapa genjotan, Lilo menarik penisnya dan mengarahkan ke lubang anus istriku. Bahkan aku pun belum pernah memasukkan penisku lewat pintu belakang. Aku menduga-duga apakah istriku akan menghentikan perbuatan Lilo.

Ternyata Sandra tidak memberikan perlawanan sedikitpun, namun demikian saat penis Lilo masuk setengahnya ke dalam liang duburnya, Sandra meringis kesakitan. Tak lama setelah itu, otot-otot duburnya mulai rileks dan Sandra mulai menggenjot pantatnya sehingga penis Lilo masuk sepenuhnya ke dalam anusnya. Josua berpindah ke dekat wajah Sandra. Ia memegang penisnya yang penuh dengan cairan sperma bercampur cairan cinta dari vaginanya di atas mulutnya. Dengan lembut Sandra membersihkan cairan itu dengan mulutnya dan sesekali memasukkan penis yang sudah melemas itu sejauh yang ia bisa ke dalam mulutnya. Walau sudah melembek, penis Josua tak kurang dari 18 cm panjangnya dan Sandra mampu menelan sampai sekitar 15 cm sementara Lilo memompa anusnya yang masih perawan. Suara erangan Lilo semakin membesar saat aku mengangkangi dada istriku dan menekan kedua payudaranya ke penisku yang sudah berdenyut-denyut. Dan aku mulai menggoyang-goyangkan pinggangku.

Sandra mengeluarkan penis Josua dari mulutnya dan mulai menjilati kepala penis itu sambil memain-mainkan penis dan buah zakarnya yang licin. Baru saja aku hendak memuntahkan spermaku ke atas dada dan wajah Sandra, aku mendengar Lilo mengerang untuk yang terakhir kalinya saat ia mengosongkan muatannya ke dalam pantat istriku. Hal ini membuatku mencapai klimaks dan menyemburkan cairanku ke dada Sandra. Secepat kilat aku meyodorkan penisku masuk ke dalam mulut istriku dan ia mulai menyedot seluruh semburan sperma yang masih tersisa. Sandra terus mengulum penisku yang melembek sementara aku terkulai lemas. Aku menoleh ke belakang melihat Lilo menarik penisnya dari dalam anus istriku dengan suara yang basah, “Thllrrrpp!” Lilo yang pertama kali mengeluarkan suara, “Gilaaaaa, man! Enak beneerrrr!” Aku hanya dapat menghela nafas begitu aku terkulai di samping Sandra. Sandra tersenyum kepadaku dengan wajah nakal dan imutnya. Sambil masih bermain-main dengan penis Josua yang besar itu,

Sandra berkata dengan pelan, “Elu bener-bener penuh kejutan, yah!”
“Bukan cuma gue, tuh,” jawabku, “Kelihatannya elu juga penuh kejutan!”
tia
Wednesday, May 27, 2009 1:18 AM
Tia Mahasiswi Gila Seks. Cerita ini berkisah tentang pengalamanku dengan seorang mahasiswi desain yang kebetulan menjadi tetangga kosanku. Oya Namaku adalah wawan, berumur 23 tahun, aku mempunyai tubuh yang atletis sehingga banyak cewe? yang ingin jadi pacarku, namun aku belum mau terikat sama pacar, aku masih mau bebas menikmati masa muda…statusku adalah mahasiswa disalah-satu PTN dikotaku.

Hari ini adalah hari senin, jadwal kampusku padat sekali sehingga pagi-pagi aku sudah bangun dan bersiap kekampus, o-i-a aku tinggal in the kost…tempat kost ku dilantai 1 sementara dilantai dua adalah tempat kost cewe?..
selesai mandi aku langsung berpakaian kemudian ngopi sambil merokok. Ketika aku sedang nongkrong didepan kamarku turun seoarang laki-laki dari lantai dua, dia tidak menegurku dan langsung lewat didepanku begitu saja..dalam hatiku berkata ?sombong banget nih cowo?..?pasti habis ambil jatah ama tia?…
Yang lewat tadi adalah pacarnya tia, cewe? yang ngekost diatas..tia memang cantik..tinggi, putih dan bodynya padat..pagi itu aku gue langsung konak ingat tia, sempat terlintas untuk ML dengannya.
Sesampainya di kampus Erik langsung menghampiriku, erik adalah teman seperjuanganku, biasa dalam hal berburu kenikmatan sesaat,
?wan, gimana kalau ntar malam kita berburu lagi, udah lama nih nggak pernah diasah? erik berkata sambil tersenyum,
?akh aku lagi ada proyek rik, nanti aja klu sdh selesai, baru kita berburu lagi, tempatnya terserah kamu deh? balasku sambil berlalu..
Sebenarnya aku masih kepikiran sama Tia…maka akupun menyusun rencana untuk ntar malam..
Untuk diketahui sebenarnya keinginan untuk ML itu nggak muncul begitu saja, ini karena kejadian beberapa malam yang lalu, saat itu suasana tempat kost lagi sunyi, akupun iseng naik ke lantai dua untuk minjam buku, sesampainya di depan kamar tia, terdengar eluhan-eluhan nikmat…nalurikupun segera menuntun untuk melihat yang terjadi di dalam, kebetulan sedikit ada celah di balik kaca nako jendelanya..wah ternyata si Tia lagi dientot ama pacarnya? sehingga niatku untuk meminjam buku tidak jadi.
Malam harinya aku pun menyusun rencana……
Malam itu kira-kira pukul 9 malam suasana di kostku lagi sepi, orang disamping kamarku lagi keluar cari tugas diwarnet. Aku pun berfikir inilah saatnya untuk bercinta sama tia..otakku sudah dditutupi oleh nafsu birahi yang tinggi..
Akupun naik keatas kekamar tia, kebetulan kamarnya terbuka, kulihat tia sedang mengerjakan tugas, dia terlihat seksi menggunakan sarung bali dan tanktop.
?Hi..lagi ngapain nih?? tanyaku..
?biasa kerja tugas, kenapa wan lu mau minjam buku lagi..?
?nggak..gue cuman bete dibawah kaga ada orang makanya gue naik..nggak mengganggu kan??
?nggak kok, kebetulan nih gue lagi bikin tugas di corel, lu bantuin gue ya, lu kan jago corel..?
?beres bos..?jawabku ?mana yang lainnya kok sepi banget?
?yeny ada tuh dikamarnya sama cowo?nya,, kayanya lagi asyik..? jawab tia sambil tersenyum
?eh gimana bikin lay out iklan yang baguswan, lu ajarin gue donk?
Akupun mengambil alih komputer sehingga tia kini duduk dibelakangku..
?Wan lu bikinin yang meriah iklannya ya. Kalo bisa ini warnanya lu rubah biar kontras? sambil tia menujuk pada monitor sehingga toketnya menempel di punggungku..
?beres bos..? konsentrasi kupun hilang..yang ada hanya nafsu sementara senjataku sudah mulai tegang…akupun mulai merencanakan sesuatu..
?tia tutup donk pintunya dingin banget nih ntar gue sakit tipes lagi gara-gara batuin lu.?
?Ga usah deh wan..ga enak masa kita berdua dalam kamar..lu kan bukan pacar gue..?
?makanya lu jangan berfikiran kotor terus donk, masa lu ngga percaya ama gue, emangnya lu mau gue apain????
?oke deh, tapi lu jangan macem-macem ya, just kerjain tugas gue tuh..?
Tia pun menutup pintu kamarnya, kemudian duduk kembali disampingku.
Nyali ku agak ciut karena ternyata tia bukan cewe? gampangan baru disuruh tutup pintu aja susah banget gimana kalo gue suruh buka baju bisa teriak nanti. Aku pun berencana mengurungkan niat ku karena takut kalo nanti tia teriak..
Kukerjakan tugasnya sementara sesekali tia menunjuk monitar jika ada yang salah dan toketnya menempel dipunggungku..
Waktu sudah pukul 10 malam nampaknya tia sudah mulai ngantuk di pun menyandarkan kepalanya dibahuku..
?pinjam bahu lu ya..leher gue pegel nih.. wan matiin lagunya udah malem nih..? akupun mematikan winamp dikomputer..
suasana dikamar kini sangat hening namun tiba-tiba terdengar suara rintihan nikmat dari kamar sebelah, dan kami pun saling berpandangan..
?diapain tuh yeni ama pacarnya?? tanyaku pura-pura bego
?biasa…lu kaya kaga? tau aja wan?
Akupun mulai konak sementara tia kambali bersandar dibahuku..
Suara rintihan yeni semakin lama semakin terlihat nikmat dan tanpa kusadari nafas tia kini mulai tidak teratur..wah lagi konak nih cewe? ini kesmpatan gue pikirku dalam hati..akupun bersiap-siap menunggu waktu yang tepat..kuperhatikan tia duduknya mulai gelisah..aku pun berbalik dan memegang tangannya dan langsung melumat bibirnya…tia tampak terkejut dan mendorongku namun langsung kudekap erat-erat tubuhnya sehingga dia tidak bisa bergerak..
?lu apa-apaan sih, dia pun mendorong tubuhku dengan kuat sehingga pelukan ku pun terlepas…?
?sory tia…gue kelepasan…abiz gue konak dengar suara yeny dari sebelah…?
?sory banget yaach? aku pun memohon sama tia
Tia pun pun hanya diam menatapku dan kemudian mengangguk..
Oh..syukurlah tia mau maafin gue..gue takut dia melapor di ibu kost bisa diusir gue..
?lu tidur aja biar tugas lu gue yang selesaikan, gue janji ga bakal ngapa-ngapain lu..?
Tia masih terdiam nampaknya dia bingung harus ngapain…
Akupun kembali mengerjakan tugasnya tia yang tinggal sedikit..
10 menit kemudian tugasnya tia udah selesai..
?tugas lu udah selesai..gue turun ya..sory tadi gue khilaf banget..?
Aku pun berdiri dan keluar dari kamar..tiba-tiba tia memanggilku..
?wan thanks ya..sory tadi gue gu dorong lu terlalu keras..?
?ga papa..gue cabut dulu ya..?
Aku pun kembali kekamar ku menahan konak..kemudian karena terlalu konak akupun onani dikamar dibantu koleksi film bokep ku dikomputer..setelah onani tiba-tiba hpku berbunyi tanda ada sms..teryata dari tia..akupun langsung baca isi sms itu.
?wan lu kekamar donk sekarang, ada yang mau gue kasih?
Wow pucuk dicinta ulam pun tiba pikirku dalam hati..ternyata tia juga konak nih..pasti dia mau ngajak gue ML.
Akupun langsung naik kekamar tia ditangga aku berpapasan sama yeny dengan pacarnya. Kayanya pacarnya udah mau pulang, sampai didepan kamar tia kuketuk pintunya.
?masuk aja ga dikunci kok jawab tia dari dalam…?
Aku pun masuk kedalam dan kulihat tia sedang barbaring dikasurnya sementara sarung balinya agak terangkat sehingga pahanya yang putih terlihat…kututup pintu dan langsung ku cium bibirnya tia..dan tia mendorongku..
?eit sabar dulu donk..lu udah konak banget ya…sebenarnya tadi gue juga konak tapi gara-gara lu tiba tiba brutal gue jadi takut tau..? ?tapi lu janji jangan bilang siapa-siapa yah apalagi ama pacar gue?
?beres sayang? dan langsung kulumat bibirnya..tia pun membalas dengan memainkan lidahnya,,sesekali dia menghisap lidahku..kini tangan ku mulai memainkan toketnya, dan mulai menciumi lehernya
?sshhh..uhfff..terus wan..enak banget wan..?
Kumasukkan tangan ku kedalam tank tonktopnya dan ternyata dia sudah tidak pake bh..kuremas-remas kedua bukit kembarnya..tia nampak sangat menikmatinya..tangannya mengelus-elus kepalaku dan mulutnya mengeluarkan desahan desahan kenikmatan….
Kini kulepaskan tanktop serta sarung balinya dan kini tia telah bugil karena dia juga sudah tidak mngenakan cd..
Tia pun juga melepaskan baju dan celana pendek serta cd ku…
?wow gede banget punya lu wan ga muat nih masuk memek gue? tia pun mengelus-ngelus kontholku.
?lebih gede mana konthol gue atau konthol pacar mu tia? tanyaku
?konthol lu jauh lebih gede, tapi gue takut ntar memek gue jadi longgar, pokoknya ini yang pertama dan terakhir wan ya, soalnya gue kasian tadi liat lu udah konak banget, pasti bawaannya ga enak kan? sementara tangannya tia masih mengelus-elus konthol ku, ?bisa longgar memek gue nih kalo tiap hari dimasukin rudal kaya gini?
?oke deh gue ga bakal minta lagi tapi kalo ntar lu pengen lagi sms aja..?
Tia pun tersenyum dan langsung melumat bibir ku….aku pun membalas dengan hangat dan kumainkan klitorisnya dengan jari-jariku…
Shhh…uhffff..
Kini kujilat puting susunya yang berwarna pink..
Shhh…oh..ouchhh enak banget wan terus wan gue ga tahan nih…
Kini kepalaku turun kearah perutnya dan tangannya tia mendorong kepalaku supaya lebih turun ke bawah. Kuturunkan kepalaku arah vaginannya, jembut nya gondrong..kayanya ngga pernah dicukur namun vaginya sangat harum sehingga birahi ku tambah meningkat dan kumudian ku mainkan klitorisnya dengan lidahku…
?Ouh…uhff…..enak banget wan lidah lu enak banget..terusin wan puasin aku malam ini? suara tia mulai meracau…
Aku pun menegurnya
?jangan terlalu ribut ntar kedengeran ama anak2 disebelah…?
?ga ada orang kok cuman yeny yang ada, yang lainnya lagi pada pulang kampung, biarin aja yeny dengar siapa suruh tadi juga ribut..?
?lanjutin lagi wan lidah lu enak banget..?
Aku pun melanjutan memainkan klitorisnya tia dan jariku memainkan bibir vaginanya.. ?uhfff..enak banget nih wan gue ngga tahan ….?
Akupun semakin liar memainkan lidah ku kadang kumasukkan kedalam lubag vaginanya….tia pun kadang menjambak rambut ku menahan nikmat..
?wan gue ga tahan nih gue meu keluar….terus wan ouhhh…..gue sampe wan….uhffffff?
?cairan kenikmatan keluar dari lubang vaginanya dan aku pu terus menjilatnya sampai bersih…?
Gila kamu wan ternyata lu hebat banget…bisa ketagihan gue…
Akun pun maju kedepan sehingga konthol ku kini berada didepan bibirnya..
?ogah ah wan..gue ga mau isep konthol lu..konthol pacar gue aja ga pernah gue isep…gue jijik?
Namun aku tidak memperdulikkannya karena birahiku sudah memuncak..kutarik kepalanya sehingga konthol ku kini menempel dibibirnya..kupaksa masuk sehingga mulutnya tia kini mulai terbuka. Kudorong pelan pelan dan nampaknya kini tia mulai menikmatinya dia membuka mulutnya sehingga kotolku masuk setengah..
Tia pun mengulumnya. mulutnya memompa konthol ku…
?Ouhhh nikmat banget tia,…terusin isep yang kuat konthol gue….?
tia pun melepaskan kontholku dan menuruhku berbaring…
?lu baring aja wan biar gue isep, ternyata konthollu enak banget?
Kini tia asik mengulum kontholku dengan ganasnya dan tangannya memainkan biji pelirku..
?ouhh..tia enak banget sayang….terus…kocok terus konthol gue pake mulut lu…?
Lagi asik tia mengulum kontholku tiba-tiba pintu kamar dibuka…
Kamipun terkejut..ternyata yeny…
Gue boleh ikutan ngga? gua konak banget nih denger suara lu tia…pacar gue udah pulang tapi gue ngga puas abis dia cepet banget keluar…
?gabung aja, wawan juga kayanya kuat kok muasin kita berdua..kunci pintunya ntar ada yang ganggu? tia langsung menyuruh masuk yeny..
Yeny pun langsung masuk dan melepas dasternya dan langsug bugil karena tidak pake cd dan bh…
Wow tubuh yenny ngga kalah baguss ama tia, putih, bersih n toketnya gede banget mungkin terlalu sering digunakan sama pacarnya kali.
Tia pun melanjutkan mengulum kontholku dan yeny langsung melumat bibirku..
Gila niatnya mau mempekosa kok malah gue yang diperkosa, ama dua cewe cantik lagi..
Yeny turun ke dadaku dan menjilati puting ku..
Ouh..nikmat banget..lu berdua emang jagooo. Terus sayang i love it….kini yeny turun keselangkangan ku dan bergantian mengulum kontholku sama tia..
Sungguh sahabat yang serasi saling berbagi konthol……
Kini tia menghadapkan memeknya ke mulutku..
?sekarang lu makan nih memek gue….?
Tia pun mendorong memeknya kemulutku dan aku pun langsung menjulurkan lidahku…
Tia pun terus memompa semetara yeny teru asyik mengulum kontholku….
Kira-kira sepuluh menit kami saling ber-oral seks…
Aku pun membaringkan tia di kasur semantara yeny duduk sambil memainkan jari di memeknya…
?wan jangan lu tumpain didalem ya..gue lagi masa subur nih..?
?Tenang aja sayang?
Aku pun memainkan kontholku di bibir vaginanya….
?shhhh..ouhhh masukin wan gue ga tahan nih……?
Akupun memasukkan kontholku pelan-pelan…agak susah karena kontholku lumayan besar (18cm) walaupun vaginanya tia sudah sangat becek…
?dorong yang dalem wan konthollu enak banget terus wan…?
Bles…. kontholku masuk semua kedalam memeknya tia…
Aku pun mulai memompa kontholku…
?ouh..hhshhhh…uhfff..terus wan entot teru memek gue….?
?enak kan konthol gue…mana lebih enak konthol gue atau kontholnya pacar lu?
?konthol lu lebih enak sayang…gede banget…terus sayang entot terus, tusuk yang dalem memek gue…?
Sementara yeny kini mulai menjilati puting susunya tia sambil meremas remasnya..
Tia mulai bergerak tidak teraturr menahan nikmat…sementara tangangku asyik bermain fucking finger di memek nya yeny…
?Terus sayang aku mau keluar nihh….entot terus memek gue terusssssssss…ouhhhh…gue sampe wan..?
konthol ku serasa dijepit dan kemudian terasa hangat karena cairan kenikmatannnya tia.. akupun terus memompa memeknya tia yang sudah sangat becek…
Clep..clep…clep..terdengar bunyi dari memeknya tia yang terus ku pompa..sementara yeny kini mengelus-elus dadaku yang penuh keringat…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar